Bilangan Real LANDASAN TEORI

melalui perbuatan dan sikap, yang dikembangkan dengan mempelajari mata pelajaran, dan lazimnya dinyatakan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Dengan demikian belajar matematika itu senantiasa merupakan perubahan-perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan memanipulasi obyek. Selain itu belajar matematika akan lebih baik kalau siswa mengalami atau melakukan praktek latihan jadi tidak bersifat verbalitastik.

D. Bilangan Real

1. Sistem Bilangan Real Bilangan adalah alat bantu untuk menghitung dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pengetahuan tentang bilangan harus diketahui oleh setiap orang. Bilangan yang paling sederhana diantara semua bilangan adalah bilangan asli natural number. Menurut Varberg, dkk 2010: 2, skema bilangan sebagai berikut: gambar 1: Skema Bilangan Bilangan real Bilangan rasional Bilangan bulat Bilangan asli PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari skema diatas, kita dapat membedakan macam-macam bilangan antara lain sebagai berikut. a Bilangan kompleks yaitu tingkatan bilangan yang paling tinggi. Terdiri dari dua bilangan yaitu bilangan real nyata dan bilangan imajiner khayal. b Bilangan imajiner yaitu bilangan yang diperoleh dari akar bilangan negatif. Misalnya, √ ditulis 3i, atau √ ditulis 5i dengan i =√ c Bilangan rasional yaitu bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk dengan dan bilangan bulat serta d Bilangan irasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dari dua bilangan bulat. e Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, nol, bilangan bulat negatif. f Bilangan prima yaitu bilangan yang hanya mempunyai tepat dua faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan prima, dan bilangan komposit, diuraikan sebagai berikut. a Himpunan bilangan asli = {1, 2, 3,…} b Himpunan bilangan cacah = {0, 1, 2,…} c Himpunan bilangan bulat = {…,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,…} d Himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, 11,…} e Himpunan bilangan komposit = {4, 6, 8, 9,…} PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bilangan real dalam matematika menyatakan bilangan yang biasa dituliskan dalam bentuk himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, 4,..}, himpunan bilangan cacah {0, 1, 2, 3, 4,…}, himpunan bilangan bulat = {…,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,…}, himpunan bilangan rasional = { dan himpunan bilangan irasional dinyatakan dalam bentuk bilangan desimal yang tidak berulang misalnya √ 2. Operasi pada Bilangan Real Operasi penjumlahan dan pengurangan pada Bilangan Real Sifat-sifat pada operasi penjumlahan bilangan real menurut Kasmina, dkk2008: 4, sebagai berikut. Untuk a, b, c a Komutatif : b Asosiatif : c Memiliki elemen identitas penjumlahan yaitu 0, sehingga d Memiliki invers penjumlahan, invers penjumlahan dari adalah , sehingga Untuk penjumlahan dan pengurangan pada bilangan pecahan berlaku: a + = atau – = dengan b + = atau – = , dengan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Atau dengan cara menyamakan penyebut dari pecahan-pecahan tersebut terlebih dahulu, yakni dengan mencari Kelipatan Persekutuan Terbesar KPK dari penyebut tersebut. Operasi Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Real Sifat-sifat pada operasi perkalian bilangan real sebagai berikut : a Komutatif : b Asosiatif : c Memiliki elemen identitas perkalian yaitu sehingga d Memiliki invers perkalian, untuk setiap , ≠ 0, dengan disebut invers perkalian dari . Pada perkalian dan pembagian bilangan real berlaku: Perkalian dan pembagian pada pecahan berlaku: 3. Konversi Bilangan Konversi didefinisikan sebagai suatu proses sistem bilangan dengan basis tertentu akan dijadikan bilangan dengan basis yang lain. Konversi pada bilangan, misalnya pecahan, berarti mengubah pecahan tersebut dalam bentuk persen, desimal, atau bentuk lain. Pada bahasan ini kita akan mempelajari konversi bilangan pecahan, desimal, dan persen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Mengkonversikan Pecahan ke Persen dan Sebaliknya Pecahan dapat dikonversikan menjadi persen dengan cara mengalikan dengan 100 . Sebaliknya, bilangan persen dikonversikan menjadi pecahan dengan cara mengubahnya menjadi pecahan biasa kemudian disederhanakan. 4. Perbandingan Kita dapat membuat perbandingan dari dua besaran yang sejenis, misalnya: panjang dan lebar dari suatu bangun. Hasil bagi dari kedua bilangan tersebut merupakan bilangan sederhana, yaitu berbentuk atau dengan dan merupakan bilangan asli. Ada dua jenis perbandingan, yaitu perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. Perbandingan Senilai Suatu perbandingan disebut perbandingan senilai jika dua perbandingan mempunyai nilai yang sama. atau Perbandingan Berbalik Nilai Disebut perbandingan berbalik nilai jika dua perbandingan mempunyai nilai saling berkebalikan. atau 5. Skala Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang teknik maupun bangunan atau konstruksi, skala selalu digunakan untuk mendesain gambar dengan maksud untuk memudahkan dalam membaca ataupun merekayasa rencana gambar sebelum gambar tersebut dibuat benda atau bangun aslinya. Skala ialah bentuk perbandingan senilai dari ukuran suatu besaran nyata. Jika kita membaca suatu peta, maka disana akan tertulis skala peta tersebut. Misalnya tertulis 1 : 200.000, artinya 1 cm pada peta tersebut sama dengan 200.000 cm pada jarak sebenarnya. Untuk menuliskan skala dari dua besaran yang tidak sejenis maka satuan dari dua besaran tersebut tetap dituliskan, misal dalam ilmu gaya atau dalam ilmu fisika maka besaran gaya diasosiasikan dengan ukuran sentimeter. Sebagai contoh, 1 cm mewakili 100 Newton maka ditulis 1 cm : 100 N. 6. Aplikasi Bilangan Real Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan konsep sistem bilangan real untuk menyelesaikan permasalahan. Contoh: Keuntungan yang diperoleh dalam suatu usaha perdagangan, komoditas tertentu adalah Rp 200.000,00. Jika harga penjualan komoditas tersebut Rp 5.200.000,00. a. Berapakah harga pembeliannya? b. Presentase keuntungannya?

E. Pembelajaran Matematika

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Minat belajar siswa pada pembelajaran sastra dengan metode demonstrasi di kelas X Madrasah Aliyah Negeri XI Jakarta

0 8 109

Penggunaan alat peraga mobil garis bilangan terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada materi bilangan

9 70 176

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengembangan media pembelajaran matematika basis android pada materi peluang untuk siswa SMK

9 25 198

Upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas iv mi darul muttaqin pada pelajaran ips materi koperasi melalui metode diskusi

4 21 107

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22