Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan program pendidikan melalui proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, faktor lingkungan, serta metode pembelajaran. Apabila faktor-faktor tersebut dapat mendukung proses pembelajaran dengan baik, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, yang akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang maksimal dan peningkatan mutu pendidikan. Faktor-faktor tersebut berlaku juga dalam keberhasilan program pendidikan untuk mata pelajaran matematika. Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya terkait oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Di sekolah, anak tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua. Hamalik 2001: 48, proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif. Interaktif yang dimaksud ialah interaktif edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keberhasilan dalam belajar siswa juga sangat dipengaruhi oleh cara atau metode mengajar yang terapkan oleh guru. Ketika metode mengajar yang diterapkan sesuai dengan kondisi kelas, maka secara tidak langsung siswa juga mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya ketika metode mengajar yang diterapkan oleh guru tidak sesuai kondisi kelas maka siswa sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru. Salah satu metode belajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok dapat membuat siswa semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Karena pada kenyataannya, pembelajaran matematika cenderung dilakukan dalam bentuk pembelajaran konvensional yang dominan menggunakan metode ceramah oleh guru. Pembelajaran dengan metode ceramah bukanlah metode yang tidak baik digunakan untuk pembelajaran matematika. Namun, metode tersebut memiliki sejumlah kelemahan yang disebabkan oleh siswa yang enggan menyimak dan mencatat serta dominansi peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Akibatnya, kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran secara optimal masih kurang dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika hanya bergantung pada hafalan. Matematika baik menurut sejarah maupun melihat fakta-fakta sekarang memang memegang peran penting dalam kehidupan. Bahkan bagi generasi mudah harapan bangsa yang tak lain adalah siswa, matematika merupakan ilmu yang mempunyai keunggulan untuk membentuk pola pikir manusia. Sehingga siswa yang mempelajari matematika maupun guru sebagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengajar matematika harus dapat memberikan timbal balik yang positif, interaksi yang baik khususnya di kelas dengan harapan terwujudnya pemahaman matematika sebagai pembentuk pola pikir dan sikap manusia. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar, baik aspek terapan maupun aspek penalarannya mempunyai peranan sangat penting dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Mengingat pentingnya matematika tersebut, maka guru mempunyai peran yang sangat penting untuk mendorong dan memotivasi siswa agar lebih menyukai matematika. Seorang guru yang memiliki kompotensi kurang baik maka dapat mengakibatkan siswa kurang menyukai pelajaran tertentu, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar yang menurun, hal ini berdasarkan pengalaman beberapa anak yang kurang menyukai pelajaran matematika di sekolah. Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa, dari lingkungan, dan dari proses pembelajaran matematika itu sendiri. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi belajar matematika. Pengertian motivasi menurut Donald dalam Sardiman, 2007: 73, adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Siswa yang mempunyai motivasi belajar baik akan berusaha untuk berasil dalam belajar, dan sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi belajar yang kurang baik akan merasa enggan untuk berusaha agar berhasil dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Motivasi timbul bila siswa sendiri timbul ikut menentukan kegiatan-kegiatan dalam batas kesanggupannya. Seorang guru matematika juga harus mempunyai kemampuan untuk menjadi motivator siswanya dalam belajar matematika. Ketika seorang guru mampu menjadi motivator yang baik agar siswanya mempunyai kemauan untuk belajar. Cara yang digunakan guru untuk memotivasi siswa agar mau belajar matematika. Ketika siswa termotivasi dalam belajar matematika, maka secara tidak langsung siswa tersebut semakin menyukai matematika dan bisa menyebabkan hasil belajar siswa yang baik juga. Cara yang digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa agar mereka mau mempelajari matematika tampaknya tergantung pada karateristik guru yang diantaranya adalah hubungan antara guru dengan siswa di kelas, kepercayaan diri guru dalam menggunakan stimuli yang berasal dari kehidupan nyata dalam pengajaran tersebut, aksebilitas yang dimiliki guru terhadap materi yang dipilih sesuai kebutuhan siswa, penggunaan kontek- konteks yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari, dan kesadaran guru yang bersangkutan terhadap konsep atau prinsip matematika yang perlu diperoleh siswa. Pada semester tujuh bulan Agustus-November 2015, peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMK Putra Tama Bantul. Peneliti menemukan siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas. Siswa kelihatan pasif saat pembelajaran berlangsung, dan guru kebanyakan mengajar dengan ceramah di depan kelas. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan untuk belajar matematika. Selain itu, interaksi antara siswa dengan guru dan teman sekelas dalam kegiatan pembelajaran juga kurang baik. Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar jarang bertanya kepada guru atau temannya yang sudah memahami materi yang diberikan oleh guru. Situasi ini berakibat pada ketidaktahuan siswa akan kesulitan yang mereka hadapi, serta enggannya siswa berpartisipasi untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hanya beberapa siswa yang aktif saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, siswa kelas X SMK Putra Tama Bantul cenderung tidak memiliki motivasi belajar matematika dan menunjukkan siakp negatif terhadap pelajaran matematika. Hal ini terlihat dari beberapa hal seperti saat diberikan latihan soal siswa tidak mengerjakan, menyontek pekerjaan teman, berbincang-bincang dengan teman sebangku, dan bersikap acuh tak acuh. Siswa juga tidak antusias menanyakan materi yang belum dipahami, baik terhadap guru maupun teman. Ketika guru meminta siswa yang membuat keributan mengerjakan soal di papan tulis, maka siswa tersebut akan mengambil pekerjaan siswa lain untuk menyontek. Terdapat sebagian kecil siswa yang serius dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Metode diskusi patut dicoba sebagai ganti metode ceramah karena metode diskusi merupakan metode yang tepat untuk menciptakan suasana kelas yang aktif. Suryabrata dalam Dahar, 1998:187, menyatakan bahwa dibandingkan dengan metode ceramah, dalam hal retensi, proses berpikir tingkat tinggi, pengembangan sikap dan pemertahanaan motivasi, lebih baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan metode diskusi. Hal ini disebabkan metode diskusi kelompok memberikan kesempatan anak untuk lebih aktif dan memungkinkan adanya umpan balik yang bersifat langsung. Pembelajaran yang mengunakan metode diskusi kelompok merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, dan sistematis ke taraf yang lebih tinggi dalam belajar Depdiknas dalam Wahida dkk. 2015: 134. Metode diskusi juga sudah pernah diterapkan oleh peneliti pada siswa kelas X di SMK Putra Tama Bantul pada materi bilangan real. Setelah diterapkannya metode diskusi, hasil belajar siswa dan pemahaman siswa kelas X SMK Putra Tama Bantul mengalami peningkatan dari presentase kelulusan yang sebelumnya 16,67 menggunakan metode ceramah menjadi 66,67 menggunakan metode diskusi kelompok. Melihat keberhasilan penerapan metode diskusi kelompok tersebut, maka peneliti hendak mengadakan penelitian dengan metode yang sama untuk melihat bagaimana metode diskusi kelompok tersebut berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Putra Tama Bantul tahun ajaran 20162017 pada pelajaran matematika, khususnya materi bilangan real.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Minat belajar siswa pada pembelajaran sastra dengan metode demonstrasi di kelas X Madrasah Aliyah Negeri XI Jakarta

0 8 109

Penggunaan alat peraga mobil garis bilangan terhadap pemahaman konsep matematika siswa pada materi bilangan

9 70 176

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Pengembangan media pembelajaran matematika basis android pada materi peluang untuk siswa SMK

9 25 198

Upaya meningkatkan keaktifan siswa kelas iv mi darul muttaqin pada pelajaran ips materi koperasi melalui metode diskusi

4 21 107

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22