Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pembimbing peneliti menggunakan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aturan-
aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, 2.2 Menyebutkan contoh- contoh yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, 2.3 Melaksanakan aturan-
aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar. Materi yang akan diberikan cukup banyak, jadi guru menyarankan untuk membuat 2 siklus.
Siklus kedua dapat digunakan untuk melihat apakah semakin dalam materi yang diajarkan dapat meningkatkan sikap kedisiplinan. Pemilihan KD
mengenai kedisiplinan dikarenakan ketika melakukan observasi peneliti melihat siswa belum mampu mengumpulkan tugas tepat waktu dan juga kecenderungan
terlambat berangkat ke sekolah. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini di kelas III adalah materi mengenai kedisiplinan ada di kelas III. Oleh sebab itu
peneliti melakukan penelitian mengenai kedisiplinan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model paradigma pedagogi
reflektif yang sesuai dengan langkah-langkah. Peneliti menggunakan skala sikap untuk mengetahui peningkatan sikap kedisiplinan siswa yang diberikan pada akhir
siklus 1 dan 2. Peneliti merangkum perhitungan rata-rata sikap secara keseluruhan dari kondisi awal, siklus 1 dan 2 pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.13 Rata —rata Pencapaian Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III
Indikator Deskriptor Kondisi
Awal Target
Siklus 1 Siklus 2
Sikap kedisiplinan
Total keseluruhan
69,33 71,3
72,6 85,06
siswa jawaban
siswa :
jumlah siswa
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kondisi awal rata-rata siswa yang memiliki sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan masyarkat sebesar 69,33. Berdasarkan kondisi awal yang diperoleh, peneliti menentukan target pencapaian untuk rata-rata sebesar 71,3. Target yang
ditentukan tersebut juga berdasarkan tabel kriteria rata-rata yang dibuat oleh peneliti dan berpatokan pada acuan PAP tipe 1 bahwa target yang ditentukan
terdapat pada kualifikasi yang “cukup”. Apabila dilihat pada tabel diatas, kondisi awal berada dibawah target pencapaian yang sudah ditentukan dan bila dilihat
berdasarkan tabel kriteria keseluruhan rata-rata sikap kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”
Penelitian pada siklus 1 diperoleh rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan sebesar 72,6. Apabila dilihat berdasarkan tabel kriteria keseluruhan rata-rata sikap
kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil tersebut membuktikan bahwa siklus 1 telah memenuhi target yang ditentukan dan terdapat
peningkatan rata-rata keseluruhan siswa dalam memahami, menghayati, dan melaksanakan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan di lingkungan sekitar.
Penelitian siklus 2 diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan siswa sebesar 85,06. Apabila dilihat berdasarkan tabel kriteria keseluruhan sikap
kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Hasil rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan apabila dibandingkan dengan kondisi awal dan juga siklus 1
menunjukkan bahwa siklus 2 telah memenuhi target yang telah ditentukan dan terdapat peningkatan sebesar 12,46.
Jadi, pada siklus 2 ada peningkatan rata-rata keseluruhan siswa dalam memahami, menghayati, dan melaksanakan sikap kedisiplinan terhadap aturan-
aturan di lingkungan sekitar. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar dari kondisi awal ke siklus 1 dan
2 digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 4.1 Rerata keseluruhan pencapaian sikap kedisiplinan siswa kelas III
Berdasarkan grafik di atas, kondisi awal rata-rata sikap kedisiplinan siswa kelas III sebesar 69,33. Pada siklus 1, setelah peneliti selesai melakukan
69.3 72.6
85.06
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kondisi Awal Siklus 1
Siklus 2
pembelajaran PKn di kelas III menunjukkan bahwa rata-rata sikap kedisiplinan siswa kelas III menjadi 72,6. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
pada sikap kedisiplinan siswa yaitu sebesar 3,29. Pada siklus 2 setelah peneliti menyelesaikan pembelajaran PKn pada siswa kelas III kemudian peningkatan
sikap kedisiplinan pada siswa menjadi sebesar 85,06. Apabila dilihat dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 12,46. Jadi, hasil rata-rata skala sikap yang
digambarkan pada grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap aturan-aturan di lingkungan sekitar.
Peneliti juga menghitung presentasi keseluruhan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap aturan-aturam yang berlaku di lingkungan sekitar dari kondisi
awal, siklus 1 dan silklus 2. Berikut ini adalah rangkuman yang telah peneliti buat, yaitu :
Tabel 4.14 Presentase Keseluruhan Sikap Kedisiplinan Indikator
Deskriptor Kondisi
Awal Target
Siklus 1 Siklus 2
Sikap kedisilpinan
siswa Jumlah
keseluruhan siswa yang
memiliki sikap kedisiplinan
minimal cukup : jumlah siswa X
100 51,11
75 86.66
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat
sekitar sebesar 51,11. Berdasarkan kondisi awal yang diperoleh, peneliti menentukan target pencapaian sebesar 75. Target yang ditentukan juga melihat
kualifikasi pada tabel PAP tipe I. Apabila sikap kedisiplinan siswa di bawah target maka, kualifikasi sikap kedisiplinan siswa termasuk “Tidak baik”. Pada kondisi
awal, sikap kedisiplinan siswa di bawah target yang ditentukan. Penelitian pada tahap siklus 1 diperoleh hasil sikap kedisiplinan siswa
terhadap aturan-aturan sebesar 86,66. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 telah memenuhi target yang ditentukan dan apabila dibandingkan dengan kondisi awal,
siklus 1 lebih tinggi dari kondisi awal. Penelitian pada siklus 2 diperoleh hasil sikap kedisiplinan siswa terhadap
aturan-aturan sebesar 100. Terdapat perubahan atau peningkatan persentase antara siklus 1 dan siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di rumah, sekolah maupun masyarakat. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini:
Grafik 4.2 Hasil Presentase Pencapaian Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa kondisi awal sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat
sekitar sebesar 51,11. Pada siklus 1 hasil penelitian di peroleh hasil sebesar 86,66. Apabila dilihat kondisi awal presentase sikap kedisiplinan siswa terhadap
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat meningkat sebesar 35,55. Hasil penelitian pada siklus 2 diperoleh hasil 100, apabila dilihat dengan
presentase pada siklus 1 sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di mayarakat sebesar 13,34. Hasil yang diperoleh peneliti dari kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan ada peningkatan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar dan
indikator keberhasilan secara keseluruhan sudah tercapai, sehingga penelitian dapat dihentikan.
51.11 86.66
100
20 40
60 80
100 120
Kondisi Awal Siklus 1
Siklus 2
Perhitungan rerata peningkatan sikap kedisiplinan per aspek yang diamati dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dijabarkan oleh peneliti dalam bentuk
tabel di bawah ini:
Tabel 4.15 Rata-rata Sikap kedisiplinan Siswa Kelas III Per Aspek Aspek Yang Diamati Kondisi Awal
Target Siklus 1
Siklus 2
Kognitif 20,53
20,66 20,67
24,73 Afektif
17,2 19
20,06 21,8
Konatif 31,6
31,85 31,86
38,33
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek kognitif sebesar 20,53 sedangkan target pencapaian ditentukan 20,66. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada sikap kedisiplinan masih kurang karena berada di bawah target. Apabila dilihat pada tabel kriteria aspek kognitif
kedisiplinan siswa, hasil kondisi awal termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Setelah peneliti melakukan perhitungan dengan skala sikap kedisiplinan
pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 20,67. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di
lingkungan masyarakat sekitar sudah meningkat dan sudah memenuhi target yang ditentukan. Apabila dilihat pada tabel aspek kognitif kedisiplinan siswa siklus 1
termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin. Penelitian pada siklus 2 peneliti juga mekakukan perhitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil 24,73. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 karena rata-rata
angkanya semakin bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek kognitif kedisiplinan siswa, hasil dari siklus 2 termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi,
berdasarkan penjabaran hasil perhitungan rata-rata skala sikap kognitif pemahaman, terdapat peningkatan pemahaman sikap kedisiplinan terhadap
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek
afektif sebesar 17,2 sedangkan target pencapaian yang ditentukan sebesar 19. Hal ini menunjukkan bahwa penghayatan siswa pada pelaksanaan sikap kedisiplinan
masih kurang karena berada di bawah target yang sudah ditentukan. Apabila dilihat tabel kriteria aspek afektif siswa, hasil kondisi awal termasuk dalam
kualifikasi “Sangat Tidak Disiplin”. Setelah peneliti melakukan perhitungan skala sikap kedisiplinan pada siklus 1 diperoleh hasil 20,06. Hal ini menunjukkan
bahwa penghayatan siswa pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar meningkat dan sudah memenuhi target yang
ditentukan. Apabila dilihat pada tabel afektif kedisiplinan siswa. Hasil siklus 1 dalam kualifikasi “ Disiplin”. Penelitian pada siklus 2, peneliti juga melakukan
penghitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil sebesar 21,8. Hasil pengitungan ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2
karena rata-rata angkanya semakin bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek afektif termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi, berdasarkan penjabaran
hasil perhitungan rata-rata skala sikap afektif penghayatan, terdapat peningkatan penghayatan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan
sekitar.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek konatif sebesar 31,6 sedangkan target 31,70. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan sikap siswa dalam kedisiplinan masih kurang karena berada dibawah target yang sudah ditentukan. Apabila dilihat pada tabel kriteria aspek konatif
kedisiplinan siswa. Hasil kondisi awal siswa termasuk dalam kualifikasi “Cukup
Disiplin”. Setelah peneliti melakukan penghitungan skala sikap kedisiplinan pada siklus 1 diperoleh hasil 31,86. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siswa
pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar meningkat dan sudah memenuhi target yang ditentukan oleh peneliti. Apabila
dilihat pada tabel aspek konatif kedisiplinan siswa. Hasil siklus 1 termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Penelitian pada siklus 2, peneliti juga melakukan
penghitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil sebesar 38,33. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 karena rata-rata
angkanya bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek konatif kedisiplinan siswa, hasil si
klus 2 termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi, berdasarkan penjabaran penghitungan rata-rata skala sikap konatif pelaksanaan, terdapat
peningkatan pelaksaaan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar.
Peneliti menggambarkan peningkatan rata-rata skala sikap kedisiplinan siswa per aspek dengan menggunakan grafik di bawah ini:
Grafik 4.3 peningkatan rata-rata skala sikap kedisiplinan siswa per aspek
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa peningkatan setiap aspek
dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Grafik aspek kognitif yang ditunjukkan dengan warna biru dari kondisi awal ke siklus 1 meningkat sebesar 0,14. Pada
siklus 1 ke siklus 2 rata-rata sikap kedisiplinan yang dihitung per aspek meningkat sebesar 4,06. Grafik di atas pada aspek afektif yang ditunjukkan dengan warna
merah menunjukkan bahwa kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 2,86, sedangkan rata-rata sikap kedisiplinan siswa per aspek dari siklus 1 ke siklus
2 juga terjadi peningkatan sebesar 1,74. Grafik pada aspek konatif yang ditunjukkan dengan warna hijau menunjukkan bahwa kondisi awal siswa ke siklus
1 meningkat sebesar 0,26, sedangkan rata-rata aspek konatif dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 6,47. Jadi, berdasarkan perhitungan rata-rata sikap
kedisiplinan dengan aspek afektif, kognitif dan konatif pada siswa kelas III terjadi peningkatan pada setiap aspeknya.
20.53 20.67
24.73 17.2
20.06 21.8
31.6 31.86
38.33
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Kondisi Awal Siklus 1
Siklus 2 Kognitif
Afektif Konatif
Penghitungan presentase peningkatan sikap kedisiplinan per aspek yang diamati dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dijabarkan oleh peneliti dalam
bentuk tabel di bawah ini :
Tabel 4.16 Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa kelas III Per Aspek
Aspek yang Diamati Kondisi Awal Target
Sikus 1 Siklus 2
Kognitif 53,33
63 66,67
80,00 Afektif
46,67 65
66,67 86,67
Konatif 53,33
73 73,33
93,33
Berdasarkan tabel di atas, hasil yang ditunjukkan oleh siklus 1 dan 2 setiap aspeknya meningkat sesuai dengan target yang telah ditentukan. Terbukti
dari kondisi awal pada aspek kognitif sebesar 53,33 sedangkan targetnya sebesar 63. Jika dilihat bedasarkan dengan kriteria pada acuan tipe PAP 1
termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 66,67, jika dilihat berdasarkan kriteria pada tabel acuan tipe PAP tipe 1
termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil pada siklus 2 sebesar 80,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa presentase perhitungan skala sikap per aspek
kedisiplinan terus meningkat dan bertambah semakin besar angka dalam presentasenya.
Kondisi awal aspek afektif menunjukkan hasil sebesar 46,67 sedangkan target yang sudah ditentukan sebesar 65. Hasil yang diperoleh peneliti pada
siklus 2 dengan menggunkan perhitungan skala sikap menghasilkan presentase sebesar 86,67.
Kondisi awal aspek konatif menunjukkan hasil sebesar 53,33 sedangkan targetnya sebesar 73. Peneliti juga melakukan perhitungan pada
siklus 2 dengan menggunakan skala sikap kedisiplinan dan memperoleh hasil presentase sebesar 93,33.
Hasil presentase sikap kedisiplinan per aspek di atas, digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini:
Grafik 4.4 Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III Per Aspek
Berdasarkan grafik diatas, hasil dari grafik aspek kognitif yang ditunjukkan dengan warna biru. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa dari kondisi
awal ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 13,34, sedangkan dari siklus 1 ke
53.33 66.67
80.00
46.67 66.67
86.67
53.33 73.33
93.33
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kondisi Awal Siklus 1
Siklus 2 Kognitif
Afektif Konatif
siklus 2 meningkat sebesar 13,33. Selanjutnya, grafik diatas yaitu aspek afektif yang ditunjukkan dengan warna merah menunjukkan bahwa peningkatan
presentase sikap kedisiplinan siswa dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 20, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan
bahwa ada peningkatan persentase sikap kedisiplinan siswa menjadi sebesar 20. Grafik yang akan dijelaskan oleh peneliti selanjutnya adalah aspek konatif yang
pada grafik diatas ditunjukkan dengan warna hijau mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus 1 sebesar 20, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2
mengalami peningkatan
sebesar 20.
Meskipun dijelaskan
bahwa peningkatannya cenderung sama tetapi presentase yang dihasilkan sangat berbeda.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, jumlah siswa yang memiliki sikap kedisiplinan mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus 1 hingga
sampai siklus 2. Penelitian ini juga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sehingga dapat tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah mengggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif PPR pada pembelajaran PKn di kelas III semester 1. Penelitian ini menggunakan
tahapan-tahapan pada model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif dan menggunakan media yang konkrit sehingga dapat meningkatakan sikap
kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di rumah, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian penelitian ini yang dilakukan telah mencapai target
karena sudah meningkat jadi tidak perlu lagi untuk dilanjutkan ke siklus 3.