Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pembimbing peneliti menggunakan Kompetensi Dasar 2.1 Mengenal aturan- aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, 2.2 Menyebutkan contoh- contoh yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar, 2.3 Melaksanakan aturan- aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar. Materi yang akan diberikan cukup banyak, jadi guru menyarankan untuk membuat 2 siklus. Siklus kedua dapat digunakan untuk melihat apakah semakin dalam materi yang diajarkan dapat meningkatkan sikap kedisiplinan. Pemilihan KD mengenai kedisiplinan dikarenakan ketika melakukan observasi peneliti melihat siswa belum mampu mengumpulkan tugas tepat waktu dan juga kecenderungan terlambat berangkat ke sekolah. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini di kelas III adalah materi mengenai kedisiplinan ada di kelas III. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian mengenai kedisiplinan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model paradigma pedagogi reflektif yang sesuai dengan langkah-langkah. Peneliti menggunakan skala sikap untuk mengetahui peningkatan sikap kedisiplinan siswa yang diberikan pada akhir siklus 1 dan 2. Peneliti merangkum perhitungan rata-rata sikap secara keseluruhan dari kondisi awal, siklus 1 dan 2 pada tabel di bawah ini: Tabel 4.13 Rata —rata Pencapaian Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III Indikator Deskriptor Kondisi Awal Target Siklus 1 Siklus 2 Sikap kedisiplinan Total keseluruhan 69,33 71,3 72,6 85,06 siswa jawaban siswa : jumlah siswa Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kondisi awal rata-rata siswa yang memiliki sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarkat sebesar 69,33. Berdasarkan kondisi awal yang diperoleh, peneliti menentukan target pencapaian untuk rata-rata sebesar 71,3. Target yang ditentukan tersebut juga berdasarkan tabel kriteria rata-rata yang dibuat oleh peneliti dan berpatokan pada acuan PAP tipe 1 bahwa target yang ditentukan terdapat pada kualifikasi yang “cukup”. Apabila dilihat pada tabel diatas, kondisi awal berada dibawah target pencapaian yang sudah ditentukan dan bila dilihat berdasarkan tabel kriteria keseluruhan rata-rata sikap kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin” Penelitian pada siklus 1 diperoleh rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan sebesar 72,6. Apabila dilihat berdasarkan tabel kriteria keseluruhan rata-rata sikap kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil tersebut membuktikan bahwa siklus 1 telah memenuhi target yang ditentukan dan terdapat peningkatan rata-rata keseluruhan siswa dalam memahami, menghayati, dan melaksanakan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan di lingkungan sekitar. Penelitian siklus 2 diperoleh hasil rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan siswa sebesar 85,06. Apabila dilihat berdasarkan tabel kriteria keseluruhan sikap kedisiplinan termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Hasil rata-rata keseluruhan sikap kedisiplinan apabila dibandingkan dengan kondisi awal dan juga siklus 1 menunjukkan bahwa siklus 2 telah memenuhi target yang telah ditentukan dan terdapat peningkatan sebesar 12,46. Jadi, pada siklus 2 ada peningkatan rata-rata keseluruhan siswa dalam memahami, menghayati, dan melaksanakan sikap kedisiplinan terhadap aturan- aturan di lingkungan sekitar. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar dari kondisi awal ke siklus 1 dan 2 digambarkan pada grafik di bawah ini: Grafik 4.1 Rerata keseluruhan pencapaian sikap kedisiplinan siswa kelas III Berdasarkan grafik di atas, kondisi awal rata-rata sikap kedisiplinan siswa kelas III sebesar 69,33. Pada siklus 1, setelah peneliti selesai melakukan 69.3 72.6 85.06 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 pembelajaran PKn di kelas III menunjukkan bahwa rata-rata sikap kedisiplinan siswa kelas III menjadi 72,6. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada sikap kedisiplinan siswa yaitu sebesar 3,29. Pada siklus 2 setelah peneliti menyelesaikan pembelajaran PKn pada siswa kelas III kemudian peningkatan sikap kedisiplinan pada siswa menjadi sebesar 85,06. Apabila dilihat dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 12,46. Jadi, hasil rata-rata skala sikap yang digambarkan pada grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap aturan-aturan di lingkungan sekitar. Peneliti juga menghitung presentasi keseluruhan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap aturan-aturam yang berlaku di lingkungan sekitar dari kondisi awal, siklus 1 dan silklus 2. Berikut ini adalah rangkuman yang telah peneliti buat, yaitu : Tabel 4.14 Presentase Keseluruhan Sikap Kedisiplinan Indikator Deskriptor Kondisi Awal Target Siklus 1 Siklus 2 Sikap kedisilpinan siswa Jumlah keseluruhan siswa yang memiliki sikap kedisiplinan minimal cukup : jumlah siswa X 100 51,11 75 86.66 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kondisi awal sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar sebesar 51,11. Berdasarkan kondisi awal yang diperoleh, peneliti menentukan target pencapaian sebesar 75. Target yang ditentukan juga melihat kualifikasi pada tabel PAP tipe I. Apabila sikap kedisiplinan siswa di bawah target maka, kualifikasi sikap kedisiplinan siswa termasuk “Tidak baik”. Pada kondisi awal, sikap kedisiplinan siswa di bawah target yang ditentukan. Penelitian pada tahap siklus 1 diperoleh hasil sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan sebesar 86,66. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 telah memenuhi target yang ditentukan dan apabila dibandingkan dengan kondisi awal, siklus 1 lebih tinggi dari kondisi awal. Penelitian pada siklus 2 diperoleh hasil sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan sebesar 100. Terdapat perubahan atau peningkatan persentase antara siklus 1 dan siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di rumah, sekolah maupun masyarakat. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini: Grafik 4.2 Hasil Presentase Pencapaian Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa kondisi awal sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar sebesar 51,11. Pada siklus 1 hasil penelitian di peroleh hasil sebesar 86,66. Apabila dilihat kondisi awal presentase sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat meningkat sebesar 35,55. Hasil penelitian pada siklus 2 diperoleh hasil 100, apabila dilihat dengan presentase pada siklus 1 sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di mayarakat sebesar 13,34. Hasil yang diperoleh peneliti dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan ada peningkatan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar dan indikator keberhasilan secara keseluruhan sudah tercapai, sehingga penelitian dapat dihentikan. 51.11 86.66 100 20 40 60 80 100 120 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Perhitungan rerata peningkatan sikap kedisiplinan per aspek yang diamati dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dijabarkan oleh peneliti dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.15 Rata-rata Sikap kedisiplinan Siswa Kelas III Per Aspek Aspek Yang Diamati Kondisi Awal Target Siklus 1 Siklus 2 Kognitif 20,53 20,66 20,67 24,73 Afektif 17,2 19 20,06 21,8 Konatif 31,6 31,85 31,86 38,33 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek kognitif sebesar 20,53 sedangkan target pencapaian ditentukan 20,66. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada sikap kedisiplinan masih kurang karena berada di bawah target. Apabila dilihat pada tabel kriteria aspek kognitif kedisiplinan siswa, hasil kondisi awal termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Setelah peneliti melakukan perhitungan dengan skala sikap kedisiplinan pada siklus 1 diperoleh hasil sebesar 20,67. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitar sudah meningkat dan sudah memenuhi target yang ditentukan. Apabila dilihat pada tabel aspek kognitif kedisiplinan siswa siklus 1 termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin. Penelitian pada siklus 2 peneliti juga mekakukan perhitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil 24,73. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 karena rata-rata angkanya semakin bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek kognitif kedisiplinan siswa, hasil dari siklus 2 termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi, berdasarkan penjabaran hasil perhitungan rata-rata skala sikap kognitif pemahaman, terdapat peningkatan pemahaman sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek afektif sebesar 17,2 sedangkan target pencapaian yang ditentukan sebesar 19. Hal ini menunjukkan bahwa penghayatan siswa pada pelaksanaan sikap kedisiplinan masih kurang karena berada di bawah target yang sudah ditentukan. Apabila dilihat tabel kriteria aspek afektif siswa, hasil kondisi awal termasuk dalam kualifikasi “Sangat Tidak Disiplin”. Setelah peneliti melakukan perhitungan skala sikap kedisiplinan pada siklus 1 diperoleh hasil 20,06. Hal ini menunjukkan bahwa penghayatan siswa pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar meningkat dan sudah memenuhi target yang ditentukan. Apabila dilihat pada tabel afektif kedisiplinan siswa. Hasil siklus 1 dalam kualifikasi “ Disiplin”. Penelitian pada siklus 2, peneliti juga melakukan penghitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil sebesar 21,8. Hasil pengitungan ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 karena rata-rata angkanya semakin bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek afektif termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi, berdasarkan penjabaran hasil perhitungan rata-rata skala sikap afektif penghayatan, terdapat peningkatan penghayatan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rata-rata kondisi awal dari aspek konatif sebesar 31,6 sedangkan target 31,70. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sikap siswa dalam kedisiplinan masih kurang karena berada dibawah target yang sudah ditentukan. Apabila dilihat pada tabel kriteria aspek konatif kedisiplinan siswa. Hasil kondisi awal siswa termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Setelah peneliti melakukan penghitungan skala sikap kedisiplinan pada siklus 1 diperoleh hasil 31,86. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siswa pada sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar meningkat dan sudah memenuhi target yang ditentukan oleh peneliti. Apabila dilihat pada tabel aspek konatif kedisiplinan siswa. Hasil siklus 1 termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Penelitian pada siklus 2, peneliti juga melakukan penghitungan skala sikap kedisiplinan dan diperoleh hasil sebesar 38,33. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 karena rata-rata angkanya bertambah besar. Apabila dilihat pada tabel aspek konatif kedisiplinan siswa, hasil si klus 2 termasuk dalam kualifikasi “Disiplin”. Jadi, berdasarkan penjabaran penghitungan rata-rata skala sikap konatif pelaksanaan, terdapat peningkatan pelaksaaan sikap kedisiplinan terhadap aturan-aturan yang berlaku di lingkungan sekitar. Peneliti menggambarkan peningkatan rata-rata skala sikap kedisiplinan siswa per aspek dengan menggunakan grafik di bawah ini: Grafik 4.3 peningkatan rata-rata skala sikap kedisiplinan siswa per aspek Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa peningkatan setiap aspek dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Grafik aspek kognitif yang ditunjukkan dengan warna biru dari kondisi awal ke siklus 1 meningkat sebesar 0,14. Pada siklus 1 ke siklus 2 rata-rata sikap kedisiplinan yang dihitung per aspek meningkat sebesar 4,06. Grafik di atas pada aspek afektif yang ditunjukkan dengan warna merah menunjukkan bahwa kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 2,86, sedangkan rata-rata sikap kedisiplinan siswa per aspek dari siklus 1 ke siklus 2 juga terjadi peningkatan sebesar 1,74. Grafik pada aspek konatif yang ditunjukkan dengan warna hijau menunjukkan bahwa kondisi awal siswa ke siklus 1 meningkat sebesar 0,26, sedangkan rata-rata aspek konatif dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 6,47. Jadi, berdasarkan perhitungan rata-rata sikap kedisiplinan dengan aspek afektif, kognitif dan konatif pada siswa kelas III terjadi peningkatan pada setiap aspeknya. 20.53 20.67 24.73 17.2 20.06 21.8 31.6 31.86 38.33 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Kognitif Afektif Konatif Penghitungan presentase peningkatan sikap kedisiplinan per aspek yang diamati dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dijabarkan oleh peneliti dalam bentuk tabel di bawah ini : Tabel 4.16 Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa kelas III Per Aspek Aspek yang Diamati Kondisi Awal Target Sikus 1 Siklus 2 Kognitif 53,33 63 66,67 80,00 Afektif 46,67 65 66,67 86,67 Konatif 53,33 73 73,33 93,33 Berdasarkan tabel di atas, hasil yang ditunjukkan oleh siklus 1 dan 2 setiap aspeknya meningkat sesuai dengan target yang telah ditentukan. Terbukti dari kondisi awal pada aspek kognitif sebesar 53,33 sedangkan targetnya sebesar 63. Jika dilihat bedasarkan dengan kriteria pada acuan tipe PAP 1 termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil yang diperoleh pada siklus 1 sebesar 66,67, jika dilihat berdasarkan kriteria pada tabel acuan tipe PAP tipe 1 termasuk dalam kualifikasi “Cukup Disiplin”. Hasil pada siklus 2 sebesar 80,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa presentase perhitungan skala sikap per aspek kedisiplinan terus meningkat dan bertambah semakin besar angka dalam presentasenya. Kondisi awal aspek afektif menunjukkan hasil sebesar 46,67 sedangkan target yang sudah ditentukan sebesar 65. Hasil yang diperoleh peneliti pada siklus 2 dengan menggunkan perhitungan skala sikap menghasilkan presentase sebesar 86,67. Kondisi awal aspek konatif menunjukkan hasil sebesar 53,33 sedangkan targetnya sebesar 73. Peneliti juga melakukan perhitungan pada siklus 2 dengan menggunakan skala sikap kedisiplinan dan memperoleh hasil presentase sebesar 93,33. Hasil presentase sikap kedisiplinan per aspek di atas, digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini: Grafik 4.4 Presentase Peningkatan Sikap Kedisiplinan Siswa Kelas III Per Aspek Berdasarkan grafik diatas, hasil dari grafik aspek kognitif yang ditunjukkan dengan warna biru. Peningkatan sikap kedisiplinan siswa dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 13,34, sedangkan dari siklus 1 ke 53.33 66.67 80.00 46.67 66.67 86.67 53.33 73.33 93.33 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Kognitif Afektif Konatif siklus 2 meningkat sebesar 13,33. Selanjutnya, grafik diatas yaitu aspek afektif yang ditunjukkan dengan warna merah menunjukkan bahwa peningkatan presentase sikap kedisiplinan siswa dari kondisi awal ke siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 20, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan persentase sikap kedisiplinan siswa menjadi sebesar 20. Grafik yang akan dijelaskan oleh peneliti selanjutnya adalah aspek konatif yang pada grafik diatas ditunjukkan dengan warna hijau mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus 1 sebesar 20, sedangkan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 20. Meskipun dijelaskan bahwa peningkatannya cenderung sama tetapi presentase yang dihasilkan sangat berbeda. Hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, jumlah siswa yang memiliki sikap kedisiplinan mengalami peningkatan dari kondisi awal, siklus 1 hingga sampai siklus 2. Penelitian ini juga sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan sehingga dapat tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif PPR pada pembelajaran PKn di kelas III semester 1. Penelitian ini menggunakan tahapan-tahapan pada model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif dan menggunakan media yang konkrit sehingga dapat meningkatakan sikap kedisiplinan siswa terhadap aturan-aturan yang berlaku di rumah, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian penelitian ini yang dilakukan telah mencapai target karena sudah meningkat jadi tidak perlu lagi untuk dilanjutkan ke siklus 3.

BAB V PENUTUP

Dalam bab penutup ini ada tiga hal yang akan diuraikan oleh peneliti. Tiga hal tersebut adalah kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

5.1 Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas PTK ini berlangsung dalam 2 siklus. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pelaksanaan penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran Pkn dalam meningkatkan sikap kedisiplinan siswa kelas III SD Kanisius Kintelan dengan menerapkan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 5.1.1 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model paradigma pedagogi reflektif yang melalui tahap konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi dapat berjalan dengan baik dan lancar dapat diketahui dari sikap siswa selama melaksanakan pembelajaran dengan indikator 1 Siswa datang ke sekolah tepat waktu, 2 Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu, 3 Siswa menaati semua peraturan yang ada disekolah, 4 Siswa mampu mengerjakan tugas tanpa harus diingatkan berkali-kali, 5 Siswa melaksanakan piket sesuai dengan jadwal. Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan secara efektif meningkatkan sikap kedisiplinan kelas III SD Kanisius Kintelan. 117 5.1.2 Hasil pengolahan data berdasarkan penelitian yang dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan mulai kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 menunjukkan peningkatan. Peningkatan yang dialami siswa kelas III SD Kanisius Kintelan diketahui dari hasil skala sikap yang diberikan setiap akhir siklus 1 dan 2. Hasil persentase dari skala sikap siklus 1 86,66 pada siklus 2 meningkat menjadi 100. Hasil pelaksanaan sikap disiplin juga dihitung nilai keseluruhan pada siklus 1 72,6 siklus 2 meningkat menjadi 85,06.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Kegiatan penelitian yang telah berlangsung masih terdapat kekurangan. Kekurangan yang terdapat pada penelitian ini dianggap peneliti sebagai keterbatasan penelitian. Keterbatasan penelitian yang cukup mempengaruhi adalah: 5.2.1 Keterbatasan waktu yang singkat yaitu hanya selama 6 JP pembelajaran sehingga tidak dapat secara langsung memantau peserta didik akan pelaksanaan sikap kedisiplinan kurang begitu detail. 5.2.2 Keterbatasan proyektor yang digunakan di sekolah dan harus bergantian dengan guru yang lain sehingga membuat pembelajaran terganggu.

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan.

1 1 104

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III SDN Kledokan.

3 41 229

Peningkatan sikap kedisiplinan pada pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III Di SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2015/2016.

2 9 230

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKN dengan model paradigma pedagogi reflektif pada kelas III SDN Nanggulan.

10 106 192

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan.

0 0 242

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran siswa kelas IVB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

2 18 118

Pembentukan karakter siswa kelas V SD dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.

0 1 17

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan

0 0 240

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI DI SD KANISIUS SENGKAN

0 1 173