Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

3.5.2 Kuesioner Sikap Kedisiplinan

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab menurut Sugiyono 2011. Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden Sukmadinata,2011:219 Bentuk angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berisi sejumlah pernyataan-pernyataan dengan beberapa alternative jawaban yang disediakan Margono, 2003:168. Pembuatan angket didasarkan pada indikator yang sudah sesuai dengan tujuan yang hendak peneliti capai. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, presepsi seseorang atau sekelompok orang Sugiyono, 2011:136. Alternatif jawaban yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Alternatif jawaban terdapat pada skala Likert yaitu dari positif hingga negatif. Tabel 3.2 Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Favorable Unfavorable Sangat Setuju SS 5 1 Setuju S 4 2 Tidak Setuju TS 2 4 Sangat Tidak Setuju STS 1 5 Dalam penelitian ini peneliti sengaja untuk tidak memasukkan pilihan “Cukup” pada skala sikap. Hal ini untuk menghindari kecenderungan siswa menjawab “Cukup C” dibandingkan “Sangat Setuju SS”, “Setuju S”, “Tidak setuju TS”, dan “Sangat tidak setuju STS”. Kuesioner dalam penelitian ini berisi 20 pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator sikap siswa akan nilai kedisiplinan. Pilihan jawaban “cukupragu-ragu” tidak digunakan dalam penelitian ini dengan alasan siswa memiliki kecenderungan untuk memilih alternati f jawaban “cukupragu-ragu” dari pada memilih alternatif jawaban lain Masidjo, 2010.

3.5.3 Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab sepihak antara pewawancara interviewer dan yang diwawancari yang dilaksanakan sambil bertatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memperoleh jawaban. Teknik wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur Sanjaya:96. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur yaitu pertanyaan yang akan diajukan telah disiapkan oleh peneliti yang nantinya akan digunakan peneliti sebagai pedoman wawancara.

3.5.4 Dokumentasi

Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa. “Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentu karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar patung, film dan lain- lain” Sugiyono, 2010. Dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku Masidjo, 2010. Dalam penelitian ini digunakan dokumentasi dengan pengambilan dokumen berupa foto. 3.6 Instrumen Penelitian Margono 2003 mengungkapkan bahwa instrument penelitian merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Menurut Sugiyono 2010 instrumen adalah akat ukur dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur peningkatan sikap siswa akan nilai kedisiplinan dijabarkan sebagai berikut:

3.6.1 Lembar kuesioner

Penyusunan kuesioner dilakukan oleh peneliti berdasarkan indikator sikap dan kedisiplinan yang dipersiapkan oleh peneliti. Adapun kisi-kisi kuesioner dikembangkan menjadi 3 aspek. Kuesioner ini digunakan untuk mengukur ranah kognitif, afektif, dan konatif dalam hal kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran. Kuesioner terdiri dari 20 item pernyataan yang terbagi menjadi 11 item positif dan 9 item negative. Kuesioner diisi oleh siswa sendiri dalam bentuk checklist pada kolom SS Sangat Setuju, S Setuju, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju pada setiap pertanyaan yang sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa. Penggunaan kuesioner menggunakan skala likert dengan skor sebagai berikut: Tabel 3.3 Pengukuran Kuesioner Item Positif dan Negatif No. Kategori Skor Keterangan 1. Item positif 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Cukup 4 Setuju 5 Sangat Setuju 2. Item negative 5 Sangat Tidak Setuju 4 Tidak Setuju 3 Cukup 2 Setuju 1 Sangat Setuju Tabel 3.3 merupakan pengukuran kuesioner item positif dan negative menunjukkan penjabaran skor untuk item positif dan negatif. Penjabaran skor untuk item positif adalah skor 1 yang berarti bahwa responden tidak setuju pada pernyataan kuesioner. Skor 2 yang berarti bahwa responden tidak setuju pada pernyataan. Skor 3 yang berarti bahwa responden ragu-ragu pada pernyataan kuesioner. Skor 4 yang berarti bahwa responden setuju pada pernyataan kuesioner. Skor 5 yang berarti bahwa responden sangat setuju pada pernyataan kuesioner. Penjabaran skor untuk item negatif yaitu, skor 5 yang berarti bahwa responden sangat tidak setuju pada pernyataan kuesioner. Skor 4 yang berarti bahwa responden tidak setuju pada pernyataan kuesioner. Skor 3 yang berarti bahwa responden ragu-ragu pada pernyataan kuesioner. Skor 2 yang berarti bahwa responden setuju pada pernyataan kuesioner. Skor 1 yang berarti bahwa responden sangat setuju pada pernyataan kuesioner. Pilihan jawaban “cukupragu-ragu” tidak digunakan dalam penelitian ini dengan alasan siswa memiliki kecenderungan untuk memilih alternatif jawaban “cukupragu-ragu” dari pada memilih alternatif jawaban lain Masidjo, 2010. Item positif dan item negatif yang ada di dalam kuesioner peningkatan sikap kedisiplinan dijabarkan dalam tabel di bawah ini Tabel 3.4 Sebaran Item Positif dan Item Negatif Aspek No Item Item Positif No Item Item Negatif Kognitif 7. Saya meyakini membuat jadwal kegiatan sehari-hari dapat menjadikan hidup teratur. 15. Saya memahami pentingnya menaati peraturan hanya di rumah saja. 17. Saya yakin bahwa aturan disiplin dapat membantu saya menjadi rajin. 18. Saya tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat. 19. Saya tahu jika melaksanakan piket itu dapat menjaga kebersihan. 20. Saya tahu piket dapat membuat saya lelah. Afektif 3. Saya bangga memakai seragam sesuai peraturan sekolah. 5. Saya senang memakai seragam bebas ke sekolah. 6. Saya menghargai teman yang sedang piket dengan tidak berada di dalam kelas. 12. Saya tidak ingin melaksanakan aturan disiplin di kelas karena saya merasa bosan. 14. Aturan di sekolah tidak terlalu penting bagi saya. Konatif 1. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu. 2. Saya mencontek ketika ulangan, demi memperoleh nilai baik. 4. Saya sudah melaksanakan piket di kelas sesuai dengan jadwal. 9. Saya malas untuk bangun pagi. 8. Saya datang ke sekolah tepat waktu. 10. Saya melaksanakan aturan yang berlaku di masyarakat dengan sungguh-sungguh. 11. Saya memakai seragam sesuai peraturan sekolah agar tidak mendapat sanksi. 13. Saya berniat memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran di kelas. 16. Saya membuat jadwal kegiatan sehari-hari agar hidup lebih teratur. Tabel 3.4 menunjukkan bahwa terdapat delapan item negatif dan dua belas item positif dalam instrument penelitian tersebut. Item negatif tersebut yaitu item 2,5,9,12,14,15,18, dan 20. Item positif yaitu item 1,2,,4,6,7,8,10,11,13,16,17, dan 19. Sebaran nomor item positif dan item negatif pada tabel di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini yaitu mengenai kisi-kisi kuesioner: Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Indikator Aspek Sikap Jumlah Item Aturan-aturan di rumah, sekolah, dan masyarakat Kognitif 8 Afektif Konatif Menyadari dan mengontrol diri Kognitif 6 Afektif Konatif Kesadaran akan Kognitif 6 tujuan Afektif Konatif Tabel 3.5 menunjukkan sebaran jumlah item pada kuesioner penelitian. Peneliti menggunakan 3 indikator kedisiplinan yaitu aturan-aturan di rumah, sekolah dan masyarakat, menyadari dan mengontrol diri, dan kesadaran akan tujuan. Jumlah aspek untuk masing-masing indikator adalah 3 dengan jumlah soal 20. Indikator untuk aturan-aturan di rumah, sekolah dan masyarakat berjumlah 8 soal. Indikator menyadari dan mengontrol diri berjumlah 6 soal. Indikator kesadaran akan tujuan berjumlah 6 soal.

3.6.2 Instrumen Wawancara

Peneliti telah mempersiapkan contoh-contoh pertanyaan wawancara yang akan digunakan pada saat penelitian berlangsung. Wawancara yang dilakukan adalah kepada guru kelas III. Contoh pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara yaitu: Format pertanyaan wawancara Pernyataan Jawaban Keterangan Ya Tidak Apakah semua siswa menaati peraturan sekolah? Apakah semua siswa melaksanakan peraturan kelas? Apakah ada manajemen kelas di dalam kelas? Jika ada, apakah semua siswa menerapkannya? Apakah ada siswa yang telat mengumpulkan tugas? Jika ada seberapa sering? Apakah ada jadwal piket kelas? Jika ada apakah semua siswa melaksanakan tugas piket sesuai jadwal? Apakah semua siswa memiliki sikap dan nilai kedisiplinan yang baik pada raport? Apakah semua siswa masuk kelas tepat waktu? Apakah siswa memakai seragam sesuai dengan aturan sekolah?

3.6.3 Observasi

Peneliti juga telah menyusun format observasi yang akan digunakan oleh peneliti pada saat pelaksaan penelitian. Adapun format tersebut adalah: Format observasi pembelajaran di kelas. No Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan 1. Siswa memperhatikan guru saat melakukan pembelajaran 2. Siswa tidak ramai sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung 3. Siswa menjalankan aturan

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Bagian ini membahas tentang pengujian instrument penelitian dan instrument pembelajaran yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk menguji instrument pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan peneliti. Reliabilitas dalam penelitian ini merupakan keterpercayaan suatu hasil pengukuran sedangkan indeks kesukaran soal dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks kesukaran soal item.

3.7.1 Validitas

Penelitian ini menggunakan 3 jenis validitas yaitu validitas ini, validitas konstruk, validitas kriteria. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur tes dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas adalah taraf dimana tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. yang berlaku di kelas 4. Siswa mengerjakan tugas dengan semangat 5. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah dalam model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR Instrumen dikatakan reliable jika dilakukan pengukuran yang berulang kondisinya tidak berubah atau tetap Margono, 2010.

3.7.1.1 Validitas Isi Content Validity

Validitas isi adalah suatu pengujian yang dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah tes mengukur secara tepat keadaan yang akan diukur. Dasar dalam pengujian validitas isi adalah kisi-kisi yang direncanakan. Butir tes dinyatakan valid dan sah apabila setelah dicermati isi butir yang ditulis menunjukkan kesesuaian dengan kisi-kisi. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap subjek penelitian Purwanto, 2009.

3.7.1.2 Validitas Konstruksi atau Konsep Construct Validity

Validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstrukti butir yang ditulis dengan kisi-kisinya. Butir tes dinyatakan valid dan sah apabila konstruksinya sama dengan yang direncanakan dalam kisi-kisi. Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli yang profesional Purwanto, 2009. Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas IV di SD Negeri Nanggulan. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 31 orang siswa. Jumlah tersebut memenuhi kriteria minimal untuk uji empiris yaitu paling sedikit 30 responden. Validitas diuji dengan menggunakan product moment. Rumus product moment dapat dilihat pada gambar.

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

Pengembangan modul pelajaran IPA kelas III berbasis paradigma pedagogi reflektif di SD Kanisius Kalasan.

1 1 104

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III SDN Kledokan.

3 41 229

Peningkatan sikap kedisiplinan pada pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III Di SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2015/2016.

2 9 230

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKN dengan model paradigma pedagogi reflektif pada kelas III SDN Nanggulan.

10 106 192

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan.

0 0 242

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran siswa kelas IVB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

2 18 118

Pembentukan karakter siswa kelas V SD dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta.

0 1 17

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan

0 0 240

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI DI SD KANISIUS SENGKAN

0 1 173