Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
1 Uji Simultan Uji-F
Uji-F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien regresi seluruh prediktor variabel independen di dalam model
secara simultan simultan. Jadi menguji signifikansi pengaruh Persepsi keadilan kompensasi, dan Persepsi kelayakan
kompensasi secara simultan terhadap Motivasi kerja.
Koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
yang tertera pada Tabel V.14
Tabel V.14 Uji Determinasi
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
.507
a
.257 .234
.38803 a. Predictors: Constant, Persepsi kelayakan kompensasi,
Persepsi keadilan kompensasi b. Dependent Variable: Motivasi kerja
yang berarti bahwa sekitar 23.4 variasi pada variabel Motivasi kerja mampu diterangkan oleh kedua variabel
Persepsi keadilan kompensasi, dan Persepsi kelayakan kompensasi. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 76.6
diterangkan oleh variasi lain di luar model. Rumusan hipotesis nol H
dan hipotesis alternatif H
a
mengenai pengaruh variabel Persepsi keadilan kompensasi, dan Persepsi kelayakan kompensasi, secara simultan terhadap
Motivasi kerja adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H : b
1
, b
2
= 0 : tidak ada setidaknya satu variabel independen persepsi keadilan kompensasi dan pesepsi
kelayakan kompensasi yang menjelaskan perubahan variabel dependennya motivasi
kerja sebesar X. Ha :b
1
,b
2
≠ 0 : ada setidaknya satu variabel independen persepsi keadilan kompensasi dan pesepsi
kelayakan kompensasi yang menjelaskan perubahan variabel dependennya motivasi
kerja sebesar X.
Tabel V.15 Uji F
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 3.381
2 1.690
11.226 .000
a
Residual 9.787
65 .151
Total 13.168
67 a. Predictors: Constant, Persepsi kelayakan kompensasi, Persepsi keadilan
kompensasi b. Dependent Variable: Motivasi kerja
Dari hasil perhitungan statistik yang menggunakan SPSS yang tertera pada tabel V.15, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 11.226 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang
dihasilkan tersebut lebih kecil dari 0,05, dan nilai f
tabel
yang didapat 3.9819 df=68 , dimana F
hitung
f
tabel,
maka H ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada setidaknya satu variabel independen yang dapat menjelaskan perubahan
variabel dependen sebesar 23.4. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Persepsi keadilan
kompensasi, dan Persepsi kelayakan kompensasi, secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap
Motivasi kerja pada Pegawai Keseketariatan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2 Uji t t test
Yaitu untuk mengetahui tingkat signifikasi dari pengaruh variabel independent secara keseluruhan terhadap variabel
dependen. Dari hasil perhitungan, didapat nilai t
hitung
untuk masing-masing variabel independent, dan nilai t
tabel
pada df = n –
1 – k = 68 – 1 – 2 = 65, dengan tingkat signifikansi α = 5
2 = 0,025 penelitian dua arah seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel V.16 Rangkuman Nilai-nilai t
Variabel bebas Nilai
Nilai t
hitung Sig.
hitung t tabel
df = 65 Sig.
α Persepsi keadilan kompensasiX
1
2.465 0.016
1.997 0,025
Persepsi kelayakan kompensasiX
2
1.165 0.248
1.997 0,025
Sumber : Data Primer 2015 1
Variabel Persepsi keadilan kompensasiX
1
a Ho : b
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh Persepsi keadilan kompensasiX
1
terhadap Motivasi kerja Y Ha : b
1
≠ 0, artinya ada pengaruh Persepsi keadilan kompensasiX
1
terhadap Motivasi kerja Y b
t
tabel
= t a ; n – 1 – k
Dimana, k = jumlah variabel n = jumlah sampel
Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai sig2 0,025 maka H diterima dan Ha ditolak.
Jika t
hitung
≥ t
tabel
dan nilai sig2 ≤ 0,025 maka H ditolak dan Ha diterima.
c Kesimpulan
Karena nilai t
hitung
≥ t
tabel
2.465 1.997 dan nilai sig2 ≤ 0,025 0,008 0,025 sehingga Ho ditolak. Dengan
ditolaknya Ho berarti hipotesis alternatif Ha dalam penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh Persepsi
keadilan kompensasi X
1
terhadap Motivasi kerja Y. 2
Variable Persepsi kelayakan kompensasiX
2
a Ho : b
1
= 0, artinya tidak ada pengaruh Persepsi kelayakan kompensasiX
2
terhadap Motivasi kerja Y Ha : b
1
≠ 0, artinya ada pengaruh Persepsi kelayakan kompensasiX
2
terhadap Motivasi kerja Y b
t
tabel
= t a ; n – 1 – k
Dimana, k = jumlah variabel n = jumlah sampel
Jika t
hitung
t
tabel
dan nilai sig2 0,025 maka H diterima dan Ha ditolak.
Jika t
hitung
≥ t
tabel
dan nilai sig2 ≤ 0,025 maka H ditolak dan Ha diterima.
c Kesimpulan
Karena t
hitung
t
tabel
1.165 1.997 dan nilai sig2 0,025 0,124 0,025 sehingga Ho Diterima dan Ha
ditolak. Dengan diterimanya Ho tidak ada pengaruh Persepsi kelayakan kompensasiX
2
terhadap Motivasi kerja Y.
Pembahasan
Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan, nilai rata-rata pernyataan persepsi keadilan kompensasi adalah 4,0754 yang berada pada interval 3,40
– 4,19 yang berarti setuju. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan
bahwa Karyawan bagian Sekertariat Universitas Sanata Dharma menganggap pemberian kompensasi harus disesuaikan dengan aspek keadilan. Persepsi
tentang kelayakan kompensasi karyawan menganggap setuju dengan
pemberian kompensasi yang disesuaikan dengan aspek kelayakan. Motivasi Kerja Karyawan bagian Kesekertariatan Universitas Sanata Dharma tergolong
tinggi. Bedasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk variabel persepsi
keadilan kompensasi, persepsi kelayakan kompensasi dan motivasi kerja, didapatkan hasil setidaknya ada satu atau lebih variabel bebas persepsi
keadilan kompensasi danatau persepsi kelayakan kompensasi yang dapat menjelaskan perubahan variabel terikat motivasi kerja sebesar 23,4.
Setelah dilakukan analisis lebih lanjut secara parsial menggunakan uji t ditemukan ada pengaruh persepsi keadilan kompensasi terhadap motivasi
kerja karyawan bagian sekertariat Universitas Sanata Dharma. Hal ini konsisten dengan kajian yang dilakukan oleh Vina Rani Wibawanti 2009
dengan judulnya “pengaruh gaji terhadap motivasi kerja karyawan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaji berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Andri Tanjung 2005 dengan judulnya “pengaruh kompensasi terhadap motivasi kerja karyawan” yang menyatakan kompensasi berpengaruh positif
terhadap motivasi kerja karyawan. Penelitian ini juga mendukung teori motivasi klasik F.W. Tailor yang mengemukakan bahwa manusia mau
berkerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik, berbentuk uang dan barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dari teori ini adalah orang akan
berkerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi kerja
pemberian kompensasi hendaknya memenuhi aspek keadilan, mengingat dalam peneliatian ini persepsi keadilan kompensasi memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Bentuk dari pemberian kompensasi yang memenuhi aspek keadilan diantaranya: kesesuaian
pemberian kompensasi dengan jenis pekerjaan, kesesuaian pemberian kompensasi dengan resiko pekerjaan, kesesuaian pemeberian kompensasi
dengan tanggungjawab pekerjaan. Dalam upaya meningkatkan motivasi kerja karyawan bagian sekertariat Universitas Sanata Dharma hendaknya dalam
pemberian kompensasi yang sesuai dengan tanggungjawab pekerjaan dan kesesesuaian dengan resiko pekerjaan lebih ditingkatkan lagi, karena dalam
penelitian ini dua hal tersebut berada pada rata-rata terendah dengan rata-rata 3,705 dan 3,970.
Kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dimaksudkan
untuk mendorong karyawan supaya mempunyai motivasi kerja yang baik. Suatu motivasi kerja yang ada dalam perusahaan sangat membantu untuk
mengetahui seberapa besar kemauan dan kemampuan karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
86