Pada umumnya balita di Kecamatan Berastagi diberi makan pagi setelah ibunya selesai menyelesaikan pekerjaan rumah. Sehingga balita sering terlambat
sarapan pagi. Untuk makan siang, karena bekerja diladang mereka sering lupa untuk memberi makan balitanya tepat waktu, dan sepulang kerja mereka harus
memasak terlebih dahulu sehingga balita pun terlambat makan malam. Selain itu, balita tidak diberi makanan tambahan lainnya. Sehingga ditakutkan kebutuhan
nutrisi balita tidak dapat terpenuhi. Sedangkan untuk faktor kebersihannya, karena mereka bekerja di ladang
sering sekali mereka makan tanpa mencuci tangan yang benar. Begitu juga keadaan di rumah, dikarenakan suhu yang dingin keluarga jarang membuka
jendela sehingga ketika ada anggota keluarga yang merokok di dalam rumah tidak terjadi pertukaran udara dengan baik. Hal ini mengakibatkan seluruh anggota
keluarga di rumah khususnya balita terpapar asap rokok tersebut. Untuk pelayanan kesehatannya apabila ada anggota keluarga yang sakit khususnya balita, biasa
hanya dilakukan perawatan di rumah dengan menggunakan obat-obatan tradisional dan hanya akan dibawa ke puskesmas apabila penyakitnya semakin
parah. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran pola asuh dan status gizi balita pada keluarga perokok di Kecamatan
Berastagi.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola asuh dan status
gizi balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh dan status gizi balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi tahun
2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui gambaran pemberian makan anak usia balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi.
2. Untuk mengetahui gambaran praktik kebersihan dan sanitasi lingkungan
anak balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi. 3.
Untuk mengetahui gambaran perawatan anak dan keluarga dalam keadaan sakit pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi.
4. Untuk mengetahui status gizi anak balita pada keluarga perokok di
Kecamatan Berastagi dengan menggunakan indeks antropometri yaitu BBTB.
5. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi dan pengetahuan merokok
pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi.
1.4. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1.
Memberikan gambaran pada masyarakat tentang pola asuh yang nantinya dapat diketahui bagaimana pola asuh yang baik untuk anak usia balita
sehingga status gizi yang baik pada anak dapat tercapai. 2.
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas kesehatan puskesmas dan aparatur Kecamatan setempat mengenai gambaran pola
Universitas Sumatera Utara
asuh dan status gizi balita pada keluarga perokok di Kecamatan Berastagi dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Asuh Anak
Pola asuh anak adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang berdampak luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi
dasar penyediaan pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi Depkes RI, 2000.
Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih
sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan fisik dan mental, status gizi, pendidikan umum, pengetahuan dan
keterampilan tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau di
masyarakat dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak Sunarti, 2004.
Masa pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan
perawatan orang tua oleh karena itu orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan
lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Dengan demikian dasar pengembangan dari seorang
individu telah diletakkan oleh orang tua melalui praktek pengasuhan anak sejak ia masih bayi Supanto, 1990.
Kerangka konseptual yang dikemukan oleh UNICEF yang dikembangkan lebih lanjut oleh Engle et al 1997 menekankan bahwa tiga komponen makanan,
kesehatan, dan asuhan merupakan faktor-faktor yang berperan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Pola asuh meliputi 6 hal
Universitas Sumatera Utara