Peraktek Pemberian Makanan 1.Pemberian Air Susu Ibu ASI dan Makanan Pendamping Pada

yaitu : 1 perhatiandukungan ibu terhadap anak, 2 pemberian ASI atau makanan pendamping pada anak, 3 rangsangan psikososial terhadap anak, 4 persiapan dan penyimpanan makanan, 5 praktek kebersihan atau higiene dan sanitasi lingkungan dan 6 perawatan balita dalam keadaan sakit seperti mencari tempat pelayanan kesehatan. Pemberian ASI dan makanan pendamping pada anak serta persiapan dan penyimpanan makanan tercakup dalam praktek pemberian makan Engle, 1997. 2.1.1. Peraktek Pemberian Makanan 2.1.1.1.Pemberian Air Susu Ibu ASI dan Makanan Pendamping Pada Anak Pola asuh anak berkaitan dengan keadaan gizi anak. Pembrian kolostrum pada bayi dihari-hari pertama kehidupan berdampak positif pada keadaan gizi anak pada umur selanjutnya. Anak-anak dengan keadaan gizi yang lebih baik berkaitan erat juga dengan perilaku pemberian ASI. Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih rendah Jahari, dkk, 2000. Pemberian makanan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari- hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci pemecahan masalah Suharjo, 2003. Tujuan pemberian makanan pada anak balita adalah : 1. Untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh. 2. Untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. 3. Zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita diperlukan adanya perilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuhan dalam keluarga. 5. Selalu memberikan makanan bergizi yang seimbang kepada balita Suharjo, 2003. Anjuran makanan untuk balita mulai dari lahir hingga berumur lima tahun yang di berikan oleh ibu kepada anak antara lain : 1. Makanan Anak sejak Lahir Sampai Usia 2 tahun Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat di pengaruhi oleh keadaan gizi ibu selama hamil. Ibu yang selama hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak yang gizinya kurang baik, juga memungkinkan dapat melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya. Dalam usia empat bulan, Air Susu Ibu ASI merupakan makanan yang paling utama. Air susu ibu merupakan makanan pokok yang terbaik bagi bayi. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya cepat diberikan. ASI diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan tim. ASI benar-benar bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan. Komposisinya juga unik bagi bayi serta bervariasi sesuai dengan petumbuhannya. ASI mudah dicerna dan langsung terserap. Kekurangan gizi, alergi, konstipasi Universitas Sumatera Utara sembelit dan obesitas kegemukan tampak lebih kecil kemungkinan terjadi pada bayi yang mengkonsumsi ASI Hayati, 2009. ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun Roesli, 2000. Setelah berumur 6 bulan, bayi memerlukan makanan pendamping karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipengaruhi oleh ASI. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur untuk mengembangan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa Arisman, 2004. Pertumbuhan anak usia 1-3 tahun tidak sama dengan masa bayi, tetapi pada masa ini aktifitasnya lebih banyak. Golongan ini sangat rentan terhadap penyakit dan gizi dan infeksi. Syarat makanan yang harus diberikan adalah makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang tidak pedas dengan jadwal pemberian makanan sama yaitu 3 kali makanan utama pagi, siang, malam dan 2 kali makanan selingan diantara 2 kali makanan utama. Jenis jumlah dan Universitas Sumatera Utara frekuensi makan pada bayi dan anak balita, hendaknya diatur sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan organ pencernaannya Depkes RI, 2006. 2. Makanan Anak Usia 3 Tahun Sampai 5 Tahun Makanan anak usia 3 tahun sampai 5 tahun, tetap sama dengan makanan sebelumnya. Terutama protein dan vitamin A, di samping kalori dalam jumlah yang cukup. Anak-anak dalam usia ini sudah dapat lebih banyak dikenalkan dengan makanan yang disajikan untuk keluarga. Bahan-bahan makanan seperti tahu, tempe, dan sayuran dapat diberikan sejak anak melewati usia 1 tahun. Anak berusia 1-5 tahun merupakan konsumen pasif, dimana makanan yang dimakan anak hanya sebatas makanan tumbuhan disamping ASI atau tergantung pada apa yang disediakan oleh orang tuanya yang memang sudah dianggap dapat memenuhi gizi anak, sehingga peranan orang tua dalam menentukan makanan yang bergizi lengkap dan seimbang. Pada usia ini, rasa ingin tahu anak juga sanga tinggi sehingga para ibu memiliki kesempatan untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan yang beraneka ragam yang dapat dikonsumsi oleh balita. Setelah anak mencapai usia 5 tahun, makanan padat sudah dapat diberikan karena dengan bertambahnya umur maka kebutuhan zat gizi akan semakin meningkat. Pengetahuan ibu juga sangat diperlukan dalam mengolah makanan untuk anak balita. Pada masa balita umumnya anak balita mempunyai selera makan yang bergelombang dan cenderung memilih. Mereka lebih cenderung lebih suka memakan makanan yang disukainya, untuk itu ibu harus pintar berkreasi dalam menyusun menu makanan agar menarik perhatian anak. Universitas Sumatera Utara Apabila tidak terpenuhinya gizi dalam tubuh anak balita maka akan menyebabkan gangguan gizi. Ada beberapa hal yang menyebabkan gangguan gizi adalah karena tidak sesuainya jumlah zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Gizi yang buruk menyebabkan mudahnya terjadinya infeksi karena daya tubuh menurun, sebaliknya, penyakit infeksi sering menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan zat gizi sedangkan nafsu makan biasanya menurun dan dapat mengakibatkan anak yang gizinya baik akan menderita gangguan gizi. 2.1.1.2.Persiapan dan Penyimpanan Makanan Pada saat mempersiapkan makanan, kebersihan makanan perlu mendapat perhatian khusus. Makanan yang kurang bersih dan sudah tercemar dapat menyebabkan diare atau cacingan pada anak. Begitu juga dengan si pembuat makanan dan peralatan yang dipakai seperti sendok, mangkok, gelas, piring dan sebagainya sangat menentukan bersih tidaknya makanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Simpan makanan dalam keadaan bersih, hindari pencemaran dari debu dan binatang. b. Alat makan dan memasak harus bersih. c. Ibu atau anggota keluarga yang memberikan makanan harus mencuci tangan dengan sabun sebelum memberikan makan. d. Makanan selingan sebaiknya dibuat sendiri.

2.1.2. Praktek KebersihanHygiene dan Sanitasi Lingkungan