1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen setiap perusahaan harus meyakini bahwa salah satu faktor kunci pencapaian keunggulan bersaing di dalam sebuah perusahaan adalah
dengan memperhatikan faktor efisiensi, efektivitas, dan produktivitas di seluruh aktivitas operasi yang dijalankan. Memegang teguh prinsip-prinsip itu pada
hakikatnya berarti bahwa semua komponen atau satuan kerja dalam organisasi dituntut menggunakan berbagai dana, daya, sarana, dan prasarana kerja dengan
baik dan semaksimal mungkin. Menurut Siagian 2004: 4, “Dalam teori
manajemen telah lama ditekankan bahwa dalam menjalankan roda perusahaan, terdapat lima M, yaitu manusia, modal, mesin, metode kerja, dan materi.” Selain
itu, terdapat faktor-faktor lain dalam mengelola suatu perusahaan yang juga harus digunakan dengan efisien dan efektif, seperti waktu, energi, dan informasi.
Seringkali perusahaan dihadapkan kepada suasana kelangkaan dalam pengadaan, penguasaan, dan pemilikan berbagai faktor tersebut namun tidak pernah ada
alasan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membenarkan terjadinya inefisiensi. Maka dari itu, diperlukanlah kegiatan audit untuk memperoleh bukti
adanya inefisiensi dengan menggunakan semua faktor tersebut sebagai objek audit.
2
Sebuah perusahaan yang semakin berkembang akan dituntut untuk berkembang pula dalam bidang pemeriksaan untuk memberikan evaluasi dan
perbaikan setiap aktivitas bisnisnya sehingga semakin baik dari waktu ke waktu. Pemeriksaan yang dilakukan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan di bidang
transaksi keuangan perusahaan saja, melainkan juga pemeriksaan yang berkaitan dengan operasional perusahaan guna menghadapi tuntutan peningkatan efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas kerja. Menurut Bayangkara 2008: 2, “Audit
operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.” Artinya, terjadi perkembangan baru dalam manajemen modern yang
menekankan pentingnya audit operasional. Melalui audit operasional, dapat diidentifikasi seluruh kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan
perbaikan sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan
tersebut. Adanya tekanan yang sangat kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini,
menuntut perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output bertanggung
jawab untuk menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan, tepat waktu, dan memproses produk secara efektif dan efisien. Dalam
aktivitasnya dimulai dari perencanaan sampai dengan pengendalian dan evaluasi,
3
fungsi ini harus secara optimal menghubungkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan internal yang dimiliki perusahaan Tebety, 2013: 1-2.
Perkembangan pasar yang terjadi telah mampu mendorong terciptanya persaingan yang ketat diantara industri-industri. Hal ini membuka tantangan dan
kesempatan tersendiri bagi industri pangan, khususnya bakery untuk memenangkan dan menjadi pemimpin dari persaingan pasar yang terjadi. Untuk
dapat bertahan dalam persaingan tersebut setiap industri, termasuk industri bakery harus
mulai memfokuskan
usahanya pada
perbaikan mutu
yang berkesinambungan. Setiap industri harus mampu melakukan setiap pekerjaan
dengan lebih baik dalam suatu sistem manajemen mutu dalam rangka menghasilkan produk pangan, yaitu roti yang bermutu tinggi. Menurut Kristiana
2010: 3, “Kasus-kasus penyimpangan pangan seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk pangan diolah dengan prosed
ur pengolahan yang benar.” Virgin Cake Bakery berupaya menjaga mutu produk roti agar tetap
sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Badan POM. Tahapan-tahapan proses
produksi diupayakan dilaksanakan dengan benar sesuai standar pengolahan perusahaan agar dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan standar mutu produk
roti. Namun pada kenyataannya, produk roti yang dihasilkan tidak semuanya dapat memenuhi standar. Roti yang mengalami penyimpangan mutu tersebut
dapat mengakibatkan pemakaian bahan baku pembuatan roti tidak optimal,
4
kelancaran produksi roti menjadi terganggu, dan pemborosan biaya produksi sehingga dapat berakibat pada ketidakpuasan konsumen.
Pemecahan masalah pada proses produksi roti dapat dilakukan dengan baik jika faktor penyebab masalah telah diketahui. Salah satu cara yang dilakukan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelancaran proses produksi roti terhambat adalah dengan melakukan pendekatan audit operasional.
Audit operasional yang dilakukan merupakan kajian atas setiap tahapan proses produksi roti maupun pelaksanaan prosedur operasi standar yang dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan dan terhambatnya proses produksi. Melalui audit operasional yang dilakukan dapat diperoleh suatu evaluasi maupun masukan
perbaikan terhadap sistem mutu proses produksi roti yang berjalan di Virgin Cake Bakery dengan harapan fungsi produksi berjalan dengan baik dan
meningkatkan berbagai macam aspek fungsi produksi.
B. Rumusan Masalah