Audit Operasional atas Fungsi Produksi

18 3. Siklus Proses Produksi dan Aspek Pengendaliannya Walaupun corak kegiatan produksi berlainan satu dengan yang lain, namun kita dapat mengidentifikasikan pola siklus beserta tahap-tahap dalam siklus tersebut. Tahap-tahap tersebut mencakup: a. Penentuan permintaan akan produk-produk yang dapat dipasok melalui proses produksi. Atau dengan kata lain, menentukan apa yang akan diproduksi dan kapan akan diproduksi. b. Penetapan rencana produksi yang lebih spesifik. c. Pengadaan masukan untuk melaksanakan kegiatan produksi. d. Penerimaan, pemasangan, dan pengujian mesin dan peralatan, serta percobaan proses produksi. e. Pelaksanaan proses produksi yang sebenarnya. f. Pengiriman produk-produk selesai untuk digunakan sendiri atau dijual kepada para pelanggan.

D. Audit Operasional atas Fungsi Produksi

Peranan pemeriksaan intern dalam proses produksi pada dasarnya adalah ikut serta mendorong terciptanya manajemen produksi yang ideal. Jasa yang diberikan berupa pengujian-pengujian terhadap aspek-aspek pengendalian manajemen dalam proses produksi, dengan tujuan baik untuk menguji ketaatan 19 terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur-prosedur maupun untuk mendapatkan dasar bagi upaya perbaikan manajemen produksi. Menurut Bayangkara 2008: 16, audit operasional pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi perusahaan. Di samping itu, audit pada fungsi ini juga ditujukan untuk menilai ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi: 1. Perencanaan produksi Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Rencana induk produksi dan operasi mencerminkan berbagai usaha yang akan dilakukan untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya. Rencana ini akan menjadi pedoman produksi dan operasi dalam periode tertentu. Penyusunan rencana induk harus didasarkan pada ketersediaan kapasitas dan rencana penggunaannya, peluang dan ancaman yang dihadapi dan usaha- usaha untuk melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Menurut Bayangkara 2008: 181 suatu rencana induk memuat tentang: 20 a. Jadwal induk produksi 1 Bagaimana menerjemahkan ramalan penjualan dan jadwal produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2 Jadwal produksi optimal yang meminimalkan biaya persediaan dan biaya set up produksi. 3 Tingkat persediaan yang optimal. 4 Meminimalkan over time dan idle time resources. 5 Penilaian terhadap total biaya produksi atas jadwal induk produksi yang dibuat yang tercermin pada anggaran produksi. b. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi c. Tingkat persediaan d. Perencanaan keseimbangan lintas produksi Tunggal, 1995: 159 1 Adakah indikasi terjadinya bottleneck dalam lini produksi. 2 Bagaimana keseimbangan loading operator dan mesin dalam lini produksi. 2. Pengendalian kualitas quality control “Pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu standar dapat tercermin dalam hasil akhir” Assauri, 2008: 299. Dengan kata lain, pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan mutukualitas dari produk yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan 21 pimpinan perusahaan. Dalam pengendalian kualitas ini, semua prestasi produk dicek menurut standar, dan semua penyimpangan-penyimpangan dari standar dicatat serta dianalisis dan semua penemuan-penemuan dalam hal ini digunakan sebagai umpan balik untuk pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk produksi pada masa-masa yang akan datang. 3. Produktivitas dan efisiensi “Produktivitas dan mutu seringkali sangat berhubungan” Stevenson dan Chuong, 2014: 15. Mutu yang buruk dapat mempengaruhi produktivitas. Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Menurut Bayangkara 2008: 187, secara rinci pengendalian tersebut meliputi: a. Pengendalian bahan baku b. Pengendalian transformasi c. Pengendalian barang jadi 22 4. Metode dan standar kerja Metode dan standar pekerjaan di dalam kegiatan pengolahan merupakan salah satu alat pengawasan atau pengendalian. Dengan menetapkan suatu standar sebagai sasaran yang akan dicapai maka pengawasan atau pengendalian akan dapat dilakukan yaitu dengan membandingkan prestasi kerja terhadap standar pekerjaan tersebut. “Standar kerja dapat berupa standar waktu penyelesaian satu satuan produk, standar jumlah satuan produk yang harus dibuat selama satu kurun waktu, atau jumlah satuan produk yang rusak dari sejumlah satuan produk yang dihasilkan” Pardede, 2005: 342. 5. Pemeliharaan peralatan Pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan ketentuan penggunaannya. “Desain dan penempatan peralatan yang tepat menjadi faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan efisien serta mampu menghasilkan produk tep at sesuai dengan yang telah dijadwalkan” Bayangkara, 2008: 190. 6. Organisasi manajemen produksi dan operasi Dalam membentuk organisasi manajemen produksi dan operasi yang baik, sebuah perusahaan harus mengelola tenaga kerja dan merancang pekerjaan sehingga orang-orang dapat diberdayakan secara efektif dan efisien. 23 Menurut Heizer dan Render 2009: 596, seiring memusatkan perhatian pada strategi sumber daya manusia, kita juga harus memastikan bahwa orang- orang: a. Diberdayakan secara efisien dalam batas-batas keputusan manajemen operasi lainnya b. Memiliki kualitas lingkungan kerja yang memadai dalam atmosfer yang penuh dengan komitmen dan kepercayaan satu sama lain. 7. Plant dan Layout “Plant dan Layout adalah fase yang termasuk dalam desain suatu sistem produksi” Assauri, 2008: 81. Tujuan layout adalah untuk mengembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan rencana yang paling ekonomis. Plant dan layout yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh yang ada di dalam pabrik.

E. Kerangka Berfikir Penelitian