Penelitian ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul pada karyawan pria dewasa sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Oleh karena itu pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adanya korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan atau obesitas sentral yang diasosiasikan dengan sindrom
metabolik. Kadar HbA1c merupakan indikator adanya risiko diabetes melitus. Penelitian ini ditujukan kepada karyawan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sebagai deteksi dini terjadinya obesitas dan pemicu munculnya penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan melakukan pengukuran lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c pada karyawan pria dewasa sehat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah : a.
“Waist Circumference and Waist-hip Ratio Predictors of Type 2 Diabetes Mellitus in the Nepalese Population of Kavre District” Shah, Bhandary,
Malik, Risal, and Koju, 2009. Pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Waist Circumference dan Waist Hip Ratio sebagai prediktor DM tipe 2. Penelitian ini melibatkan 100 responden 53 laki-laki dan 47
perempuan dengan 65 responden diabetes dan 35 responden tidak diabetes. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini untuk WC laki-laki
menunjukkan hasil signifikan p0,001 sedangkan perempuan tidak signifikan p0,05 dan hasil untuk WHC laki-laki dan perempuan
menunjukkan hasil yang signifikan p0,0001 dan p0,01. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Waist Circumference dan Waist
Hip Ratio merupakan prediktor untuk mengidentifikasi DM tipe 2 baik pada pria dan wanita populasi Kavre.
b. “Hubungan faktor risiko obesitas dengan rasio lingkar pinggang pinggul
mahasiswa FKM UI” Hidayatulloh, Agus, Nurhasanah, Ani, Irawan, Edy, 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain
metode cross sectional dan melibatkan 54 responden 23 laki-laki dan 31 perempuan dari mahasiswa FKM UI angkatan 2011 dan program pasca
sarjana. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan RLPP berisiko RLPP laki-laki=0,9 dan perempuan=0,8 dengan 5 jenis faktor risiko
obesitas yaitu jenis kelamin, pengetahuan, pendapatan, usia dan Indeks Massa Tubuh IMT. Pengetahuan dan RLPP tidak memiliki hubungan
dengan p value 0,695 p0,05. Usia memiliki hubungan paling berpengaruh dengan RLPP berisiko dengan p value 0,001 p0,05 pada
usia lebih dari 39 tahun dan dengan p value 0,012 p0,05 pada usia 20 hingga 39 tahun.
c. “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang panggul
Terhadap Rasio Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”
Putri, 2013. Pada penelitian ini Lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul memiliki korelasi positif yang tidak bermakna dengan
kekuatan korelasi sangat lemah terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat pada responden pria memiliki nilai r= 0,034 dan p= 0,795 pada lingkar pinggang, serta nilai r= 0,168 dan
p= 0,204 pada RLPP. Pada responden wanita, memiliki nilai r= 0,102 dan p= 0,406 pada lingkar pinggang, serta nilai r= 0,014 dan p= 0,909
pada RLPP. d.
“Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat” Jalal, Indrawaty, Susanti, Oenzil, 2008. Pada penelitian ini didapatkan
hasil 22,8 responden ternyata menderita DM, dengan asupan energi tinggi, karbohidrat tinggi, serat rendah, kolesterol
tinggi dan asupan omega 3 rendah. Delapan puluh tujuh persen responden wanita dan 12,5 pria memiliki lingkar pinggang besar dari
normal. Ditemukan korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida, kadar glukosa plasma dan tekanan darah, namun tidak
terhadap kadar HDL-kolesterol.
e. “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Terhadap Rasio Kadar LDLHDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung“ Anjani, 2013. Pada penelitian ini didapatkan
korelasi sangat lemah antara lingkar pinggang terhadap rasio kadar LDLHDL r= 0,127 dan korelasi lemah antara rasio lingkar pinggang-
panggul terhadap rasio kadar LDLHDL r= 0,304. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian sebelumnya,
responden yang diteliti mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 2, sedangkan pada penelitian sekarang, responden yang diteliti harus sehat
tanpa penyakit degeneratif apapun. f.
“Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek Provinsi Lampung” Putri dan Larasati, 2013. Pengolahan data menggunakan uji analisis Chi Square tidak memenuhi syarat untuk data
ini karena terdapat 25 sel yang memiliki expected value 5. Pengolahan data ini menggunakan uji Fisher dengan angka kemaknaan
atau α=0,05. Analisis data dengan uji Fisher menghasilkan p-value sebesar 1.000 2-tail dan 0,579 1-tail. Hasil yang diperoleh adalah p-
value α. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara obesitas menurut IMT dengan kadar HbA1c pasien DM. g.
“Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah” Lipoeto, Yerizel, Edward, Widuri, 2007. Pada penelitian ini melihat hubungan
nilai antropometri dengan kadar gula darah yang dilakukan pada 70
penduduk dewasa yang berusia 20 tahun ke atas di kabupaten Padang Pariaman. Nilai antropometri yang diukur adalah Indeks Massa Tubuh
IMT, Lingkar Pinggang LP dan Rasio Lingkar Pinggang-panggul RLPP. Kadar glukosa darah puasa diukur secara enzimatik. Hasil
penelitian menunjukkan jumlah penderita obese berdasarkan IMT lebih dari 25 adalah 34,3, berdasarkan LP berjumlah 38,6 dan berdasarkan
RLPP berjumlah 24,4. Dari hasil analisa korelasi didapatkan nilai korelasi r kadar glukosa darah dengan BMI adalah 0,101 p0,05,
dengan LP adalah 0,168 p0,05 dan dengan RLPP adalah 0,186 p0,05. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
sekarang adalah untuk melihat hubungan antropometri dengan kadar HbA1c responden.
3. Manfaat Penelitian