Pada tahap selanjutnya, calon responden yang telah bersedia mengikuti penelitian akan diberi informed consent yang akan diisi dan ditandatangani
sebagai bentuk persetujuan responden untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir. Responden diberi informasi mengenai waktu penelitian serta tempat
penelitian.
6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pita pengukur Butterfly®. Suatu instrumen dapat dikatakan baik dan reliable, serta memiliki
presisi yang baik apabila nilai CV coefficient of variation ≤ 5 Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik, 2011. Instrumen yang telah tervalidasi dan dikatakan reliable dalam penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan hasil
pengukuran yang pasti dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan pada dua pita pengukur
dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur pertama sebesar 0,551, sedangkan untuk nilai CV dari pita pengukur kedua
sebesar 0,677. Dari dua nilai CV tersebut, dapat dikatakan bahwa kedua pita pengukur tersebut valid dan reliable, karena kedua pita pengukur memiliki nilai
CV yang ≤ 5.
7. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed consent, dilakukan oleh analis dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Bethesda yang telah terakreditasi. Sedangkan pengukuran antropometri dilakukan
oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.
8. Analisis darah responden
Darah responden yang sudah diambil kemudian akan dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar
HbA1c.
9. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah diberikan kepada responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti memberikan penjelasan mengenai hasil pengukuran antropometri dan hasil analisis darah,
disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi yang dapat dilakukan responden jika terdapat hasil yang tidak normal.
10. Pengelolaan Data
Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian menggolongkan data yang diperoleh ke dalam kategori yang telah ditetapkan, lalu
melakukan analisis data. J.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk melihat karakteristik subyek penelitian dan statistik dengan taraf keperayaan 95
menggunakan sistem komputer. Uji normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirov, jika sampel 50 responden, dan uji Shapiro-Wilk, jika sam
pel ≤50 responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai
p0,05. Selanjutnya, dilakukan uji komparatif jika nilai p0,05 maka kedua kelompok data yang dianalisis tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji
korelasi, untuk data terdistribusi normal, digunakan uji Pearson, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal, menggunakan uji Spearman. Suatu korelasi
dianggap bermakna jika nilai p0,05 Ahmad, 2011. Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan
data. Data yang dianalisis meliputi, umur, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar HbA1c. Data tersebut dianalisis dengan cara
menghitung rata-rata, simpangan deviasi, serta normalitas tiap-tiap kelompok data data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan seluruh
data lebih dari 50 data. Analisis selanjutnya dilakukan uji komparatif, pada uji ini diawali dengan
mengelompokkan data kadar HbA1c berdasarkan nilai lingkar pinggang ≥94 cm dan 94cm, serta berdasarkan rasio ling
kar pinggang panggul ≥0,90 dan 0,90. Tiap-tiap kelompok diuji normalitasnya, jika kedua kelompok data terdistribusi
normal, maka dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan, jika kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Analisis terakhir adalah uji korelasi antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar HbA1c. Jika kedua data korelasi
terdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Jika salah satu data atau kedua data tidak terdistribusi normal maka uji korelasi yang
digunakan menggunakan uji Spearman.
Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2011
Parameter Nilai
Interpretasi Kekuatan korelasi
r
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat lemah Lemah
Sedang Kuat
Sangat kuat
Nilai p
p 0,05 p 0,05
Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel
Tidak terdapat korelasi bermakna antara dua variabel
Arah korelasi
+ positif
- negatif Searah, semakin besar nilai satu
variabel, semakin besar pula variabel lainnya
Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin besar
pula variabel lainnya
K. Keterbatasan Penelitian