Tabel VIII. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Kadar HbA1c pada Responden Pria
Variabel Bebas Variabel
Tergantung p
r r
2
LP RLPP
HbA1c 0,016
0,296 0,058
0,007 0,327
0,046 p 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
1. Korelasi Lingkar Pinggang terhadap kadar Hba1c Responden Pria
Pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s, nilai korelasi
lingkar pinggang terhadap kadar HbA1c pada responden pria yaitu r=0,296. Nilai korelasi ini menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan yang
lemah. Menurut Dahlan 2012 nilai korelasi antara 0,2 sampai dengan 0,4 kekuatan korelasinya tergolong lemah. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji
signifikansi p=0,016 dengan demikian terdapat korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang dengan kadar HbA1c responden.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor anta lain ada responden yang memiliki lingkar pinggang kecil 94cm, tetapi memiliki nilai HbA1c yang
tinggi 6,5, serta ada responden yang memiliki lingkar pinggang besar ≥ 94cm, tetapi memiliki nilai HbA1c yang normal.
Gambar 5. Grafik Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Kadar HbA1c Responden
Pada gambar diatas dapat dilihat persebaran titik-titik. Persebaran titik- titik menunjukkan kekuatan korelasi, jika persebaran titik-titik ini semakin
mendekati garis linear maka korelasinya akan semakin kuat Dahlan,2012. Pada penelitian ini banyak titik-titik yang menjahui garis linear korelasi sehingga
kekuatan variabel dari lingkar pinggang dan kadar HbA1c memiliki korelasi yang lemah.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menyerupai dengan hasil penelitian ini yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Tsenkova,
Carr, Schoeller, and Ryff 2010 menunjukkan bahwa BMI, lingkar pinggang dan rasio pinggang pinggul memiliki nilai yang signifikan dengan HbA1c p0,001
orang yang memiliki nilai rasio pinggang pinggul tinggi memiliki tingkat HbA1c yang tinggi.
Adapun hasil penelitian lain yang tidak sejalan dengan hasil pada penelitian ini yaitu penelitian yang dilakakukan Ismail, Hanafiah, Saadia,
Salmiah, Huda, and Yunus 2011 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat HbA1c dengan BMI p=0,348. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Lipoeto, Yerizel, Edward, Widuri 2007 yang melihat hubungan nilai antropometri dengan kadar gula darah pada 70 responden dewasa di
kabupaten Padang Pariaman menunjukkan hasil uji korelasi tidak bermakna secara statistik antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah pada kelompok
pria dengan r=0,009 dan p0,05 pada kelompok pria. Dimungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian ini karena adanya
perbedaan jumlah responden pada penelitian yang dilakukan oleh Tsenkova, Carr,
Schoeller, and Ryff 2010, menggunakan 938 responden, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Lipoeto, Yerizel, Edward, Widuri 2007,
berjumlah 70 responden dengan usia 20 tahun ke atas. Pada penelitian ini hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan hipotesis, namun dengan hasil kekuatan
korelasi yang didapatkan lemah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa variabel yang tidak dapat dikendalikan pada penelitian ini seperti gaya hidup responden,
aktifitas fisik responden, dan keadaan patologis dari responden, selain itu pada penelitian ini hasil juga dapat dipengaruhi oleh jumlah responden yang masih
terlalu sedikit walaupun sudah memenuhi jumlah minimal responden untuk uji korelasi dan juga jumlah responden yang tidak seimbang antara yang memiliki
lingkar pinggang ≥ 94cm dan lingkar pinggang 94cm responden pria.
2. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap kadar Hba1c