10
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengukuran Antropometri
Antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Hasil pengukuran antropometri
dapat menggambarkan dan mengevaluasi status gizi dan status kesehatan seseorang atau suatu populasi, sesuai dengan indikator antropometri yang
diinginkan NHANES, 2007. Pengukuran antropometri yang biasanya digunakan adalah indeks massa tubuh body mass index, lingkar pinggang waist
circumference, rasio pinggang panggul waist to hip ratio, rasio lingkar pinggang terhadap tinggi waist to stature ratio yang disarankan untuk
mendefinisikan obesitas Nyamdorj, 2010. Pengukuran antropometri mempunyai teknik yang sederhana untuk dilakukan, berlaku secara universal, dan tidak
membutuhkan biaya besar untuk menilai ukuran proporsi dan komposisi tubuh manusia Khanna, Sharma, and Shidu, 2011.
1. Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang merupakan ukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral. Lingkar pinggang dapat digunakan untuk
melihat jumlah dan distribusi lemak dalam tubuh yang bermanfaat dalam pemeriksaan risiko masalah kesehatan. Pada penelitian Jalal, et al. 2008
ditunjukkan bahwa pemeriksaan lingkar pinggang adalah metode antropometri yang mudah, murah, dan bermanfaat untuk mendeteksi obesitas.
Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai prediktor risiko munculnya penyakit kardiovaskular Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and Elsohemy 2010. Penelitian tersebut menemukan bahwa pengukuran LP
merupakan prediktor yang lebih baik dibanding pengukuran BMI, dalam memprediksi munculnya risiko penyakit kardiovaskular dikalangan pria.
Lokasi pengukuran lingkar pinggang yang tepat dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan iliac crest menggunakan pita
pengukur. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan WHO, 2008. Pengukuran dilakukan pada keadaan ekspirasi dengan
posisi subyek berdiri tegak, dengan kaki rapat dan lengan menggantung bebas di sisi Candido, Alosta, Oliveira, Freitas and Caelho 2012. Kriteria lingkar
pinggang menurut WHO 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang yang Ideal World Health Organization, 2008
Jenis Kelamin Lingkar Pinggang
Laki-laki 94 cm
Perempuan 80 cm
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013
2. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Rasio lingkar pinggang panggul merupakan indeks praktis dari distribusi lemak pada jaringan tubuh. Rasio lingkar pinggang panggul memperkirakan
jumlah lemak abdominal pada individu, apabila perbandingan antara lingkar pinggang dan panggul semakin besar maka semakin besar pula lemak abdominal
individu tersebut International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Esmaillzadeh, Mirmiran, and Azizi
2004 ditunjukkan bahwa nilai rasio lingkar pinggang panggul yang tinggi berkaitan dengan peningkatan luas lemak visceral.
Rasio lingkar pinggang panggul adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara
lingkar pinggang cm dibagi dengan lingkar panggul cm Jenkins, 2011. Pengukuran lingkar pinggang adalah pada titik tengah antara tulang rusuk
terbawah dan iliac crest WHO, 2008 dan lingkar panggul pada titik di atas greather trochanters dengan bantuan pita pengukur Sandhu, Koley, and Sandhu,
2008. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dewar, 2013
Kriteria rasio lingkar pinggang panggul menurut WHO 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang-Panggul yang Ideal World Health Organization, 2008
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal
Laki-laki 0,90
Perempuan 0,85
Menurut de Koning, et al. 2007 antara individu obesitas dan tidak obesitas dapat memiliki nilai rasio lingkar pinggang panggul yang sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Lear, Humphries, Kohli, Chockalingam, and Birmingham 2007 menunjukkan bahwa populasi Asia memiliki jaringan adiposa
viseral yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi Eropa, sehingga untuk menentukan batas nilai lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul perlu
disesuaikan untuk tiap populasi. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Chan, et al. 2003 menemukan bahwa adanya korelasi positif antara rasio lingkar
pinggang panggul terhadap jaringan lemak intraabdomen yang menyebabkan terjadinya obesitas sentral.
B. Obesitas Sentral