Tidak mengonsumsi minuman keras

2 Melakukan pencurian 3 Perilaku asusila 4 Melakukan kebohongan 5 Minum minuman keras Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 9.2 Orang yang melakukan pencurian dan orang yang menderma

B. Berbuatlah Kebajikan

Kebajikan adalah kualitas-kualitas baik dan mulia dalam diri seseorang yang memungkinkan ia melakukan perbuatan baik yang menuntun pada pengikisan keserakahan, kebencian, dan kebodohan, dan pada akhirnya, dengan mengikutsertakan kebijaksanaan, meraih pencerahan. Kualitas-kualitas ini contohnya kedermawanan, belas kasih, kejujuran, kedisiplinan, ketekunan, dan lain-lain. 232 Kelas X SMASMK Setelah kita mengetahui apa itu kebajikan, kita dapat mulai mengekspresikannya melalui perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik adalah semua tindakan melalui pikiran, ucapan, atau perbuatan yang mengarah pada pengikisan loba, dosa, dan moha. Atau bisa juga dikatakan sebagai semua tindakan melalui pikiran, ucapan, atau pikiran yang tidak berakar pada loba, dosa, dan moha. Kita dapat memulai perbuatan baik dari lingkungan terdekat kita, dari hal-hal yang kecil, sedikit demi sedikit. Sesungguhnya, seperti yang pernah disabdakan oleh Buddha untuk tidak memandang remeh perbuatan baik. Perbuatan baik yang remeh atau kecil, bila dilakukan sebagai kebiasaan, maka akan membuahkan kebahagiaan bagi diri kita dan orang lain. Motivasi setiap orang dalam berbuat baik bisa beraneka macam. Beberapa orang yang memiliki keyakinan tertentu mengatakan alasan mereka berbuat baik adalah untuk menaati perintah Tuhan, atau untuk mendapatkan pahala surgawi. Lainnya menyatakan mereka berbuat baik demi mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Pamrih-pamrih seperti itu tidaklah buruk, mengharapkan sesuatu yang baik seperti pahala surgawi atau kebahagiaan dalam kehidupan adalah hal yang cukup wajar dan pantas. Tetapi, bagi seorang umat Buddha, tujuan dari perbuatan baik seharusnya menjadi hal yang lebih tinggi daripada sekadar pahala surgawi atau kebahagiaan dalam kehidupan. Dalam hal ini kita dapat meneladan Bodhisatta. Jadi, bagi seorang umat Buddha, motivasi termulia dalam berbuat baik seharusnya adalah untuk meraih pencerahan, kebebasan sejati. Untuk itu, dalam setiap perbuatan baik, kita dapat mengucapkan tekad, ”semoga perbuatan baik yang saya lakukan ini dapat membuahkan pencerahan sejati bagi saya, kebebasan sejati seperti yang telah Buddha dan para Arahat raih. Semoga saya tidak akan terlahir kembali di rahim mana pun.” Dengan demikian perbuatan baik yang dilakukan bukan didorong oleh kepentingan sendiri, tetapi juga atas dasar rasa belas kasih dan kepedulian bagi semua makhluk. Dalam hal ini, sekali lagi kita dapat menengok teladan yang telah diberikan oleh Bodhisatta. Beliau menyempurnakan paramiNya untuk meraih pencerahan sempurna sebagai seorang Buddha. Sebagai makhluk yang terlahir di alam manusia, ada banyak sekali jenis kebajikan yang dapat dilakukan. Dalam Dhammapada 53, Buddha bersabda bahwa dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bunga. Demikian pula, dengan terlahir sebagai manusia ada banyak jenis perbuatan baik yang dapat dilakukan. Di dalam ajaran Buddha, jenis-jenis perbuatan baik itu dirangkum dalam sepuluh jenis, yaitu: 1. Bermurah hati Dana 2. Mengendalikan diri Sila 3. Bermeditasi Bhavana 4. Menghormat Apacayana 5. Melayani Veyyavaca 233 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti