d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial KI-1 dan KI-2 menggunakan nilai
Kualitatif seperti pada tabel 3 sebagai berikut:
e. Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap
No. Nilai
Nilai Sikap
1 Nilai ≤ 1,33
KURANG 2
1,33 Nilai ≤ 2,33 CUKUP
3 2,33 Nilai ≤ 3,33
BAIK 4
3,33 Nilai ≤ 4,00 SANGAT BAIK
f. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara: 1 menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4,
contoh : 1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten; 3 = mulai konsisten;
4 = konsisten;
2 Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan 3 Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik sekolah dan peserta didik 4 Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari
pada Penilaian Diri Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena lebih lebih mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta
didik yang otentik.
5 Contoh: Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian
Diri Sendiri: Nilai Antarteman: Nilai Jurnal Guru jumlah perbandingan pembobotan = 5.
6 Rumus penghitungan:
x 4 Jumlah nilai Observasi,diri sendiri,
antar teman,jurnal Jumlah nilai maksimal
Siswa A dalam mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti memperoleh : Nilai Observasi
= 4 Nilai diri sendiri
= 3 Nilai antarpeserta didik = 3
Nilai Jurnal = 4
Nilai Rapor = {2x4+1x3+1x3+1x4} : 20 x 4
= 18:20 x 4 = 3, 6 Nilai Konversi
= 3,6 = Sangat Baik
Deskripsi = Memiliki sikap Sangat Baik selama dalam pro-
ses pembelajaran.
44 Kelas X SMASMK
4. KKM Kriteria Ketuntasan Minimal
a. KKM ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan:
karakteristik kompetensi dasar, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
b. KKM tidak dicantumkan dalam buku pencapaian kompetensi, melainkan
pada buku penilaian guru. c. Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberi program
Pengayaan
.
d. Keterangan ketuntasan :
1 Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dinyatakan tuntas apabila
mencapai nilai 2.66
2 Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai Baik
e. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut. 1 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan
kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66; 2 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan
pelajarannya ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari 2.66; dan
3 Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75 peserta didik memperoleh nilai kurang
dari 2.66. 4 Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang
secara umum proil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik paling tidak oleh guru matapelajaran, guru BK, dan orang tua.
G. Penyajian Materi Pembelajaran Penddikan Agama Buddha Berbasis Aktivitas
Materi pembelajaran Pendidikan Agama Buddha pada tiap babpelajaran pada prinsipnya disajikan dalam tiga fenomena yaitu realita, konsep, dan kontek.
1. Realita Realita dalam buku ini dideinisikan sebagai fakta-fakta yang perlu disajikan
untuk menunjang ketercapaian kompetensi dasar sesuai topik pada setiap bab pelajaran. Setiap babpelajaran diawali dengan penyajian tentang realita kehidupan
yang berkatian dengan topik pembelajaran. Realita tersebut disajikandalam berbagai bentuk misalnya dalam bentuk gambar baik gambar dua dimensi
maupun tiga dimensi, cerita, studi kasus, dan lain-lain. Realita yang disajikan kemudian diinterpretasikan secara terbuka oleh peserta didik tanpa dibatasi oleh
guru, meskipun guru wajib mengarahkan peserta didik agar mau mengungkapkan ide sebanyak-banyaknya untuk mengungkap objek yang disajikan.
45 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
2. Konsep Konsep yang dimaksud dalam buku ini adalah wacana tentang ajaran-ajaran
Buddha dalam dokumen atau buku-buku, baik kitab Suci Tipitaka, kitab-kitab komentar, maupun buku-buku agama Buddha yang ditulis oleh para siswa
Buddha yang disajikan berdasarkan topik-topik yang sesuai dengan KI dan KD pada Standar Isi. Konsep yang disajikan dalam bentuk wacana ini berfungi sebagai
bahan komparasi atas interpretasi peserta didik pada materi realita sehingga terbentuk pemahaman dan pengetahuan baru tentang ajaran Buddha yang sesuai
dengan teks kitab suci. 3. Kontek
Kontek dalam buku ini dimaksudkan sebagai bagian lebih lanjut yang tidak terpisahkan dari realita dan wacana yang telah dipahami dengan baik oleh peserta
didik. Setelah peserta didik mampu menemukan konsep yang benar hasil observasi dalam tahap realita yang diperkuat oleh konsep-konsep ajaran Buddha pada
tahap wacana langkah selanjutnya adalah kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan faktual tersebut dalam lingkungannya sesuai konsep yang telah
dipahaminya. Implementasi tentang konteks dalam buku siswa tertuang dalam tahap kegiatan Kecakapan Hidup, Permainan, Releksi dan Renungan, Evaluasi,
dan Aspirasi. Sedangkan dalam buku guru ditambah dengan materi Pengayaan, Remedial, dan Interaksi dengan orang tua peserta didik.
46 Kelas X SMASMK