Bija Niyama Kelas 10 SMA Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Guru

Hukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan buah di mana dapat tumbuh. Dengan demikian, biji jambu tidak akan berhenti menghasilkan keturunan spesies jambu yang sama. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya dan tidak ada sosok pencipta yang mengaturnya.

C. Kamma Niyama

Sumber: mycuteshoppe.blogspot.com Gambar 7.10 Karma manusia yang menyedihkan Kamma Niyama adalah hukum universal tentang karmaperbuatan. Kamma Niyama dikenal sebagai hukum yang berkaitan dengan moral. Keterangan rinci tentang hukum perbuatan Hukum Karma dapat dilihat pada uraian pada buku Pendidikan Agama Buddha Kelas XI. Hukum Karma adalah hukum perbuatan yang didasarkan kehendak atau niat. Seperti yang disebutkan dalam kitab Pali: ”Para bhikkhu, kehendak itulah yang Kusebut perbuatan. Melalui kehendaklah seseorang melakukan sesuatu dalam bentuk perbuatan, ucapan, atau pikiran” Anguttara Nikaya, iii:415. Di sini kehendak merupakan kemauan tindakan mental. Dalam melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak mempertimbangkan dan memutuskan langkah-langkah yang diambil, menjadi pemimpin semua fungsi mental yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Ia menyediakan tekanan mental pada fungsi- fungsi ini terhadap objek yang diinginkan. Dalam melaksanakan tugasnya, termasuk juga tugas-tugas semua proses mental lainnya yang terlibat, kehendak menjadi pemimpin tertinggi dalam pengertian ia memberitahukan semua sisanya. Kehendak menyebabkan semua aktivitas mental cenderung bergerak dalam satu arah. Hukum perbuatan mengatur akibat-akibat dari suatu perbuatan apakah baik atau buruk. Contoh-contoh akibat moral dari suatu perbuatan dapat dijumpai dalam berbagai sutta, misalnya dalam Majjhima-Nikaya, Cula-Kamma-Vibhanga- Sutta: ”Akibat dari membunuh menyebabkan umur pendek, dan tidak melakukan pembunuhan menyebabkan umur panjang. Iri hati menghasilkan banyak perselisihan, sedangkan kebaikan hati menghasilkan perdamaian. Kemarahan 196 Kelas X SMASMK merampas kecantikan seseorang, sedangkan kesabaran menambah kecantikan diri. Kebencian menghasilkan kelemahan, sedangkan persahabatan menghasilkan kekuatan. Pencurian menghasilkan kemiskinan, sedangkan pekerjaan yang jujur menghasilkan kemakmuran. Kesombongan berakhir dengan hilangnya kehormatan, sedangkan kerendahan hati membawa kehormatan. Pergaulan dengan orang bodoh menyebabkan hilangnya kebijaksanaan, sedangkan pengetahuan merupakan hadiah dari pergaulan dengan orang bijaksana.” Di sini pernyataan ”membunuh menyebabkan umur pendek” mengandung makna bahwa ketika seseorang telah membunuh sekali saja manusia atau makhluk lainnya, perbuatan ini menyediakan akibat untuk terlahir kembali dalam keadaan menderita dengan berbagai cara. Selama masa ketika ia terlahir kembali sebagai manusia, perbuatan tersebut menyebabkannya berumur pendek dalam ribuan kelahiran. Penjelasan yang sejenis juga berlaku untuk pernyataan sebab akibat yang lain di atas. Oleh karena itu, Hukum Karma juga dikenal sebagai hukum sebab-akibat perbuatan.

D. Citta Niyama

Sumber: orang terbang indotarget.blogspot.com Gambar 7.11 Orang terbang Citta Niyama adalah hukum universal tentang pikiran atau batin, misalnya proses kesadaran, timbul dan tenggelamnya kesadaran, kekuatan pikiran hasil dari Samatha Bhavana, kesucian batin: Sotapanna, Sakadagami, Anagami, atau Arahat hasil dari Vipassana Bhavana. Contoh kekuatan batin, misalnya seseorang dapat melayang-layang atau berjalan di angkasa, menyelam dalam tanah, memperbanyak diri, mengubah diri, mendengar suara yang jauh atau dekat, melihat objek yang jauh atau dekat walaupun terhalang oleh dinding atau gedung maupun gunung, mengetahui pikiran orang lain, atau mengetahui kehidupan- kehidupan lampau, dan lain-lain. 197 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti