Kegiatan Keenam: Mengomunikasikan Hasil Analisis

Bab Semester I Pertemuan Minggu ke- 01-09 Pertemuan Minggu ke- 10-18 1 √ 2 √ 3 √ 4 √ 5 √ Bab Semester II Pertemuan Minggu ke- 19-27 Pertemuan Minggu ke- 28-36 6 √ 7 √ 8 √ 9 √

F. Penilaian Pendidikan Agama Buddha

1. Hakikat Penilaian

Penilaian merupakan suatu kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Keputusan tersebut berhubungan dengan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja atau karya peserta didik, dan penilaian diri. Penilaian berfungsi sebagai berikut: a. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi. b. Mengevaluasi hasil pembelajaran peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan sebagai bimbingan. c. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. 13 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti d. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya. e. Sebagai kontrol bagi Pendidik dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

2. Prinsip-Prinsip Penilaian

a. Valid dan Reliabel 1 Validitas Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya indikator ”mempraktikkan namaskara..”, maka penilaian valid apabila mengunakan penilaian unjuk kerja. Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian tidak valid. 2 Reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi keajegan hasil penilaian. Penilaian yang reliable ajeg memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya Pendidik menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penskorannya harus jelas. b. Terfokus pada kompetensi Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi atau rangkaian kemampuan. Kemampuan- kemampuan tersebut tergambar dalam kompetensi inti yaitu Kompetensi Spiritual KI 1, Kompetensi Sosial KI 2, Kompetensi Pengetahuna KI 3, dan Kompetensi Keterampilan KI 4. c. KeseluruhanKomprehensif Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar proil kompetensi peserta didik. d. Objektivitas Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. e. Mendidik Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik dan meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.

3. Teknik Penilaian.

a. Penilaian Unjuk Kerja Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik puja, praktik meditasi, bermain peran, 14 Kelas X SMASMK