8
Kenyataannya, faktor pembawaan maupun lingkungan saling mempengaruhi dalam perkembangan seseorang. Faktor bawaan dan lingkungan keduanya dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan seseorang. Faktor lingkungan akan mempengaruhi faktor bawaan begitu pula sebaliknya serta
keduanya saling berinteraksi. Seorang siswa yang mempunyai bakat musik, misalnya, perkembangan bakat atau kemampuan bermain musiknya tidak akan
optimal apabila tidak mendapatkan kesempatan belajar musik. Jadi, potensi yang dimiliki siswapeserta didik yang dibawa sejak lahir akan berkembang optimal,
apabila didukung oleh lingkungannya. Dukungan itu di antaranya dengan penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
potensi dirinya. Begitu pula sebaliknya, seorang anak yang tampaknya tidak memiliki bakat dalam musik, apabila diberikan lingkungan yang menjadikan anak
tersebut berlatih seni, akan menunjukkan kemampuan dalam bermusik. Memperhatikan kompleksitas dari sifat perkembangan perilaku dan pribadi, para
ahli telah mencoba mengembangkan model pentahapan stage dari proses perkembangan yang dihasilkan melalui longitudinal maupun cross section.
2. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh pertumbuhan otak, sistem syarat, otot, dan lain-lain dan perubahan dalam cara individu dalam
menggunakan tubuhnya. Beberapa tokoh memodelkan tahap perkembangan fisik sebagai berikut.
a. Aristoteles 384-322 SM
Tahap perkembangan individu menurut tokoh ini terdiri dari tiga tahapan berdasarkan perubahan ciri fisik tertentu.
- Masa kanak-kanak 0-7 : Ciri-ciri pergantian gigi
- Masa anak sekolah 7-14: Ciri-ciri gejala purbertas
- Masa Remaja 14-21 : Ciri-ciri primer dan sekunder
b. Hurlock 1952
Hurlock membagi fase perkembangan individu secara lengkap sebagai berikut: -
Prenatal conceptin-280 days -
Infancy 0-10 to 14 days
9
Modul Matematika SMA
- Babyhood 2 weeks
– 2 years -
Childhood 2 years – adolence
- Adolescence 13 girls
– 21 years 14 boys
– 21 years -
Adulthood 21 – 25 years
- Middle age 25
– 30 years -
Old age 30 years – death
Bila dikaji menurut tahapan perkembangan fisik Hurlock, siswa SMA berada pada masa remaja. Lebih lanjut Hurlock 1992 memberikan ciri-ciri remaja, antara lain :
1 Masa remaja sebagai periode pelatihan. Tahap remaja belum dapat dikatakan
sebagai orang dewasa, dan bukan masa kanak-kanak. Masa transisi ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola
perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. 2
Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan yang terjadi pada tahap remaja adalah perubahan pada emosi, perubahan tubuh, minat dan peran
menjadi dewasa yang mandiri, perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
3 Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat. 4
Masa remaja cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
5 Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang
kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya
terlebih dalam cita-cita. 6
Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa
mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka
menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan. Dalam kegiatan tertentu dalam proses belajar mengajar dapat dirancang kegiatan
sedemikian sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan fisik peserta didik.
10
Salah satu implikasi bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan sarana dan prasarana, waktu istirahat, serta jam olah raga bagi siswa. Sedangkan dalam jam
pelajaran matematika dapat dilakukan dengan memperhatikan kesesuaian sarana dan prasana di dalam kelas, baik berkaitan dengan kursi dan meja belajar serta
media yang digunakan langsung dalam pembelajaran.
3. Perkembangan Kognitif
Studi yang intensif pernah dilakukan oleh Piaget mulai tahun 1920 sampai 1964 dan rekan-rekannya, mengenai perkembangan kognitif individui. Piaget membagi
tahapan perkembangan kognitif sebagai berikut: a.
Sensorimotor 0 – 2. Prestasi intelektual yang dicapai dalam periode ini adalah
perkembangan bahasa, hubungan antara objek, control skema, pengenalan hubungan sebab-akibat
b. Preoperational 2
– 7. Dalam tahap preoperational anak menunjukkan penguasaan simbol yang lebih besar. Perkembangan bahasa bertambah secara
dramatis dan permainan imajinatif lebih tampak. Pada tahap ini anak masih berpikir egosentris, yaitu memandang sesuatu dari dirinya sendiri. Pada tahap
ini anak masih menggunakan intuisi dan tidak dengan logika dalam menyelesaikan masalah.
c. Concrete operational 7
– 12. Perilaku kognitif yang tampak pada periode ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-
kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkrit. Pada tahap ini 5 hukum konservasi dikuasi, yaitu konservasi banyaknya
kuantitas, konservasi materi, konservasi panjang, konservasi luas, konservasi berat, dan konservasi volum. Ciri lain dari tahap ini adalah kemampuan
reversibility. Sebagai contoh jika anak sudah mengenal , kemudian
, dapatkah kalian menentukan bilangan pada titik-titik tersebut. d.
Formal operational 12 – dewasa. Periode ini ditandai dengan kemampuan
untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit. Perilaku kognitif yang tampak pada periode
ini adalah: kemampuan berpikir hipotesis deduktif hypothetical deductive thinking; kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua
atau lebih kemungkinan yang ada a combinational analysis; kemampuan
11
Modul Matematika SMA
mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-porporsi yang diketahui proportional thinking; kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari
berbagai kategori objek yang beragam. Perkembangan kognitif digambarkan seperti pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. Tahapan Perkembangan Intelektual Individu Menurut Piaget proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif
berlangsung mengikuti suatu sistem atau prinsip mencari keseimbangan seeking equilibrium, dengan menggunakan dua cara atau teknik assimilation dan
accommodation. Teknik asimilasi digunakan apabila individu dihadapkan pada hal- hal baru yang dihadapinya dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir atau
cognitive-structure yang dimilikinya. Sedangkan teknik akomodasi digunakan apabila individu memandang objek-objek atau masalah-masalah baru tidak dapat
diselesaikan dengan kerangka berpikirnya yang ada sehingga ia harus mengubah cognitive-structure-nya.
Tokoh lain yang melakukan penelitian terkait perkembangan kognitif adalah Jerome Bruner 1966. Bruner membagi proses perkembangan perilaku kognitif ke dalam
tiga periode yaitu: a.
Enactive stage, merupakan suatu masa di mana individu berusaha memahami lingkungannya; tahap ini mirip dengan sensorimotor period dari Piaget
b. Iconic stage, merupakan tahapan masa yang mendekati kepada tahapan
preoperational period dari Piaget. Kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan