Perkembangan Fisik Uraian Materi
11
Modul Matematika SMA
mengembangkan suatu proporsi atas dasar proporsi-porporsi yang diketahui proportional thinking; kemampuan menarik generalisasi dan inferensi dari
berbagai kategori objek yang beragam. Perkembangan kognitif digambarkan seperti pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. Tahapan Perkembangan Intelektual Individu Menurut Piaget proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif
berlangsung mengikuti suatu sistem atau prinsip mencari keseimbangan seeking equilibrium, dengan menggunakan dua cara atau teknik assimilation dan
accommodation. Teknik asimilasi digunakan apabila individu dihadapkan pada hal- hal baru yang dihadapinya dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir atau
cognitive-structure yang dimilikinya. Sedangkan teknik akomodasi digunakan apabila individu memandang objek-objek atau masalah-masalah baru tidak dapat
diselesaikan dengan kerangka berpikirnya yang ada sehingga ia harus mengubah cognitive-structure-nya.
Tokoh lain yang melakukan penelitian terkait perkembangan kognitif adalah Jerome Bruner 1966. Bruner membagi proses perkembangan perilaku kognitif ke dalam
tiga periode yaitu: a.
Enactive stage, merupakan suatu masa di mana individu berusaha memahami lingkungannya; tahap ini mirip dengan sensorimotor period dari Piaget
b. Iconic stage, merupakan tahapan masa yang mendekati kepada tahapan
preoperational period dari Piaget. Kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan
12
pada pikiran internal di mana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan
mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya. c.
Symbolic stage, merupakan tahapan di mana individu telah mampu memiliki idea atau gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam
bahasa dan logika. Berbeda dengan pandangan Piaget bahwa seorang anak yang menunjukkan tingkat
tertentu dari penalaran abstrak pada soal yang diberikan akan cenderung menunjukkan bahwa tingkat yang sama dari penalaran abstrak pada banyak
masalah lain, pandangan neo-Piaget menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa menunjukkan berbagai tingkat penalaran abstrak pada masalah yang
berbeda Hamilton Ghatala, 1994: 227. Di antara teori neo-Piaget antara lain adalah Case, Fischer 1980, dan Pascual-Leone 1970, 1988, masing-masing dari
teori neo-Piaget memuat premis umum teori Piaget yaitu terkait dengan tahapan perkembangan kognitif selanjutnya dikombinasikan dengan ide-ide tentang
pengaruh pengalaman pada perkembangan yang lebih analitis spesifik dan lebih selaras dengan perbedaan budaya dan individu.
Case 1996: 219-223 mencoba untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam teori Piaget dengan memasukkan ide-ide lain, khususnya teori konstruktivis sosial
Vygotsky, teori pemrosesan informasi, linguistik, dan neuroscience. Menurut Case ada empat tahap dari tingkatan perkembangan kognitif, yaitu
a. sensorimotor 0
– 1,5 tahun, b.
interrelational 1,5 – 5 tahun,
c. dimensional 5
– 11 tahun, dan d.
vectorial 11 – 19 tahun.
Berdasarkan perkembangan kognitif neo-piaget dari Case, siswa SMA berada tahap vectorial. Pada tahap vectorial ini, kemampuan yang dimiliki anak cenderung
konsep-konsep abstrak dan memiliki sifat yang mirip dengan vektor. Demikian pula dalam domain sosial siswa pada tahap ini dapat menilai kepribadian seseorang dari
informasi yang diberikan dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membuat prediksi tentang perilaku masa depan Marini Case, 1994:147-159.
Menurut Case perkembangan anak-anak di tahap vectorial merupakan efisiensi
13
Modul Matematika SMA
fungsi penggunaan memori kerja yang menyediakan kemampuan yang lebih besar untuk memproses informasi yang lebih kompleks.
Teori Fischer berbeda dari teori neo-Piaget lainnya pada beberapa hal, antara lain perubahan kognitif dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan sosial, bukan
hanya individu. Untuk menjelaskan perubahan perkembangan ia menggabungkan dua teori yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori sosial dari Vygotsky,
yaitu, internalisasi dan zona pengembangan proksimal Bjorklund, 2005:107. Internalisasi mengacu pada proses yang memungkinkan anak-anak untuk
merekonstruksi dan menyerap produk dari pengamatan dan interaksi mereka dengan caranya mereka sendiri. Potensi kemampuan selalu lebih besar dari
kemampuan yang sebenarnya, zona pengembangan proksimal mengacu pada berbagai kemungkinan yang ada antara aktual dan potensial. Tiga tingkatan
perkembangan kognitif menurut Fischer Bjorklund, 2005:107 yaitu: a.
sensori motor sekitar 3 – 24 bulan,
b. representation sekitar 2 tahun-12 tahun, dan
c. abstrak sekitar 12 tahun-26 tahun.
Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia
hidup. Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, di antaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan
peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.