Sikap terhadap social media berpengaruh positif pada brand image Koefisien Determinasi Uji Hipotesis II

mengalami kenaikan sebesar 7,713, jika nilai sikap terhadap iklan dan sikap terhadap social media sama dengan nol.

a. Sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada brand image

Hipotesis untuk sikap terhadap iklan dengan brand image adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ha 1a : Sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada brand image. Ho 1a : Sikap terhadap iklan tidak berpengaruh positif pada brand image. Berdasarkan dari tabel 5.10 diperoleh nilai koefisien regresi variabel sikap terhadap iklan sebesar 0,349 dan nilai t hitung sebesar 2,839 dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari taraf kesalahan 0,006 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 1a diterima , artinya sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada brand image. Nilai positif pada koefisien regresi variabel sikap terhadap iklan menunjukkan bahwa semakin meningkat sikap terhadap iklan maka persepsi mengenai brand image semakin baik.

b. Sikap terhadap social media berpengaruh positif pada brand image

Hipotesis untuk sikap terhadap social media pada brand image adalah sebagai berikut: Hipotesis: Ha 1b : Sikap terhadap social media berpengaruh positif pada brand image. Ho 1b : Sikap terhadap social media tidak berpengaruh positif pada brand image. Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi variabel sikap terhadap social media sebesar 0,164 dan nilai t hitung sebesar 1,081 dengan nilai signifikansi sebesar 0,282. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari taraf kesalahan 0,282 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 1b ditolak, artinya sikap terhadap social media tidak berpengaruh positif pada brand image, dengan kata lain apabila sikap terhadap social media meningkat, persepsi konsumen mengenai brand image belum tentu meningkat.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai R 2 yang mendekati satu menandakan variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005. Kelemahan mendasar penggunaan R 2 yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai R 2 sebesar 0,147 atau 14,7. Hal ini berarti 14,7 variasi brand image dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu sikap terhadap iklan dan sikap terhadap social media. Sedangkan sisanya sebesar 85,3 100 - 14,7 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model transformasi regresi.

5.6 Uji Hipotesis II

5.6.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode grafik. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. Grafik normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut. Grafik 3. Uji Normalitas Model II Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.

5.6.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Jika tidak terdapat variabel yang signifikan maka dapat disimpulkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Grafik 4. Uji Heteroskedatisitas Model II Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut, sebaran data berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, artinya tidak ada gangguan yang berarti dalam model regresi.

5.6.3 Hasil Regresi Model II Pengaruh brand image terhadap brand attitude

Tabel 6.5 Hasil Uji Regresi Kedua Variabel Dependen : brand attitude Variabel Independen Koefisien t hitung Sign. Brand image 0,353 3,370 0,001 Konstanta = 9,059 R Square = 0,104 Sumber: Data yang diolah, 2013 Hasil analaisis regresi linier sederhana dapat ditransformasikan ke dalam persamaan regresi sebagai berikut: brand attitude = 9,059 + 0,353 brand image Hasil analisis regresi linier pada tabel di atas diperoleh nilai konstanta sebesar 9,059 menunjukkan bahwa brand image akan mengalami kenaikan sebesar 9,059 jika nilai brand image sama dengan nol. Hipotesis untuk brand image terhadap brand attitude adalah sebagai berikut: Ha 2 : brand image berpengaruh positif pada brand attitude. Ho 2 : brand image tidak berpengaruh positif pada brand attitude. Berdasarkan dari tabel 5.11 diperoleh nilai koefisien regresi variabel brand image sebesar 0,353 dan nilai t hitung sebesar 3,370 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari taraf kesalahan 0,001 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha 2 diterima , artinya brand image berpengaruh positif dengan brand attitude. Nilai positif pada koefisien regresi variabel brand image menunjukkan semakin meningkat persepsi brand image maka semakin meningkaat pula persepsi konsumen mengenai brand attitude.

5.7 Uji Hipotesis III