Pengaruh sikap terhadap iklan dan social media pada brand image, brand attitude dan minat beli konsumen Wall`s Magnum di Kota Yogyakarta.
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN DAN SOCIAL MEDIA PADA BRAND IMAGE, BRAND ATTITUDE DAN MINAT BELI KONSUMEN
WALL’S MAGNUM DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh : Ria Utami Zuliadhani
NIM: 092214090
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
(2)
i
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN DAN SOCIAL MEDIA PADA BRAND IMAGE, BRAND ATTITUDE DAN MINAT BELI KONSUMEN
WALL’S MAGNUM DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
Ria Utami Zuliadhani NIM: 092214090
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
(3)
(4)
(5)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya,hidup
di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas
dengan buah.
~a b sibli
Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil
tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.
~Einstein
PERSEMBAHAN
Penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Allah SWT penuntunku, Mama dan Papaku tercinta,
Adik-adikku dan Orang terdekatku yang tersayang serta
Almameterku Universitas Sanata Dharma.
(6)
v
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ria Utami Zuliadhani
NIM : 092214090
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
Pengaruh Sikap Terhadap Iklan Dan Social Media Pada Brand Image, Brand Attitude, dan Minat Beli Konsumen Wall’s Magnum di Kota Yogyakarta
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini yang saya buat degan sebenarnya .
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 30 Agustus 2013
Yang menyatakan,
(7)
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN DAN SOCIAL MEDIA PADA BRAND
IMAGE, BRAND ATTITUDEDAN MINAT BELI KONSUMEN WALL’S
MAGNUM DI KOTA YOGYAKARTA
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 Agustus 2013 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberi pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 30 Agustus 2013
Penulis
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Sikap Terhadap Iklan dan Social Media pada Brand Image, Brand Attitude dan Minat Beli Konsumen Wall’s Magnum di Kota Yogyakarta.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat uji sarjana untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan semangat mulai dari pengajuan proposal, penelitian hingga penyusunan skripsi ini selesai.
4. Dra. Diah Utari BR. M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan yang berarti kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi serta Semua staff Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
6. Papa tercinta Alm, Mama Yulia yang senantiasa memberikan doa, restu, perhatian, dorongan dan semangat untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
7. Adikku tersayang: Ayu, Argi, dan Bryan
8. Astha Ginawan yang selalu memberi perhatian, motivasi dan bimbingan skripsinya
9. Sahabatku Nana, Tika, Ganis makasih cerita dan supportnya disaat galau 10.Teman-teman yang ikut membantu dalam menyebarkan kuesioner dan
(9)
viii
11.Teman-teman manajemen 2009, kalian luar biasa
12.Berbagai pihak yang telah berkenaan membantu kelancaran penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekuarangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Agustus 2013 Penulis
Ria Utami Zuliadhani
(10)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
(11)
x
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 7
2.1 Integrated Marketing Communication (IMC) ... 7
2.2 Konsep IMC ... 8
2.3 Periklanan ... 13
2.4 Sosial Media... 18
2.5 Brand image ... 20
2.6 Sikap ... 25
2.7 Minat beli ... 31
2.8 Relasi ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 36
3.1 Jenis Penelitian ... 36
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 36
3.3 Populasi dan Sampel ... 37
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 38
3.5 Variabel Penelitian ... 39
3.6 Operasionalisasi Variabel ... 41
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 42
3.8 Skala Pengukuran ... 43
3.9 Uji Instrumen Penelitian ... 43
(12)
xi
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 51
1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk ... 51
2. Gambaran Umum Wall’s Magnum ... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 69
5.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 69
5.2 Karakteristik Responden ... 72
5.3 Hasil Data Deskriptif ... 74
5.4 Uji Asumsi Klasik ... 77
5.5 Uji Hipotesis I... 81
5.5 Uji Hipotesis II ... 84
5.6 Uji Hipotesis III ... 87
5.7 Pembahasan ... 90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
6.1 Kesimpulan ... 95
6.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
(13)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ……… 70
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ……… 71
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 72
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………. 72
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang saku ………... 73
Tabel 5.6 Hasil Statistik Deskriprif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Iklan 74
Tabel 5.7 Hasil Statistik Deskriprif Instrumen Penelitian Sikap Terhadap Social Media Twitter ……… 75
Tabel 5.8 Hasil Statistik Deskriprif Instrumen Penelitian Brand Image ………. 75
Tabel 5.9 Hasil Statistik Deskriprif Instrumen Penelitian Brand Attitude …….. 76
Tabel 6.0 Hasil Statistik Deskriprif Instrumen Penelitian Minat Beli …………. 76
Tabel 6.1.Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov ……… 77
Tabel 6.2. Uji Multikolenieritas ………... 79
Tabel 6.3. Uji Heterokedastisitas ……….. 80
(14)
xiii
Tabel 6.5. Hasil Uji Regresi Kedua ………. 86
Tabel 6.6. Hasil Uji Regresi Ketiga ………. 88
DAFTAR GAMBAR Grafik 1. Uji Normalitas Model I ……… 110
Grafik 2. Uji Heteroskedatisitas Model I ……… 111
Grafik 3. Uji Normalitas Model II ……….. 113
Grafik 4. Uji Heteroskedatisitas Model II ………. 114
Grafik 5. Uji Normalitas Model III ………. 116
Grafik 6. Uji Heteroskedatisitas Model III ……….. 117
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Kuesioner ... . 101
Lampiran 2. Karakteristik Responden... 103
Lampiran 3. Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 104
Lampiran 4. Deskriptif dan Hasil Uji Regresi ... 107
(15)
xiv ABSTRAK
PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN DAN SOCIAL MEDIA PADA BRAND IMAGE, BRAND ATTITUDE, DAN MINAT BELI KONSUMEN
WALL’S MAGNUM DI KOTA YOGYAKARTA
Ria Utami Zuliadhani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana 1) pengaruh sikap terhadap iklan dan social media pada brand image, 2) pengaruh brand image terhadap brand attitude dan 3) pengaruh brand attitude terhadap minat beli konsumen es krim Wall’s Magnum.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen es krim Wall’s Mag u yang berada di kota Yogyakarta. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik Purposif sampling. Teknik analis data yang digunakan adalah Regresi berganda dan Regresi sederhana.
Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap iklan berpengaruh positif pada brand image, sikap terhadap social media tidak berpengaruh positif pada brand image, brand image berpengaruh poitif pada brand attitude, dan brand attitude berpengaruh positif pada minat beli.
(16)
xv ABSTRACT
INFLUENCE ATTITUDE TOWARD ADVERTISEMENTS AND SOCIAL MEDIA ON BRAND IMAGE, BRAND ATTITUDE, AND THE BUYING INTEREST OF CONSUMERS WALL’S MAGNUM IN YOGYAKARTA
Ria Utami Zuliadhani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research is aimed at knowing 1) The influence of attitude on advertisement and social media towards brand image, 2) The influence of brand image towards brand attitude, 3) The influence of brand attitude towards buying interst of Wall’s Magnum ice cream consumers.
Data collection method used in the research is by distributing quesionnaires.
Population in this research is the Wall’s Magnum ice cream consumers residing in the
Yogyakarta. Sample of 100 respondents was taken by using Purposive Sampling
technique used is Multiple Regression Analysis and Simple Regression Analysis.
Result of this research shows that attitude toward advertising had a positive influence on brand image, attitude toward social media did not have positive influence on brand image, the brand image had positive influence on brand attitude, and brand attitude had positive influence on buying interest.
(17)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penelitian ini meneliti tentang salah satu produk yang fenomenal di Indonesia
yaitu Wall’s Magnum. Magnum adalah produk es krim Walls yang bernaung di bawah perusahaan multinasional unilever yang dimiliki oleh perusahaan Unilever
Inggris/Belanda, dan dijual sebagai bagian dari garis Heartbrand produk di sebagian
besar negara (dijual dengan brand Wall's di Inggris dan lainnya). Indonesia adalah
salah satu negara tujuan distribusi Magnum menyusul beberapa negara di Amerika,
Australia, dan Eropa. Selama beberapa tahun terakhir, beragam varian es krim
produksi PT Unilever ini telah berhasil menguasai pasar Indonesia. Permintaan yang
cukup tinggi dari masyarakat ini diimbangi dengan banyaknya outlet yang
disediakan, mulai dari Sabang sampai Merauke (Tribunjogja, 17 september 2012).Es
krim magnum telah memenuhi cita rasa yang unik, dan memiliki latar belakang yang
menimbulkan reaksi positif sehingga produk ini menjadi pembicaraan setiap orang.
Bila kita cermati Yogyakarta merupakan kota yang identik dengan para pendatang.
Hal ini mendorong produk-produk kuliner dapat dipasarkan dengan mudah.
Dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa pendatang yang menuntut ilmu di
Yogyakarta, disamping itu pula banyak kuliner yang merupakan lokasi paling ramai
(18)
Untuk menjadi sebuah brand yang fenomenal tentunya diperlukan pemasaran
yang baik. Magnum, dengan fenomena brand image-nya melakukan beberapa metode
pembentukan brand image dengan komunikasi pemasaran.
Integrated marketing communication menurut America Association of
Advertising Agencies adalah “konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang
mengakui nilai tambah suatu rencana yang komprehensif. Rencana ini mengevaluasi
peran strategis berbagai bidang komunikasi misalnya iklan umum, serta
menggabungkan bidang-bidang lain untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan
pengaruh maksimum melalui integrasi pesan-pesan yang saling berlainan secara
mulus”.
Dalam beberapa dekade terakhir, pemasar telah menyempurnakan seni
pemasaran massal dengan menjual produk standar tinggi kepada massa pelanggan.
Dalam prosesnya, para pemasar mengembangkan teknik komunikasi media massa
yang efektif untuk mendukung strategi pemasaran massal ini. Perusahaan besar secara
rutin menginvestasikan jutaan atau bahkan miliaran dolar dalam bentuk iklan televisi,
majalah, atau media periklanan massal lain, menjangkau puluhan juta pelanggan
dengan satu iklan.
Salah satu elemen komunikasi pemasaran yang menarik pada es krim
magnum adalah advertising. Advertising merupakan salah satu bentuk promosi yang
(19)
jangkaunya yang luas dan dibuktikan bahwa pada semester I 2012, iklan di televisi
masih menjadi primadona perusahaan pengiklan. Iklan televisi berkontribusi sebesar
68 persen dari total belanja iklan, 30 persen oleh iklan koran dan media cetak, dan
sisanya radio (Tempobisnis, 19 November 2012).
Pemanfaatan berbagai situs jejaring social seperti facebook, twitter, dan web
sebagai media komunikasi juga digunakan untuk memanfaatkan komunikasi
pemasaran. Berbeda dengan konsep pemasaran secara langsung atau media offline
seperti menyebar brosur, memasang spanduk, iklan di televisi, atau radio. Aktivitas
pemasaran online didukung oleh perkembangan internet, sehingga konsumen dapat
mencari produk yang diinginkan hanya dengan membuka iklan yang dipasarkan
melalui media facebook, twitter dan web.Social media adalah tempat banyak pembeli
(pengguna internet) berkumpul sehingga penjual bisa memasarkan produknya di situs
tersebut. Semakin berkembangnya web serta situs jejaring sosial seperti facebook dan
twitter, membuat banyaknya pemasang iklan yang hijrah ke iklan online. Apalagi
setelah adanya situs-situs jejaring sosial yang banyak diminati dan secara intense
dikunjungi oleh para anggotanya. Salah satunya adalah twitter yang sedang marak
digunakan oleh hampir masyarakat global dari berbagai kalangan (Wiguna, 2009).
Dalam metode pemasaran (advertising), produk juga tidak lepas dari brand
image, brand image yang baik akan membentuk asumsi yang baik di benak
(20)
yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah brand tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu
yang dikaitkan dengan suatu brand, yang dapat dikonseptualisasikan berdasarkan; 1)
Jenis, 2) Dukungan, 3) Kekuatan dan 4) Keunikan. Aspek penting pada brand image
ini adalah gambaran mental yang dimiliki konsumen terhadap produk (Shimp, 2003).
Salah satu ukuran dalam melihat efek iklan adalah pengaruh iklan pada sikap
(attitude affectife) konsumen. Janben (2001), mendukung pernyataan ini bahwa faktor
krusial yang menjadikan suatu iklan sukses salah satunya adalah brand attitude.
Sikap (attitude) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang
mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku (Gordon Allport dalam Nugroho J.
Setiadi, 2003).
Berdasarkan kasus tersebut, penulis ingin membuktikan seberapa kuat pengaruh
komunikasi pemasaran dan branding terhadap Wall’s Magnum. Maka dari itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH SIKAP TERHADAP IKLAN DAN SOCIAL MEDIA PADA BRAND IMAGE, BRAND ATTITUDE DAN MINAT BELI KONSUMEN WALL’S MAGNUM DI KOTA
(21)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah sikap terhadap iklan dan sikap terhadap social media sebagai strategi
komunikasi pemasaran berpengaruh pada brand image Magnum?
2. Apakah brand image berpengaruh pada brand attitude terhadap Magnum?
3. Apakah brand attitude berpengaruh pada minat beli konsumen?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini akan meneliti mengenai Integrated Marketing Communication,
khususnya pengaruh iklan, social media dan branding pada produk Wall’s Magnum.
Responden pada penelitian ini adalah para pelajar dan orang-orang yang mengetahui
Wall’s Magnum di Kota Yogyakarta (DIY).
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap iklan dan sikap terhadap
social media sebagai strategi komunikasi pemasaran pada brand image
Magnum.
2. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap brand attitude
Magnum.
(22)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Unilever: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
mengembangkan komunikasi pemasaran yang lebih efektif khususnya dengan
integrated marketing communication untuk mempengaruhi minat beli
konsumen.
2. Bagi Perusahaan lain: Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi agar
(23)
7 BAB II
TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Bab ini akan mendiskusikan kerangka pemikiran yang menjadi landasan
perumusan hipotesis.
2.1 Integrated Marketing Communication (IMC)
Integrated Marketing Communication adalah konsep perencanaan komunikasi
pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang komprehensif. Rencana
ini mengevaluasi peran strategis berbagai bidang komunikasi misalnya iklan umum,
tanggapan langsung, promosi penjualan dan hubungan masyarakat, serta
menggabungkan bidang-bidang lain untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan
pengaruh maksimum melalui integrasi pesan-pesan yang saling berlainan secara
mulus (Belch dan Belch, 2009).
IMC adalah suatu proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk
program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan implementasi berbagai bentuk
program komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara
berkelanjutan. Tujuan IMC tersebut adalah mempengaruhi atau memberikan efek
langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap jalur
yang potensial untuk menyampaikan pesan di masa mendatang adalah seluruh sumber
yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa
(24)
IMC membentuk identitas merek yang kuat di pasar dengan mengikat
bersama dan memperkuat semua citra dan pesan, komunikasi pemasaran terpadu
berarti bahwa semua pesan, positioning, citra dan identitas perusahaan
dikoordinasikan melalui semua bentuk komunikasi pemasaran (Kotler dan Amstrong,
2004).
2.2 Konsep IMC
Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep pemasaran dengan
menerapkan enam strategi pemasaran secara bersama, yaitu:
2.2.1 Iklan (advertising)
Periklanan (advertising) merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan
sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk
gagasan, barang, atau jasa. Tujuan periklanan adalah tugas komunikasi
tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran tertentu selama periode
waktu tertentu. Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut keperluan
utamanya, apakah member informasi, membujuk, atau mengingatkan (Kotler
dan Amstrong, 2001)
Periklanan dapat disajikan dalam berbagai bentuk dan media sebagai
berikut: media cetak seperti; surat kabar, majalah, brosur dan leaflet seta
melaui media elektronik seperti: media audio dan media audiovisual; serta
media outdoor; billboard, signboard, umbul-umbul dan sticker (Rangkuti,
(25)
2.2.2 Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Penggunaan surat, telephone, faximile, e-mail dan alat penghubung
non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
Para pemasar langsung berkomunikasi secara langsung dengan para
pelanggan, sering berdasarkan satu lawan satu, dan interaktif. Dengan
menggunakan basis data yang rinci, mereka merancang tawaran dan
komunikasi pemasaran yang mampu menanggapi kebutuhan-kebutuhan
segmen yang sudah didefinisikan secara sempit atau bahkan para pembeli
individu. Lebih dari sekedar mengembangkan merek dan citra, mereka
bisaanya mencari tanggapan pelanggan yang langsung segera, dan dapat
diukur (Kotler dan Amstrong, 2004).
2.2.3 Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi merupakan salah satu cara yang dibuthkan perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan. Promosi berasal dari kata promote dalam
bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan.
Promosi mencakup semua alat-alat bauran pemasaran (marketing mix) yang
peran utamanya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya
membujuk (Rangkuti, 2009). Promosi penjualan secara umum dapat
dibedakan menjadi dua bagian bagian: yaitu promosi penjualan yang
(26)
berorientasi kepada pelanggan (pull strategy). Promosi penjualan yang
berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada pengguna akhir suatu barang
atau jasa yang mencakup: pemberian kupon, pemberian sampel produk,
porongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya. Instrument
promosi semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli
sehingga meningkatkan penjualan perusahaan dalam jangka pendek.
Promosi penjualan yang yang berorientasi kepada perdagangan
ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran, seperti
pemberian bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian harga produk,
kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya yang semuanya
bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan
mempromosikan produk bersangkutan.
Adapun tujuan sales promotion adalah:
a) Meningkatkan pelanggan yang ingin mencoba dan melakukan pembelian.
b) Meningkatkan frekuensi konsumsi dan jumlah pembelian.
c) Meningkatkan penawaran untuk bersaing.
d) Meningkatkan “Cross Selling” atau sejenis produk yang dibeli.
e) Meningkatkan penggunaan merek
f) Meningkatkan citra merek dan memperkuat hubungan jangka panjang
(27)
2.2.4 Penjualan Personal (Personal Selling)
Personal selling merupakan alat promosi yang berbeda dari periklanan
Karena penjualan perseorangan menggunakan orang atau individu dalam
pelaksanaanya. Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan orang secara
individu dapat lebih fleksibel. Hal ini adalah karena terjadi interaksi personal
langsung antara seorang pembeli. Alat komunikasi umum yang digunakan
pada personal selling adalah presentasi penjualan, pertemuan penjualan,
program intensif dan sampel wiraniaga (Rangkuti, 2009).
2.2.5 Pemasaran Interaktif
Sejak memasuki abad ke-21 kita menyaksikan perubahan yang paling
dinamis sekaligus revolusioner sepanjang sejarah pemasaran. Perubahan ini
didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan
dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini
yang utama internet. Media interaktif memungkinkan terjadinya arus
informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan
memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga. Selain berfungsi
sebagai media promosi, internet juga dipandang sebagai suatu instrument
(28)
2.2.6 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Salah satu kegiatan yang dilakukan humas adalah publisitas yakni
kegiatan upaya suatu organisasi agar kegiatannya diberitakan di media massa.
Kata publisitas berasal dari bahasa Inggris publicity memiliki pengertian
informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan media massa karena
informasi itu memiliki nilai berita.
Kegunaan Komunikasi Pemasaran menurut Prisgunanto (2006):
a) Kegunaan langsung (Direct Benefit)
Komunikasi pemasaran memiliki kegunaan agar dari hasil transfer
pesan dan persuasi tersebut tercipta gambaran yang mengarah kepada hasrat
atau keinginan beli atau menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan.
Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada kepuasan untuk membeli
adalah dasar pemikiran dari kegunaan pemasaran. Memang pandangan ini
masih kuno dan klasik sekali, tetapi demikianlah pada kenyataanya walau
dimodifikasi seperti apapun juga akan bermuara sedemikian.
b) Kegunaan Tidak Langsung (Indirect Benefit)
Dalam kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi pemasaran
merupakan keinginan untuk mendapatkan suatu tambahan yang dapat dicapai
oleh perusahaan, selain mengarahkan sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alas
an perusahaan merancang strategi pemasaran tidak hanya „melulu‟ karena
perubahan sikap beli pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara
(29)
menggunakan nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka
dari sisi hubungan masyarakat.
2.3 Periklanan
2.3.1 Pengertian Iklan
AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai
semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide,
barang, atau jasa secara non personal oleh sponsor yang jelas.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada
informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan
mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
Suatu iklan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Public presentation
Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang
produk yang diiklankan.
b) Pervasiveness
Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan
(30)
c) Amplified Expressiveness
Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dari produknya melalui gambar
dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.
d) Impersonality
Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan dan
menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).
Klasifikasi iklan berdasarkan aspek tujuan:
1) Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang
berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand),
misalnya iklan permen untuk senam wajah (sebelum terpikirkan
bagi sebagian besar masyarakat untuk melakukan senam wajah
melalui makan permen).
2) Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang
berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Ada satu
bentuk iklan yang yang secara terang-terangan menunjukkan
kelebihan/keunggulan produk merek tertentu dibandingkan produk
merek lain (merek pesaing). Bentuk iklan seperti ini bisaa disebut
comparative advertising.
3) Reminder advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama
atau merek produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement
advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang
(31)
2.3.2 Peran dan Fungsi Iklan
Menurut Shimp (2003) fungsi-fungsi iklan adalah sebagai berikut:
a) Memberikan informasi (informing)
Iklan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek serta
memfasilitasi penciptaan citra merek positif. Iklan merupakan bentuk
komunikasi yang berkemampuan menjangkau masyarakat luas dengan
biaya yang relative rendah. Iklan akan memfasilitasi pengenalan
produk, meningkatkan kesadaran dibenak konsumen serta
mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek tertentu.
b) Membujuk (persuading)
Iklan yang efektif akan mampu membujuk pelanggan untuk
mencoba produk yang diiklankan. Persuasi dalam hal ini adalah
mempengaruhi permintaan primer yaitu menciptakan permintaan bagi
keseluruhan kategori produk. Iklan yang dibuat harus mampu
membujuk konsumen untuk memilih merek tertentu, menganjurkan
untuk membeli produk tertentu, membujuk konsumen untuk menerima
produk yang diiklankan dan harus bisa membujuk konsumen untuk
(32)
c) Mengingatkan (Reminding)
Iklan dapat menjaga merek dari suatu produk tertentu agar
tetap segar dalam ingatan konsumen. Ketika konsumen membutuhkan
suatu produk yang diiklankan maka konsumen akan membeli produk
yang dibutuhkan tersebut. Iklan ini dapat mengingatkan konsumen
terhadap merek yang mungkin tidak akan dipilih, serta mampu
mempengaruhi pengalihan merek (brand switching).
d) Memberikan nilai tambah (Addingvalue)
Iklan berfungsi memberikan nilai tambah bagi perusahaan akan
tiga hal yang mendasar yaitu: terjadinya inovasi, penyempurnaan
kualitas dan perubahan persepsi konsumen.
e) Membantu/mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan
(Assisting)
Iklan dari perusahaan dapat memberikan informasi
pendahuluan kepada wiraniaga sebelum melakukan kontak dengan
konsumen. Dalam hal ini iklan digunakan sebagai alat komunikasi
untuk promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian.
Iklan juga dapat meningkatkan hasil komunikasi pemasaran lainnya.
Para konsumen dapat mengetahui kemasan-kemasan produk di toko dan lebih
mudah mengenali produk setelah melihat iklan produk tersebut di media iklan
(33)
Berdasarkan pembahasan diatas, periklanan merupakan salah satu cara
dalam pemasaran untuk mempromosikan barang atau jasa. Periklanan
merupakan sarana bagi komunikasi pemasaran dalam mengembangkan
produk atau jasa agar produk yang diiklankan dapat dikenal khalayak.
2.3.4 Sikap Terhadap Iklan
Sikap merupakan respon yang konsisten baik itu respon positif
maupun negatif terhadap suatu obyek sebagai hasil dari proses belajar
(Sciffman dan Kanuk, 2007). Dalam memperhatikan iklan, konsumen
pastinya juga memiliki sikap yang positif dan negatif, bisa dilihat dari
pengaruh iklan terhadap pembelian produk yang diiklankan. Menurut survey
yang dilakukan Ghozali (2007), bahwa anak muda paling mudah terpengaruh
terhadap iklan. Hal ini menunjukkan mahasiswa sebagai bagian dari anak
muda memiliki sikap yang positif terhadap iklan. Dengan demikian,
membuktikan bahwa iklan mampu mensugesti dan membentuk opini
(34)
2.4 Social media
Dalam proses periklanan, iklan didukung media promosi sebagai alat
menyampaikan informasi. Ada beberapa contoh jenis media promosi yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, salah satunya melalui social
media.
Menurut wikipedia Social media adalah information content created
by people using highly accessible and scalable publishing technologies.
Sedangkan pengertian social media marketing adalah salah satu bentuk
marketing dengan menggunakan konsep social media. Memasarkan sesuatu
(product, brand, issue, etc) menggunakan social media dengan memanfaatkan
masyarakat yang turut berpartisipasi di social media dalam campaignya.
Salah satu bentuk social media yang dijadikan penelitian yaitu twitter.
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter
Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang
disebut tweets. Tweets adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang
ditampilkan pada halaman profil pengguna. Tweets bisa dilihat secara luar,
namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman
mereka saja. Pengguna dapat melihat tweets penulis lain yang dikenal dengan
(35)
Gambar 2.1 Timeline Magnum 1
(Sumber: Twiiter @MyMagnumID diakses tanggal pukul 4.15 PM 23
Oktober 2012)
Gambar 2.1 adalah contoh timeline yang diberikan para „follower’
Walls Magnum kepada Walls Magnum@MyMgnumID, dalam gambar
tersebut dapat dilihat para ‘follower’ ikut serta mempromosikan ice cream magnum.
(36)
2.4.1 Sikap Terhadap Social Media
Tidak berbeda dengan sikap terhadap iklan, bila pengertian sikap
merupakan respon yang konsisten baik itu respon positif maupun negatif
terhadap suatu obyek sebagai hasil dari proses belajar (Sciffman dan Kanuk,
2007). Dalam memperhatikan iklan, konsumen pastinya juga memiliki sikap
yang positif dan negatif dari konsumen. Begitu pula sikap terhadap social
media, sikap positif dan negatif tersebut memiliki pengaruh pada sikap
terhadap social media.
2.5 Brand Image
2.5.1 Pengertian Brand Image
Brand image (Citra merek) merupakan keseluruhan persepsi terhadap
suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai
sumber setiap waktu. Brand image dibangun berdasarkan kesan, pemikiran
ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya
akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Brand image
adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap
merek tertentu dan dapat disampaikan melalui sarana komunikasi yang
(37)
pada sebuah produk hendaknya bukan hanya sebuah simbol, karena merek
memiliki enam tingkat pengertian yang akan membentuk brand image, yaitu:
a) Atribut
Semua merek memiliki atribut. Atribut diciptakan agar
pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut yang
terkandung dalam sebuah merek.
b) Manfaat
Merek memberi banyak manfaat bagi konsumen antara lain
membantu konsumen dalam mengidentifikasi manfaat yang
ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen tidak membeli merek,
tetapi konsumen membeli manfaat. Produsen harus mampu
menerjemahkan atribut menjadi manfaat, baik manfaat fungsional
maupun manfaat emosional.
c) Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen.
Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen
sebagai merek berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna
merek tersebut.
d) Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedes
(38)
cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi.
e) Kepribadian
Merek juga mencerminkan kepribadian, yaitu kepribadian bagi
para penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek,
kepribadian si pengguna akan terjamin bersamaan dengan merek yang
digunakan.
f) Pemakai
Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Itulah sebabnya para pemasaran selalu
menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereka
(Rangkuti, 2004).
Komponen citra merek (brand image ) terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a) Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu
barang atau jasa.
b) Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan
suatu barang atau jasa.
c) Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang
(39)
Sciffman dan Kanuk (dalam Ogi Sulistian, 2011:33) menyebutkan
faktor-faktor pembentuk citra merek sebagai berikut:
a) Kualitas atau mutu berkaitan dengan kualitas produk barang atau
jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
b) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk
yang dikonsumsi.
c) Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu
produk barang atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
d) Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani.
e) Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat atau untung-rugi
yang mungkin dialami oleh konsumen.
f) Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi-rendahnya atau
banyak-sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk
mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra
jangka panjang.
g) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek
(40)
2.5.2 Manfaat Brand Image
Image suatu merek dalam pandangan konsumen sangat penting untuk
melakukan strategi pemasaran perusahaan. image positif yang terbentuk
dalam benak konsumen akan suatu merek produk atau jasa akan
menumbuhkan minat beli konsumen dan begitu pula sebaliknya, sehingga
dapat menciptakan konsumen yang loyal akan produk tersebut.
Brand image juga mempunyai berbagai manfaat bagi perusahaan
seperti yang dikemukakan oleh Rangkuti (2004:17), yaitu:
a) Brand image dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi
perusahaan.
b) Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing
dengan brand-brand lain dari produk yang sejenis.
c) Brand image juga dapat membantu memperbaharui penjualan dari
suatu produk.
d) Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek
kualitas strategi pemasaran.
e) Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar
(41)
2.6 Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (Schiffman
dan Kanuk, 2008). Sedangkan menurut Handoko dan Dharmmesta (2011) sikap
adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran
produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsekuen.
Sikap merupakan suatu kecenderungan bertindak yang diperoleh hasil belajar
dengan maksud yang konsisten yang menunjukkan rasa suka atau tidak suka terhadap
suatu obyek (Kotler dan Amstrong, 2007). Sikap menempatkan orang dalam
kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu, mengenai
mendekati atau menjauhi. Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:
1. Komponen kognitif yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang
mengenai suatu yang menjadi obyek sikap.
2. Komponen efektif yaitu perasaan terhadap obyek
3. Komponen konatif yaitu kecenderungan melakukan sesuatu
(42)
2.6.1 Sikap terhadap merek (Brand Attitude)
Sikap merek sering berperan sebagai dasar untuk bertindak dan
berperilaku terhadap merek yang dipilih (brand choise), pada umumnya
tergantung pada atribut dan manfaat dari merek. Sikap merek merupakan efek
hasil evaluasi dari suatu obyek dan sikap merek dapat memprediksi intensitas
pembelian.
Menurut Dewi (2009), brand attitude merupakan efek hasil evaluasi
terhadap suatu obyek yang melingkupi pendapat dan evaluasi konsumen
terhadap suatu brand dalam hal kualitas, kredibilitas, keunikan dan kelayakan
untuk masuk dalam pertimbangan konsumen. Brand attitude mempunyai dua
dimensi, yaitu kognitif dan efektif. Pengukuran dimensi kognitif bisa
mencakup kualitas, kredibilitas, superioritas, kinerja seperti yang diharapkan.
Pada sisi lain, dimensi efektif brand attitude mencakup berbagai perasaan
yang ditimbulkan oleh suatu brand.
Menurut Keller (dalam Sitinjak 2003), sikap merek adalah evaluasi
keseluruhan konsumen terhadap merek atau reaksi konsumen terhadap obyek,
asosiasi merek, dan hasilnya dapat berupa perasaan menyukai terhadap merek.
Sikap merek atau sikap terhadap merek adalah evaluasi keseluruhan
konsumen terhadap merek, dalam model ekuitas merek ditemukan bahwa
(43)
Simon dan Ruth (dalam Sitinjak 2005) mencatat bahwa sikap terhadap merek
tertentu dipengaruhi oleh kesan dari merek itu sendiri.
Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah
terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan,
yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Sikap
merupakan hasil dari faktor genetis dan proses belajar, dan selalu
berhubungan dengan suatu obyek atau produk. Sikap biasanya memberikan
penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek atau produk yang
dihadapinya. Jadi secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental)
dan keadaan pikir (neural) yang diorganisir melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung dan atau secara dinamis pada prilaku.
Sikap ini dilakukan konsumen berdasarkan pandangannya terhadap
produk dan proses belajar baik dari pengalaman ataupun dari yang lain
(Handoko dan Dharmmesta, 2011).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008), sifat-sifat yang sudah
mendarah daging mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi
para pemasar, kapan, dimana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk
(44)
2.6.2 Sikap terhadap merek
Sikap terhadap merek diukur dengan 4 indikator yang dikembangkan
oleh Chang et.al.(2008), yaitu sebagai berikut:
a) Suka atau tidak suka terhadap produk
b) Kepuasan terhadap layanan
c) Opini
d) Akan terus menggunakan produk
2.6.3 Faktor-Faktor pembentuk sikap
Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu
(Azwar, 2009). Interaksi sosial tersebut mengandung makna lebih dari sekedar
adanya kontak sosial dan hubungan antar individu. Dari interaksi sosial
tersebut maka akan terbentuk sikap. Ada 6 faktor pembentuk sikap yaitu:
a) Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan membentuk dan
membentuk penghayatan terhadap stimulus social. Selain itu
tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk
memiliki tanggapan dan penghayatan maka, seseorang harus
mempunyai pengalaman pribadi berkaitan dengan obyek. Dalam
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan
(45)
atau baik. Jika pengalaman yang diterima baik maka sikap terhadap
obyek akan baik dan demikian sebaliknya, jika pengalamannya pahit
maka sikapnya akan negatif.
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang-orang diantara kita merupakan salah satu komponen
sosial yang mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
penting, seorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap
tingkah lakudan pendapat kita, dan orang yang sangat berarti dalam
hidup kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita
terhadap suatu hal. Orang-orang yang dianggap penting bagi individu
adalah orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru dan lain-lain.
c) Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita tinggal dan dibesarkan akan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Jika kita
hidup dalam budaya yang mengutamakan kehidupan berkelompok
maka kita akan menjadi pribadi anti individualism. Tanpa kita sadari
budaya telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap diri kita
masing-masing.
d) Media Massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa baik cetak
maupun elektronik mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
(46)
massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti bagi terbentuknya
sikap. Jika pesan-pesan sugesti tersebut sangat kuat akan memberi
dasar bagi terbentuknya sikap. Walaupun pengaruh media massa
tidaklah sekuat pengaruh individual secara langsung, namun peran
media massa adalah iklan yang selalu dimanfaatkan dalam
meningkatkan penjualan dan memperkenalkan produk baru. Dalam hal
ini iklan selalu memberikan sisi positif produk sehingga akan
menimbulkan sikap positif terhadap produk tersebut.
e) Lembaga Pendidikan dan Agama
Lembaga pendidikan dan agama merupakan suatu system yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap. Lembaga pendidikan
dan agama meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
individu sehingga setiap individu memiliki sikap tertentu akan suatu
hal. Pemahaman akan baik tidaknya suatu hal akan didapatkan melalui
2 lembaga tersebut dan hal tersebut akan mempengaruhi sikap tiap
individu.
f) Pengaruh Faktor Emosional
Pembentukan sikap tidak hanya ditentukan oleh factor budaya
atau pengalaman seseorang saja. Suatu sikap bisa didasari oleh emosi
yang berfungsi sebagai penyalur frustasi dan pengalihan bentuk ego
(47)
sementara saja dan segera berlalu jika frustasi sudah hilang, namun
bisa juga bertahan lebih lama.
2.7 Minat beli
Minat beli adalah keputusan dalam menggunakan daya gunanya untuk
membeli, keputusan untuk membeli diambil oleh pembeli dan merupakan kumpulan
dari sejumlah keputusan (Handoko dan Dharmmesta, 2011).
Mowen (2002), menyatakan minat beli merupakan kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.
Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa minat beli merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu. Lebih
lanjut dikatakan bahwa minat beli merupakan instruksi dari konsumen atas suatu
produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti
mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Terdapat tiga macam situasi pembelian dalam pasar konsumen, yaitu
(Handoko dan Dharmmesta, 2011):
a. Tugas baru, akan terjadi bilamana konsumen baru pertama kali
(48)
b. Pembelian ulang, merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya.
c. Pembelian rutin, merupakan situasi pembelian dimana pembeli sudah
pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama.
2.8 Relasi
a) Relasi antara Sikap Iklan dengan Brand image
Iklan memiliki peran dan fungsi untuk memberikan informasi akan
suatu produk kepada seorang konsumen. Dalam penyampaian informasi, iklan
membawa pesan-pesan yang berisi sugesti bagi terbentuknya sikap (Azwar,
2009).
Dalam proses pencitraan merek, konsumen mencari informasi melalui
iklan. Setelah mencari informasi maka selanjutnya konsumen akan
mengevaluasi iklan dan menentukan sikap terhadap iklan tersebut. Jika sugesti
dari iklan sangat kuat maka konsumen akan memiliki sikap positif terhadap
citra suatu merek. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1:
(49)
b) Relasi antara Sikap Social Media dengan Brand Image
Tidak berbeda terhadap sikap terhadap iklan, sikap terhadap social
media dipengaruhi dari pesan-pesan yang mensugesti konsumen, dalam hal ini
social media yang dijadikan bahan penelitian adalah ‘timeline’ dalam social media twitter. Dalam timeline tersebut berisi tentang informasi akan suatu
produk kepada konsumen, serta tanggapan konsumen mengenai produk
tersebut juga dapat di share dalam twitter, sehingga konsumen dapat
mengevaluasi dan menentukan sikap terhadap social media tersebut. Jika
sugesti dari timeline sangat kuat maka konsumen akan memiliki sikap positif
terhadap citra suatu merek. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1b: Sikap terhadap social media berpengaruh positif pada brand image. c) Relasi antara Brand Image dengan Brand Attitude
Citra merek adalah suatu persepsi yang dimiliki konsumen tentang
suatu merek. Persepsi yang terdapat dalam benak konsumen terhadap suatu
merek pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek tertentu. Apabila
konsumen telah memiliki persepsi yang baik tentang suatu merek, maka ia
akan mengevaluasi keseluruhan atribut yang terdapat pada merek tersebut,
dan menumbuhkan sikap positif terhadap merek. Berdasarkan penjelasan
(50)
Hipotesis 2:
H2: Brand image berpengaruh positif pada brand attitude. d) Relasi antara Brand Attitude dengan Minat Beli
Sikap terhadap merek merupakan evaluasi keseluruhan konsumen
terhadap merek. Sikap terhadap merek tertentu dipengaruhi oleh kesan dari
merek itu sendiri. Apabila konsumen telah mengevaluasi keseluruhan atribut
yang terdapat pada merek tertentu dan merek itu positif, maka akan
menimbulkan keinginan yang positif untuk membeli produk tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Hipotesis 3:
(51)
Berdasarkan penjabaran hipotesis di atas, maka secara sederhana dapat
digambarkan dalam model penelitian, yaitu:
Gambar 1. Model penelitian
Sikap terhadap iklan
Sikap terhadap social media
Brand image Brand Attitude Minat Beli H1a
H2 H3
(52)
36 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau partisipan
tertentu, teknik pengambilan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009).
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah responden yang merupakan
konsumen Magnum ice cream di kota Yogyakarta.
Objek dalam penelitian ini adalah sikap terhadap iklan, sikap terhadap social
media, brand image,brand attitude dan minat beli konsumen.
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki
(53)
(Widayat dan Amirullah, 2005:52).Adapun yang menjadi populasi adalah
masyarakat di Kota Yogyakarta.
b. Sampel
Sampel adalah bagian yang akan diteliti atau suatu kelompok dari populasi
yang dipilih dalam penelitian (Widayat dan Amirullah, 2002:52). Dalam
penelitian ini digunakan 100 responden sebagai sampel yang dipilih dan berlokasi
di beberapa kota Yogyakarta yaitu masyarakat di jalan Gejayan, jalan Solo, dan
jalan Kusumanegara. Alasan pemilihan pengambilan sampel tersebut adalah
untuk mewakili daerah di kota Yogyakarta maka dalam melakukan penelitian,
penulis memilih beberapa batasan kota di Yogyakarta yaitu jalan Gejayan yang
merupakan batas kota bagian utara, jalan Solo yang merupakan batas kota bagian
timur, dan jalan Kusumanegara yang merupakan batas kota bagian selatan sebagai
responden dalam penelitian ini dengan anggapan anggota sampel ini mempunyai
ciri-ciri yang berhubungan erat dengan anggota populasi.
Adapun jumlah sampel tersebut diperoleh dari perhitungan yang dikemukakan
oleh Wibisono (Anonym, 2010:31) jika populasinya tidak diketahui secara pasti,
(54)
Dimana:
n = ukuran sampel
Zα = α = 0,05, maka Z0.05 = 1,96
σ = standar deviasi populasi e = tingkat kesalahan
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, peneliti mengahadapi kasus dimana jumlah populasi yang
ada sangat banyak (sulit diketahui secara pasti), sehingga teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik Non-Probability Sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan dengan metode Puposive
Sampling, yaitu pengambilan sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil
objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik. Pelaksanaan
pengambilan sampel secara purposive ini antara lain sebagai berikut: Mula-mula
peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya dengan mengadakan
studi pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan sebagian dari
anggota populasi menjadi sampel penelitian, sehingga teknik pengambilan sampel
(55)
Kriteria:
1. Responden adalah masyarakat atau orang yang tinggal di kota Yogyakarta.
2. Orang yang pernah menyaksikan tayangan iklan Magnum ice cream.
3. Orang yang pernah membaca ‘timeline’ di twitter @MyMagnumID 4. Orang yang pernah mengkonsumsi Magnum ice cream.
3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau
mengubah nilai (Kuncoro, 2003). Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda untuk objek atau orang yang sama. Dalam penelitian ini ada
beberapa variabel yang akan diteliti yaitu: sikap terhadap iklan, sikap
terhadap social media, brand image, brand attitude, dan minat beli
konsumen.
Dalam persamaan regresi linier berganda hipotesis akan dibagi
menjadi dua bagian. Hipotesis pertama, variabel independen pertama adalah
sikap terhadap iklan dan sikap terhadap social media. Variabel dependennya
adalah brand image.
Setelah persamaan regresi linier berganda tersebut dihitung dan di uji,
maka variabel dependen dari persamaan tersebut akan menjadi variabel
independen untuk membentuk persamaan regresi linier sederhana untuk
(56)
Setelah persamaan regresi linier sederhana untuk hipotesis kedua
dihitung dan di uji, maka variabel dependen dari persamaan tersebut akan
menjadi variabel independen untuk membentuk persamaan regresi linier
sederhana untuk hipotesis ketiga dan variabel dependennya adalah minat
beli.
3.5.2 Definisi Konseptual
a) Sikap terhadap iklan adalah respon yang positif maupun negatif
terhadap suatu iklan tertentu.
b) Sikap terhadap social media adalah respon yang positif maupun
negatif terhadap suatu social media tertentu. Dalam penelitian ini,
social media yang diteliti adalah ‘Timeline’ pada twitter ‘Walls
Magnum’.
c) Brand image adalah semua asosiasi tentang suatu brand yang dimiliki
oleh konsumen. Asosiasi tersebut bisa diukur dalam tiga dimensi,
yaitu kekuatan (strength), kelebihan (favorability), dan keunikan
(uniqueness) brand tersebut dibandingkan brand pesaing (Dewi, 2009).
d) Brand attitude adalah evaluasi keseluruhan konsumen terhadap merek
sebagai reaksi konsumen terhadap objek, asosiasi merek, dan hasilny
menyukai atau tidak menyukai terhadap merek (Sitinjak, 2003).
e) Minat beli adalah keputusan dalam menggunakan daya gunanya untuk
(57)
merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan (Handoko dan
Dharmmesta, 2011).
3.6 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel-variabel berdasar hipotesis yang telah ditentukan.
a. Sikap terhadap iklan dan sikap terhadap social media akan dioperasionalkan
sebagai berikut:
i. Sikap terhadap iklan:
a) Saya suka terhadap iklan Magnum.
b) Saya antusias terhadap iklan Magnum
c) Saya terkesan terhadap iklan Magnum
d) Saya mendukung iklan Magnum.
ii. Sikap terhadap social media:
a) ‘Timeline’ tersebut menarik. b) ‘Timeline’ tersebut mengesankan. c) ‘Timeline’ tersebut kredibel. d) ‘Timeline’ tersebut informatif.
b. Brand image akan dioperasionalkan sebagai berikut:
i. Magnum ice merupakan ice cream yang lezat.
ii. Magnum ice merupakan ice cream termahal.
iii. Magnum ice merupakan ice cream yang terbuat dari bahan-bahan
(58)
iv. Magnum ice merupakan ice cream dengan lapisan coklat Belgia.
c. Brand attitude akan dioperasionalkan sebagai berikut:
i. Saya puas dengan Magnum ice.
ii. Magnum ice memiliki kualitas yang tinggi.
iii. Saya senang mengkonsumsi Magnum ice.
iv. Saya bangga mengkonsumsi Magnum ice.
d. Minat beli akan dioperasionalkan sebagai berikut:
i. Saya akan membeli Magnum ice untuk saya sendiri.
ii. Saya akan membeli Magnum ice untuk teman saya.
iii. Saya akan membeli Magnum ice untuk hadiah.
iv. Saya akan merekomendasikan Magnum ice kepada teman dan
keluarga saya.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif maka dari itu dalam pengumpulan
datanya ada beberapa metode pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode kuisioner. Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang
disusun sedemikian rupa oleh penulis dan harus diisi oleh responden. Tujuan
kuisioner adalah untuk mencari informasi yang lengkap dan valid mengenai suatu
masalah. Penulis akan menyebarkan kuisioner di beberapa kota Yogyakarta yaitu
(59)
3.8 Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti sikap terhadap iklan, sikap
terhadap social media, brand image, brand attitude, dan minat beli, sehingga skala
likert paling cocok digunakan untuk mengukur variable yang ada di penelitian ini.
Dalam skala likert terdapat 5 kategori jawaban dengan skor sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
Netral (N) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
3.9 Uji Instrumen Penelitian
Hal pertama sebelum melakukan analisis data yang diperoleh, kuisioner yang
telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan reliabilitas dahulu.
a. Uji Validitas
Uji Validitas adalah alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh
suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi
(60)
menunjukkan pada konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan pada
waktu berbeda, artinya membandingkan beberapa hasil pengukuran dari
populasi yang sama pada waktu berbeda atau oleh peneliti yang lain.
Perbandingan tersebut dihitung untuk mencari koefisien korelasinya.Validitas
tercapai bila koefisien korelasi antara pengukuran pertama dan kedua
menunjukkan angka positif yang tinggi.
Rumus Product Moment (Wijaya, 2009):
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden
Y : Total butir dari jawaban responden
∑ X : Jumlah skor butir
∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N : Banyaknya partisipan uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a) Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut dikatakan valid.
(61)
b) Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005). Reliabilitas
menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka
berapa kali pun diambil tetap akan sama.
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner atau
soal bentuk uraian.
(62)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Jumlah varian butir
: Varian total
3.10 Teknik Analisis Data
Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan
efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
memiliki distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic
tidak valid. Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus
diagonal, dan plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
(63)
menggambarkan data sesungguhnya akan meliputi garis diagonalnya
(Imam Ghozali, 2005:110).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan
matrik korelasi variable-variabel bebas dan melihat nila tolerance dan
Varian Inflation Factor (VIF) dengan perhitungan bantuan program SPSS
for windows. Jika dari matrik korelasi antar variabel bebas ada korelasi
yang tinggi (umumnya diatas 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya
problem multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan
nilai VIF > 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedasitas (Ghozali, 2005).
Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedasitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
(64)
Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas.
Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedasitas.
3.10.1 Analisis Regresi Sederhana (lihat Model penelitian di halaman 35)
Dalam menghitung sikap terhadap iklan, sikap terhadap social media,
brand image, brand attitude, dan minat beli dapat menggunakan alat analisis
regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Secara matematis sebagai berikut :
Regresi LinierBerganda,untuk menjawab rumusan masalah 1:
Y = a + b 1X1+ b 2X2+ e
Dimana :
Y untuk H1 = Brand image
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi sikap terhadap iklan
b2 = Koefisien regresi sikap terhadap social media
X1 = Variabel sikap terhadap iklan
X2 = Variabel sikap terhadap social media
(65)
Regresi Linier Sederhana,untuk menjawab rumusan masalah 2:
Y = a + c1X1 + e
Dimana :
Y untuk H2 = Brand attitude
a = Konstanta
c1 = Koefisien regresi brand image
X1 = Variabel brand image
e = Faktor pengganggu
Regresi Linier Sederhana, untuk menjawab rumusan masalah 3:
Y = a + d1X1 + e
Dimana :
Y untuk H3 = minat beli
a = Konstanta
d1 = Koefisien regresi brand attitude
X1 = Variabel brand attitude
(66)
3.10.2 Uji t (Uji Parsial)
Uji ini digunakan mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap
dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi
dengan membandingkan antara nilai ttabel dengan thitung.
Apabila nilai thitung.> ttabel maka variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependen, sedangkan thitung.< ttabel variabel independen
secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen.
thitung.> ttabel berarti H0 ditolak dan Hαditerima.
thitung.< ttabel berarti H0 diterima dan Hα ditolak.
Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya:
Jika tingkat signifikansi ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan Hα diterima.
(67)
51 BAB IV
GAMBARAN UMUM
1. Gambaran Umum PT Unilever Indonesia Tbk A. Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk
Menurut data dari situs http://www.unilever.com. PT Unilever
Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai
Zeepfabrieken N.V. Lever, kemudian pada tanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia, dan tanggal 30 Juni 1997
mengalami pergantian nama perusahaan menjadi PT Unilever Indonesia Tbk
yang diresmikan sebagai nama perusahaan unilever sampai saat ini.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) pada tanggal 16 November 1981.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,
minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Pada
tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT
Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah
Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
(1)
DATA KARATERISTIK RESPONDEN
No
Jenis kelamin
Usia (tahun)
uang saku
1
laki - laki
21-24
< 1 jt
2
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
3
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
4
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
5
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
6
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
7
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
8
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
9
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
10
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
11
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
12
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
13
laki - laki
>24
1-1.5 jt
14
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
15
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
16
laki - laki
21-24
< 1 jt
17
laki - laki
>24
1-1.5 jt
18
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
19
laki - laki
17-20
1-1.5 jt
20
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
21
Perempuan
21-24
< 1 jt
22
laki - laki
17-20
< 1 jt
23
Perempuan
17-20
1.5-2 jt
24
Perempuan
21-24
1.5-2 jt
25
Perempuan
17-20
< 1 jt
26
laki - laki
17-20
< 1 jt
27
Perempuan
17-20
< 1 jt
28
Perempuan
21-24
1.5-2 jt
29
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
30
laki - laki
21-24
< 1 jt
31
Perempuan
>24
1-1.5 jt
32
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
33
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
34
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
35
laki - laki
>24
1.5-2 jt
36
Perempuan
17-20
< 1 jt
37
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
(2)
DATA KARATERISTIK RESPONDEN
No
Jenis kelamin
Usia (tahun)
uang saku
38
laki - laki
21-24
< 1 jt
39
Perempuan
17-20
1.5-2 jt
40
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
41
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
42
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
43
laki - laki
21-24
< 1 jt
44
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
45
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
46
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
47
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
48
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
49
Perempuan
21-24
1.5-2 jt
50
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
51
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
52
Perempuan
17-20
1.5-2 jt
53
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
54
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
55
Perempuan
>24
1.5-2 jt
56
Perempuan
17-20
< 1 jt
57
laki - laki
21-24
< 1 jt
58
laki - laki
>24
< 1 jt
59
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
60
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
61
Perempuan
21-24
< 1 jt
62
Perempuan
21-24
< 1 jt
63
laki - laki
21-24
< 1 jt
64
laki - laki
>24
> 2 jt
65
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
66
Perempuan
>24
> 2 jt
67
Perempuan
21-24
< 1 jt
68
Perempuan
>24
1-1.5 jt
69
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
70
laki - laki
21-24
< 1 jt
71
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
72
Perempuan
17-20
< 1 jt
73
Perempuan
21-24
1-1.5 jt
74
laki - laki
17-20
1-1.5 jt
(3)
DATA KARATERISTIK RESPONDEN
No
Jenis kelamin
Usia (tahun)
uang saku
75
Perempuan
17-20
< 1 jt
76
Perempuan
21-24
< 1 jt
77
Perempuan
17-20
< 1 jt
78
Perempuan
17-20
< 1 jt
79
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
80
laki - laki
21-24
1-1.5 jt
81
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
82
laki - laki
21-24
< 1 jt
83
Perempuan
>24
< 1 jt
84
Perempuan
>24
1.5-2 jt
85
laki - laki
21-24
< 1 jt
86
laki - laki
21-24
< 1 jt
87
Perempuan
17-20
< 1 jt
88
laki - laki
21-24
< 1 jt
89
Perempuan
21-24
1.5-2 jt
90
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
91
Perempuan
21-24
< 1 jt
92
Perempuan
21-24
< 1 jt
93
Perempuan
21-24
< 1 jt
94
Perempuan
17-20
< 1 jt
95
Perempuan
17-20
1-1.5 jt
96
laki - laki
>24
1-1.5 jt
97
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
98
Perempuan
17-20
< 1 jt
99
Perempuan
>24
> 2 jt
100
laki - laki
21-24
1.5-2 jt
(4)
DATA PENELITIAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 5 3 4 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 2 2 5 3 2 3 3 4 3 3 3 5 5 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 6 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 7 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 9 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 10 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 1 2 3 4 11 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 12 5 4 4 3 4 4 4 5 5 3 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 13 4 2 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 5 5 3 5 2 4 4 14 4 4 3 4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 15 4 5 4 5 4 2 4 2 5 4 5 5 5 5 5 2 4 2 4 5 16 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 17 4 3 4 3 3 4 3 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 18 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 1 4 4 3 19 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 4 5 5 5 4 4 4 3 20 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 4 5 5 3 4 4 4 3 21 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 5 4 5 5 3 4 2 1 3 22 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 2 3 2 5 5 4 1 23 4 3 4 3 3 4 3 3 5 3 1 1 5 4 4 3 5 2 5 5 24 5 4 3 3 5 4 4 5 5 2 3 5 5 4 4 5 1 3 4 5 25 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 28 5 5 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 3 2 2 2 3 3 4 29 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 30 1 2 4 2 5 3 2 2 4 5 3 4 4 3 2 2 5 5 4 2 31 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4 5 5 4 3 4 3 4 4 32 5 4 3 4 4 4 4 4 5 1 4 1 5 4 4 5 4 4 5 5 33 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3 2 2 1 2 2 3 4 34 5 4 4 4 4 3 2 4 5 5 3 3 4 3 3 3 5 5 4 4 35 4 3 1 1 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 1 1 4 4 4 4 36 5 4 3 3 2 1 1 4 4 4 2 2 5 3 1 2 5 4 3 1
(5)
DATA PENELITIAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 37 3 2 2 1 4 2 2 3 4 5 4 1 5 4 4 4 5 4 2 4 38 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 1 2 3 2 4 2 3 3 39 4 5 4 4 5 3 4 5 4 3 4 5 1 3 3 3 3 3 4 5 40 3 2 2 2 4 2 2 1 3 5 3 3 2 3 1 1 4 2 2 2 41 4 2 1 1 4 3 3 3 5 1 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 42 4 4 5 4 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 43 3 3 4 3 4 3 3 4 1 1 3 4 1 4 3 3 2 3 3 4 44 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 45 4 3 2 1 4 5 2 3 5 3 5 3 5 3 3 3 4 5 2 3 46 5 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 1 5 4 4 5 3 3 3 1 47 4 5 5 3 3 3 3 1 1 1 1 1 3 3 2 3 4 3 3 3 48 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 49 4 3 4 3 5 4 4 4 5 5 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5 4 4 4 3 3 3 3 4 5 5 5 3 2 3 3 4 3 3 2 51 2 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 5 3 4 4 3 2 5 5 4 52 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 53 4 3 3 3 4 4 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 54 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 4 55 3 2 3 4 3 3 3 3 2 1 2 4 1 3 3 2 2 4 4 2 56 4 2 2 3 3 3 3 2 5 5 4 4 5 5 5 4 5 2 1 5 57 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 58 4 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 59 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 61 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 5 5 5 62 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 1 2 5 63 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 1 1 1 1 3 2 3 1 64 2 2 2 2 4 3 3 3 5 5 3 4 2 1 3 2 2 2 1 1 65 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 4 66 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 67 4 4 3 3 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 68 2 2 2 2 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 69 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 70 3 2 1 1 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 1 4 3 2 1 71 3 3 3 2 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 2 2 3 72 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 5 3 3 4 1 4 2 4 4
(6)
DATA PENELITIAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 73 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 74 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 75 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 76 4 3 3 1 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 3 3 77 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 78 5 3 4 4 4 3 3 3 5 5 1 1 4 4 5 4 5 4 3 4 79 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 80 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 81 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 4 3 2 3 3 1 3 3 3 3 82 3 2 2 2 4 4 4 4 2 5 3 3 1 3 1 1 4 3 3 1 83 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 84 4 3 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 85 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 86 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 87 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 1 4 4 5 5 4 3 4 4 88 4 3 3 4 5 4 5 2 1 1 4 2 4 4 2 3 4 3 5 4 89 5 3 4 4 3 3 2 4 5 4 4 1 5 5 5 4 4 3 2 4 90 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 4 3 4 2 3 4 91 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 5 3 4 4 4 4 92 4 3 3 4 3 3 3 3 5 5 4 4 5 5 5 2 5 3 1 5 93 4 3 3 1 4 4 4 3 5 5 3 3 1 3 4 3 3 3 1 3 94 4 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 5 3 3 3 3 4 3 3 4 95 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 96 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 97 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 98 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 99 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 4 10
0