Sinopsis『オツベルと象』 (Otsuberu to Zou – Otsuberu dan Seekor Gajah) karya 宮沢賢治 Miyazawa Kenji

26 Sinopsis『オツベルと象』 (Otsuberu to Zou – Otsuberu dan Seekor Gajah) karya 宮沢賢治 Miyazawa Kenji

Otsuberu adalah seorang laki-laki yang hebat. Dia bekerja dengan enam mesin penggiling padi. “Nong, nong,nong….” Terdengar monoton suara mesin itu.

Disini dia ditemeni oleh enam belas petani, kesemuanya terdapat cahaya merah diwajahnya, mereka bekerja dengan kaki menginjak mesin pemotong padi yang seperti sebuah gunung kecil berwarna kuning. Atau lebih jelasnya seperti gundukan pasir.

Pada suatu hari, ketika mereka bekerja, sekonyong-konyong seekor gajah putih dating. Para petani yang ada di situ terkejut. Sang gajah perlahan-lahan masuk. Ia menuju ke depan mesin. Karena takut terjadi sesuatu yang yang tidak diinginkan, maka Otsuberu memberanikan diri mendekati gajah itu. Dan setelah terjadi percakapan, ternyata sang gajah mau juga tinggal bersama Otsuberu. Namun ternyata dibalik semuanya itu Otsuberu mempunyai rencana jahat terhadap Gajah. Suatu saat Otsuberu tidak saja memperkerjakannya tetapi juga ingin menjualnya pada tukang sirkus.

Dengan kata-kata manis dan kelicikannya akhirnya gajah sudah dikuasai. Ia dirantai dengan beban 100 Kg di kaki depannya, dipakaikan sepatu kertas merah besar pada tumitnya sera menempelkan dacing seberat 400 Kg pada bagian atas sepatu Gajah tersebut.

Dari ke hari Gajah dipaksa bekerja berat dan tidak diberi makan dan minum yang cukup. Karena itu, badannya menjadi semakin kurus. Pada suatu malam, sambil makan tiga ikat jerami di kandangnya, Gajah menegadah memandang bulan hari ke sepuluh dan berk ata : “…Sengsara rasanya, Santa Maria….!”

Beruntung ratapan gajah didengar Sang Bulan, iapun diperintahkan untuk manulis surat kepada temannya. Maka dengan bantuan pena dan kertas yang didapat dari anak dewa berpakaian kimono merah, Gajah mulai menuis : “…Aku sedang mengalami kesulitan. Segeralah datang menolongku!”

Anak dewa segera membawa surat itu dan pergi menuju ke arah hutan. Datangnya anak dewa berpakaian kimono merah itu tepat pada saat gajah-gajah sedang makan siang. Setelah membaca surat tersebut, kepala gajah berteriak : “Serang Si Otsuberu!!” dan seketika mereka berhamburan, berteriak seperti angin ribut menuju tempat Otsuberu.

Pada saat itu tepat pukul 13.30, saat Otsuberu tidur siang diatas ranjang kulit dan bermimpi melihat gagak. Sementara itu para petani mendengar suara bergemuruh yang tidak lain adalah gerombolan gajah, maka mereka berhamburan dan berteriak : “Tuaann, ada gajah…! Mereka menyerang kita!” Otsuberu bengun dan segera memerintah anak buahnya untuk menutup rapat-rapat semua pintu, khususnya kandang gajah putih.

Namun walaupun berusaha sekuat tenaga, gerombolan gajah tetap tidak terkendalikan. Merekapun segera mengikatkan handuk, sapu tangan, kain putih kekuning-kuningan di lengannya sebagai tanda menyerah.

Sementara itu, Otsuberu tetap berada di dalam benteng seorang diri. Gajah-gajah yang berada di luar memakai tubuk kawan-kawannya sebagai pijakan dan mulai melintasi benteng tersebut. Pada saat melihat kepala sang gajah yang sangat besar dan berwarna abu-abu dan keriput, anjing Otsuberupun tiba-tiba pingsan. Maka dengan segera Otsuberu menembakkan pistolnya ke arah gajah. Tapi sayang hanya mengenai gadingnya saja dan tidak menembusnya bahkan mental.

Ketika peluru pistol telah habis, maka segera Otsuberu berusaha mengambil sebuah senjata dari kotak. Namun naas baginya, karena pada waktu itu Ketika peluru pistol telah habis, maka segera Otsuberu berusaha mengambil sebuah senjata dari kotak. Namun naas baginya, karena pada waktu itu

dacing yang mengikat gajah putih. Gajah putih berkata: “ terima kasih, kalian telah menolongku.”