Sinopsis『注文の多い料理店 』(Chuumon no Ooi Ryouriten – Restoran Kucing Liar) karya 宮沢賢治 Miyazawa Kenji

24 Sinopsis『注文の多い料理店 』(Chuumon no Ooi Ryouriten – Restoran Kucing Liar) karya 宮沢賢治 Miyazawa Kenji

Dua orang lelaki muda, pemburu, persis tentara Inggris masing-masing memanggul senjata berkilap dan menuntun seekor anjing tersesat di dalam hutan pada waktu melakukan pemburuan. Naas bagi mereka berdua, anjing mereka yang setia pun telah mati lebih dulu. Padahal dari segi harga pun tergolong anjing mahal. Masing-masing seharga ¥ 2400 dan ¥ 2800. Akhirnya, karena tak memperoleh apapun dari pemburuannya itu maka mereka memutuskan untuk pulang. Namun mereka kebingungan dan tidak menemukan jalan pulang. Di tengah kebingungan dan perut lapar, berungtunglah mereka masih menemukan sebuah “Restoran Kucing Liar.” Dengan perasaan yang senang mereka masuk ke Dua orang lelaki muda, pemburu, persis tentara Inggris masing-masing memanggul senjata berkilap dan menuntun seekor anjing tersesat di dalam hutan pada waktu melakukan pemburuan. Naas bagi mereka berdua, anjing mereka yang setia pun telah mati lebih dulu. Padahal dari segi harga pun tergolong anjing mahal. Masing-masing seharga ¥ 2400 dan ¥ 2800. Akhirnya, karena tak memperoleh apapun dari pemburuannya itu maka mereka memutuskan untuk pulang. Namun mereka kebingungan dan tidak menemukan jalan pulang. Di tengah kebingungan dan perut lapar, berungtunglah mereka masih menemukan sebuah “Restoran Kucing Liar.” Dengan perasaan yang senang mereka masuk ke

“Pesta Besar Buat Penyambutan Orang-Orang Gemuk dan Orang-Orang Muda.” Mereka sangat bahagia melihat tulisan itu, kemudian mereka menyusuri lorong kemana petunjuk itu mengarahkan mereka.

Walaupun mereka merasakan hal yang sangat aneh, dengan restoran kucing liar ini , karena didorong rasa lapar mereka terus-menerus mengikuti setiap petunjuk yang tertempel di setiap sudut ruangan atau pintu masuk. Tulisan-tulisan tersebut ditulis besar-besar, ada yang di tulis dengan warna kuning, emas, merah, dan hijau. Tulisan-tulisan itu secara berurutan dan sekaligus menjadi petunjuk jalan antara lain, berbunyi sebagai berikut :

1. “Siapapun diperbolehkan masuk tidak usah segan.” (huruf emas)

2. “Selamat datang khususnya untuk orang muda dan gemuk.” (huruf emas)

3. “Restoran ini banyak pesanan harap maklum.” (huruf kuning)

4. “Karena banyak pesanan harap sabar.”

5. “ Perhatian ! di sini dimohon rambut dirapikan dan sepatu harap dibersihkan.” (huruf merah)

6. “ Senjata dan peluru diletakkan di sini.”

7. “Silahkan buka topi, mantel, dan sepatu anda.” (huruf hitam)

8. “Semua benda tajam seperti jepitan dasi, kancing jas, kacamata, dompet dan yang lainnya harap disimpan di sini.”

9. “Lumurkan semua krim yang ada di guci kemuka, tangan, dan kaki.”

10. “ Apakah sudah dilumurikrim dengan baik.” “apakah telinga juga sudah dilumuri.”

11. “Masakan sebentar selesai, tidak sampai lima belas menit segera bisa dimakan, cepat percikkan minyak wangi dalam botol kepada anda.”

12. “Kasihan karena terlalu banayk permintaan tentunya anda sangat kesal. Tinggal sau ini saja silahkan gosokkan garam yang ada dalam laci guci keseluruh badan anda secara teliti !”

Sampai di sini mereka semakin merasa aneh. Tidak hanya itu, merekapun semakin merasa ketakutan jadinya. Karena, mereka semakin yakin bahwa Sampai di sini mereka semakin merasa aneh. Tidak hanya itu, merekapun semakin merasa ketakutan jadinya. Karena, mereka semakin yakin bahwa

Di tengah ketakutan tersebut, mereka mendapati satu lagi tulisan sangat besar berukuran garpu dan pisau bewarna emas “Oo terima kasih banyak kalian telah siap untuk disantap, ya silahkan masuk ke dalam “sedangkan dari arah

lubang kunci dua mata biru mengintip mereka. Keduanya gemetaran dan mulai menangis. Terlebih ketika dari dalam terdengar panggilan, “ Cepat ke sini Bosku telah siap dengan serbet dan pisaunya, lidahnya menjilat-jilat menunggu tuan-tuan

“ Keduanya menangis dan terus menangis.” Namun untunglah pada saat itu pemburu profesional bertopi jerami

bersama dua ekor anjingnya datang menolong dan menyelamatkan mereka dari cengkeram kucing liar. Kemudian mereka pulang dari perburuhan mereka dan menjadi tenang kembali. Tetapi meskipun kembali ke Tokyo dan mandi di “Ofuro” wajahnya tetap kusut seperti kertas sampah yang kumal dan sulit untuk menjadi bersih lagi seperti semula.