dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan suatu metode penelitian yang tepat. Metode penelitian yang tepat juga diperlukan untuk memberikan pedoman serta
arah dalam mempelajari dan memahami objek yang diteliti, Sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan.
Di dalam penelitian termasuk penelitian hukum, dikenal berbagai macam atau jenis dan tipe penelitian. Terjadinya perbedaan jenis penelitian itu berdasarkan sudut
pandang dan cara meninjaunya, dan pada umumnya suatu penelitian sosial termasuk penelitian hukum dapat ditinjau dari segi sifat, bentuk, tujuan dan penerapan dari
sudut disiplin ilmu. Penentuan jenis atau macam penelitian dipandang penting karena ada kaitan erat antara jenis penelitian itu dengan sistematika dan metode serta analisa
data yang harus dilakukan untuk setiap penelitian. Hal demikian perlu dilakukan guna mencapai nilai validitas data yang tinggi, baik data yang dikumpulkan maupun hasil
akhir penelitian yang dilakukan
104
Kemudian dilanjutkan dengan pendekatan yuridis empiris non doctrinal dalam melihat bagaimana penetapanpelaksanaannya melalui suatu penelitian lapangan yang
dilakukan secara sosiologis dengan wawancara, observasi sehingga diperoleh kejelasan tentang hal yang diteliti.
.
Data primer dalam rangka untuk melihat perilaku hukum dari praktek penyelesaian sengketa pertanahan yang terjadi.
Sebagai suatu penelitian hukum empiris yang menggunakan data primer, cara penelitian ini dapat juga mengikuti sebagian cara penelitian ilmu sosial. Lahirnya
pendekatan penelitian hukum empiris sosio legal research merupakan konsekuensi dari ilmu hukum yang memang bersifat terbuka, sehingga interaksi antara ilmu
hukum dengan ilmu-ilmu terutama ilmu sosial merupakan suatu keniscayaan
105
Metode pendekatan di atas digunakan karena mengingat bahwa permasalahan yang diteliti berhubungan dengan cara penyelesaian sengketa pertanahan yang terjadi,
yang juga mencakup bidang yuridis yaitu peraturan-peraturan perundangan yang mengatur tata cara pelaksanaannya dan penyelesaian sengketa yang timbul.
.
Penyelesaian sengketa hak atas tanah adat di kabupaten Simalungun diawali dengan Tipologi Sengketa Pertanahannya, faktor penyebab terjadinya sengketa pertanahan
sebagaimana tercantum dalam Bab III Studi ini.
2. Jenis, Sifat, dan Teknik Penelitian
Penulisan metodologi penelitian disertasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penelitian yuridis normatif, bahan atau materi penelitian, alat
penelitian dan analisis hasil. Penelitian disertasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hukum yuridis normatif. Metode penelitian kualitatif
dimaksudkan bahwa hasil analisis tidak tergantung dari jumlah data berdasarkan
104
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1991, hal. 7
105
B.Z. Tamanaha, Realistic Socio Legal Theory : Pragmatizm and a Social Theory of Law, England : Clarendon Press Oxford University, 1999, hal. 129.
Universitas Sumatera Utara
angka-angka melainkan data yang dianalisis dilakukan secara mendalam dan holistik.
106
Selain hal-hal di atas, juga dilakukan penelitian yang bersifat yuridis empiris. Penelitian hukum normatif doctrinal dan yuridis empiris non-doctrinal adalah
untuk mengetahui atau mengenal tipologi sengketa pertanahan serta faktor-faktor penyebab sengketa hak atas tanah adat dan upaya penyelesaiannya serta kenyataan-
kenyataan yang berkembang di lapangan.
Jadi bahan atau materi penelitian disertasi ini diperoleh dari penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Oleh karena penelitian ini lebih menekanan
sifat kualitatif dan gabungan yuridis normatif serta yuridis empiris, maka bahan hukum yang dipergunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tertier.
107
Data sekunder lainnya adalah data yang diperoleh dari penelitian lapangan berupa Putusan Pengadilan mengenai penyelesaian sengketa hak atas tanah adat,
penyelesaian Sengketa Tanah oleh Badan Pertanahan Nasional BPN kabupaten Simalungun, Penyelesaian Sengketa Tanah secara musyawarah mufakat oleh
masyarakat adat kabupaten Simalungun dan dokumen-dokumen consesie.
Dari penelitian lapangan juga diperoleh data primer dari para responden dan informan penelitian yakni tokoh-tokoh adat, camat, lurah yang bertindak sebagai mediator
dalam penyelesaian sengketa tanah tersebut. Penguasaan bahasa daerah, bahasa Simalungun membuat peneliti lebih familiar akrab dengan para responden
masyarakat adat Simalungun, sehingga data yang diharapkan benar-benar bisa didapatkan lebih tepat dan akurat.
Lokasi penelitian disertasi ini adalah daerah kabupaten Simalungun, dua desa dari kab.Simalungun atas dan 2 dua desa dari kab.Simalungun bawah, karena
daerah ini memiliki frekuensi sengketa tanah, tetapi dalam perjalanan proses penelitian ditemukan 2 dua desa nagori dimana tidak pernah terjadi sengketa
tanah.
Dalam rangka penelitian lapangan, ada dua macam wawancara yang dilakukan dengan membedakan karakternya yakni informan dan responden. Informan
adalah orang yang diwawancarai untuk mendapatkan keterangan mengenai pandangan dan penyelesaian sengketa hak atas tanah adat.
108
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini dipergunakan teknik non probability sampling yaitu purposive sampling, artinya tidak semua populasi
dijadikan sampel melainkan dipilih beberapa subyek penelitian berdasarkan sifat-sifat tertentu dan tujuannya yang berhubungan dengan obyek penelitian.
106
Anton J Kuzel dalam Tan Kamello, Perkembangan Lembaga Jaminan Fidusia : Suatu Kajian Terhadap Pelaksanaan Jaminan Fidusia dalam Putusan Pengadilan di Sumatera Utara, disertasi, Medan : PPS
USU , 2002, hal.42-43.
107
Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:Rajawali Pers, 1990, hal.39.
108
Djariaman Damanik, salah seorang informan yang selalu berdiskusi tentang apa saja mengenai “Simalungun”. Beliau adalah salah seorang anak dari Raja Damanik, yang beristrikan anak boru dari Raja
Silampuyang. Djariaman Damanik juga hasil didikan Belanda Mr in the rechten, mantan ketua PT di Medan dan Denpasar.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan teknik tersebut, diperoleh subjek penelitian yang meliputi para pihakmasyarakat yang terlibat dalam sengketa tanah,Bagian kasus dan Penyelesaian
Sengketa Pertanahan : kantor BPN, Pengadilan Negeri Pematangsiantar, Pengadilan Negeri Simalungun, Camat, Lurah, tokoh-tokoh adat setempat.
Sebagai alat penelitian untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder dipakai studi dokumen, kuesioner dan wawancara. Data primer diperoleh dengan
menggunakan alat penelitian berupa kuesioner dan wawancara. Studi dokumen dilakukan terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tertier serta data tentang penyelesaian sengketa. Bahan ataupun dokumen lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.
Kuesioner disusun dalam bentuk kombinasi yang bersifat tertutup dan terbuka, yang ditujukan kepada responden penelitian. Caranya daftar kuesioner
dikirimkan terlebih dahulu kepada responden dengan tujuan agar pertanyaan- pertanyaan dapat dijawab dengan benar. Wawancara dilakukan terhadap responden
dan informan. Untuk mempermudah mendapatkan data yang mendalam dipersiapkan pedoman wawancara. Melalui wawancara ini dapat dilengkapi dengan kekurangan
pengisian kuesioner.
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah melakukan tahap analisis hasil penelitian. Data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, sekunder, tertier serta
didukung oleh data primer dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan yuridis normatif.
Hasil penelitian lapangan dalam wujud angka hanya merupakan data pendukung dari data sekunder yang dituangkan dalam tabel frekuensi. Data kualitatif
dianalisis dengan menghubungkan kepada unsur-unsur yuridis dan ditafsirkan dengan menggunakan metode penafsiran ilmu hukum. Dari hasil analisis kualitatif dengan
metode yuridis normatif dan dukungan data kuantitatif tersebut, yang kemudian ditafsirkan menurut penafsiran ilmu hukum diharapkan dapat memberikan
pemecahan masalah penelitian yang akurat tentang perkembangan penyelesaian sengketa hak atas tanah adat.
G. Asumsi