Perumusan Masalah Tujuan Penelitian

suatu kelompok berbagai bidang hukum, yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan atas sumber daya alam yang termasuk pengertian agraria 47 Tanah, tentu dipandang sebagai salah satu sumber daya alam namun mengingat lahan pertanahan saat itu tak terukur luasnya maka tanah hanya dapat dikuasai secara ipso facto artinya tanah dipandang dikuasai apabila secara nyata tanah dimaksud ditempati, dimanfaatkan, diusahakan, dan dirawat oleh pemukim dan penggarapnya untuk kesejahteraan manusia. Semakin lahan pertanahan dimaksud ditempati, diolah dan dimanfaatkan secara nyata, maka hak penguasaan atas tanah akan semakin menguat, sebaliknya semakin ditelantarkan maka hak penguasaan atas tanah dimaksud akan semakin mengabur. Jika demikian halnya, hak individual itu kembali tertransformasi menjadi tanah bebas . 48 , yang menurut konsep hukum adat disebut tanah adat dan ini tetap menjadi polemik yang belum bisa terpecahkan hingga saat ini.

B. Perumusan Masalah

Seperti disebutkan bahwa suatu masalah itu adalah merupakan proses yang mengalami hambatan di dalam mencapai tujuannya, dan hambatan ini hendak diatasi sebagaimana yang akan dicarikan penyelesaiannya ke penelitian lapangan. 49 1. Masalah yang dihadapi harus memiliki nilai penelitian. Sebelum merumuskan masalah dalam penelitian ini, diambil ukuran perumusan masalah pada pandangan teoritis, sebagaimana dikemukakan oleh Kerlinger, bahwa ciri-ciri masalah yang baik adalah : 2. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas. 3. Harus sesuai dengan kualifikasi penelitian. 50 Sehingga bila diwujudkan dalam objek yang akan diteliti ini perlu terlebih dahulu dikemukakan indentifikasi yang akan dirumuskan, supaya rumusan permasalahn itu dapat ditangkap sebagaimana yang akan diteliti dan ditelaah serta dianalisis menurut landasan berfikir ilmiah. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, maka dirumuskan beberapa permasalahan yang dapat membantu penulisan disertasi ini agar lebih fokus dan terarah yakni : 47 Ibid, hal.17. 48 Ade Saptomo, Dibalik Sertifikasi Hak Atas Tanah dalam Perspektif Pluralisme Hukum, makalah Padang: Universitas Andalas, 2010, hal.207. 49 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1984, hal.109. 50 Maria S.W Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1989, hal.9. Universitas Sumatera Utara 1. Bagaimana status hukum hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional ? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya sengketa hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun ? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam hal menyelesaikan sengketa hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun ?

C. Tujuan Penelitian

Hak-hak penguasaan atas tanah yaitu berisikan serangkaian wewenang, kewajiban danatau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu dengan tanah yang dihaki. “Sesuatu” yang boleh, wajib danatau dilarang untuk diperbuat itulah yang merupakan tolok pembeda antara berbagai hak penguasaan atas tanah yang diatur dalam Hukum Tanah Negara yang bersangkutan. Hak-hak penguasaan tanah dapat juga diartikan sebagai “lembaga hukum”, jika belum dihubungkan dengan tanah dan subjek tertentu. Hak-hak penguasaan tanah dapat juga merupakan “hubungan hukum konkret” jika sudah dihubungkan dengan tanah tertentu dan subjek tertentu sebagai pemegang haknya. Oleh karenanya melalui penelitian ini, tujuan yang akan diperoleh adalah data empirik mengenai : 1. Status hukum hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional. Jika memang masih eksis, keberadaannya perlu mendapat pengakuan dan perlindungan hukum, dan jika memang benar-benar tidak eksis lagi, masyarakat etnis Simalungun harus juga mengakuinya. Jadi tanah dalam studi ini adalah tentang caranya mengendalikan kepemilikan tanah bagi perseorangan dan badan hukum agar tidak terjadi kesenjangan dan monopoli tanah. Sehingga diharapkan tidak akan terjadi seperti yang dilansir harian ibukota, bahwa ribuan petani, nelayan, mahasiswa, perangkat desa, dan warga Kompas, Universitas Sumatera Utara 12-01-12, berujuk rasa di sejumlah daerah. Masyarakat mendesak Pemerintah memulihkan hak rakyat, terutama terkait hak atas tanah adat, dan merevisi undang-undang yang merugikan rakyat. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sengketa hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun. 3. Cara penyelesaian sengketa hak atas tanah adat di Kabupaten Simalungun.

D. Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Sikap Pengadilan Terhadap Penyelesaian Sengketa Atas Merek Dagang Terkenal (Studi Pada Putusan Pengadilan Niaga Medan)

1 33 187

Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Bidang Pertanahan Studi Kasus Di Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang

1 129 118

Penyelesaian Sengketa oleh Komisi Informasi atas Informasi yang Diberikan BPOM Terkait Keselamatan Konsumen dalam Mengkonsumsi Suatu Produk

2 70 125

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA DATA FISIK SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH YANG POSISINYA TERTUKAR Proses Penyelesaian Sengketa Data Fisik Sertifikat Hak Atas Tanah Yang Posisinya Tertukar (Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sukoharjo).

1 10 17

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA DATA FISIK SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH YANG POSISINYA TERTUKAR Proses Penyelesaian Sengketa Data Fisik Sertifikat Hak Atas Tanah Yang Posisinya Tertukar (Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sukoharjo).

0 4 13

NASKAH PUBLIKASI Mediasi Dan Sengketa Tanah (Studi Tentang Kekuatan Penyelesaian Sengketa Jual Beli Tanah Di Badan Pertanahan Nasional Kudus).

0 3 17

SKRIPSI Mediasi Dan Sengketa Tanah (Studi Tentang Kekuatan Penyelesaian Sengketa Jual Beli Tanah Di Badan Pertanahan Nasional Kudus).

0 2 13

PENDAHULUAN Mediasi Dan Sengketa Tanah (Studi Tentang Kekuatan Penyelesaian Sengketa Jual Beli Tanah Di Badan Pertanahan Nasional Kudus).

1 4 15

PERAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA PADANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HAK MILIK ATAS TANAH.

0 0 6

Eksistensi Pranata Hak Atas Tanah Adat Dalam Sistem Hukum Agraria Nasional

0 0 12