dan trisulphide yang merupakan kompenan dari bawang putih Natural Standard Corporation, 2010.
Penelitian yang dijalankan oleh Benerjee dan Maulik 2002 menyatakan bawang putih dapat digunakan dalam mencegah dan merawat penyakit metabolik
seperti arteriosklerosis, hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular, thrombosis dan juga DM. Penelitian yang dilakukan oleh mereka meneliti efek bawang putih Allium
sativum terhadap arterosklerosis dan kadar lipid pada tikus yang diinduksi kolestrol konsentrasi tinggi, hasilnya menunjukkan berlaku penurunan yang signifikan lesi
artheromatous terutama pada aorta. Selain itu terdapat juga penurunan kadar kolestrol, trigleserida, low density lipoprotein LDL namun tiada efek pada kadar
serum high density lipoprotein HDL. Pada pendapat lain, Abramoviz et al. 1999 telah melakukan kajian yang menyatakan efek Allicin yaitu komponen aktif dari
bawang putih yang merupakan bahan penting pada kadar profil lipid dan formasi fatty streak di aorta.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan pengaruh ekstrak bawang putih Allium sativum terhadap kadar lipid kolesterol pada mencit diabetik yang
diinduksi Alloxan.. Hal ini adalah kerana pada DM sering terjadi komplikasi metabolik yaitu hiperlipidemia. Pada eksperimen yang akan dijalankan, bahagian
umbi bawang putih Allium sativum digunakan untuk membuat ekstrak dengan menggunakan etanol. Dosis bawang putih Allium sativum yang akan digunakan dan
diharap dapat memberi efek signifikan terhadap kadar kolesterol mencit diabetik yang diinduksi Alloxan adalah sebanyak 350 mgkgBB.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh bawang putih Allium sativum terhadap kadar kolesterol pada mencit yang diinduksi Alloxan?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Penelitian bertujuan untuk mengkaji efek dari bawang putih Allium sativum terhadap kadar kolesterol darah pada mencit diabetik yang diinduksi Alloxan.
1.3.2 Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui kadar kolesterol pada mencit diabetes yang diinduksi Alloxan
sebelum diberi ekstrak bawang putih. 2. Mengetahui kadar kolesterol pada mencit diabetes yang diinduksi Alloxan
sesudah diberi ekstrak bawang putih.
1.4. Manfaat penelitian
Data dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.Memberi informasi kepada masyarakat tentang manfaat bawang putih
terhadap kadar kolesterol dalam darah. 2.Memberi landasan untuk penggunaan bawang putih sebagai obat alternatif
hiperlipidemia. 3.Memberi landasan penelitian selanjutnya pada manusia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diabetes Mellitus 2.1.1. Definisi
Diabetes mellitus DM merujuk kepada sekumpulan kelainan metabolik yang berkongsi phenotype yang sama yaitu hiperglikemia. Terdapat beberapa jenis DM
yang penyebabnya merupakan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Bergantung pada masing-masing etiologi, faktor- faktor yang
menyebabkan keadaan hiperglikemia adalah kurangnya sekresi insulin, kurang utilisasi glukosa dan peningkatan produksi glukosa. Disregulasi metabolik yang
berkaitan dengan DM menyebabkan perubahan patofisiologi sekunder kepada berbagai sistem organ seperti pada jantung, ginjal, mata, saraf dan berbagai organ lain
serta menyebabkan komplikasi metabolik seperti hiperlipidemia, ketonemia dan ketonuria Fauci, et a.l, 2008.
2.1.2. Epidemiologi
Prevalensi DM diseluruh dunia meningkat secara drastik sejak 2 dekad yang lalu, dari kira- kira 30 juta kasus pada 1985 kepada 177 juta kasus pada tahun 2000.
Berdasarkan penelitian, lebih 360 juta individu akan menderita DM menjelang tahun 2030. DM tipe 2 menunjukkan peningkatan yang drastik berbanding DM tipe 1. Hal
ini adalah kerana peningkatan individu yang menderita obesitas dan kurangnya aktifitas seharian terutama pada negara- negara maju. Di Amerika Serikat, Centre of
Disease Control and Prevention CDC menperkirakan 20,8 juta individu kira- kira 7 dari populasi dunia akan menderita DM pada 2005 ~30 individu tidak
didiagnosa menderita DM. Kira- kira 1,5 juta individu ≥ 20 tahun baru didiagnosa menghidap DM pada tahun 2005. Pada tahun 2005, prevalensi di Amerika Serikat
dijangkakan 0.22 pada individu ≤ 20 tahun dan 9.6 bagi ≥ 20 tahun. Pada
Universitas Sumatera Utara