2.3.4. Farmakologi a Farmakokinetik
Dalam penelitian Amagase, Petesch, Matsuura, Kasuga dan Itakura, 2001 menyatakan bioavailabilitas bahan aktif dalam bawang putih dianggap penting. SAC
adalah salah satu senyawa organosulfur bawang putih yang larut dalam air. Konsentrasinya meningkat selama ekstraksi atau penuaan. Farmakokinetik SAC
sudah banyak yang diketahui umum. SAC dapat dideteksi dalam hati, plasma dan ginjal setelah asupan oral. Ketersediaan bioavailabilitas SAC adalah 103,0 pada
mencit Nagae, et al., 1994. Senyawa organosulfur bawang putih yang larut minyak, termasuk allicin, sulfida, ajoene dan vinyldithiins, tidak ditemukan dalam darah atau
air seni, bahkan setelah konsumsi sejumlah besar bawang putih Lawson, et al., 1992 Senyawa bawang putih cepat diserap melalui selaput lendir dan kulit. Ekskresi
utama melalui hati, ginjal dan juga usus. Nagae 2010 menggambarkan farmakokinetik S-Allylcysteine SAC pada hewan model. Penulis juga
mendemonstrasikan bahwa terdapat efek first pass metabolism di hati dan ginjal setelah penyerapan di saluran gastrointestinal. Terdapat juga farmakokinetik dari
vinyldithiins, transformasi produk allicin, yaitu mempunyai konsentrasi maksimal 15- 30 menit setelah absorpsi secara oral Natural Standard Corporation, 2010.
b Farmakodinamik mekanisme kerja bawang putih
1 Bawang putih dan kanker Bawang juga mempunyai kandungan untuk memerangi kanker, terutama
kanker perut dan usus besar. Organosulfida yang terkandung dalam bawang putih membantu hati memproses senyawa kimia beracun, termasuk senyawa kimia yang
menyebabkan kanker beberapa penelitian epidemiologis menunjukan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi bawang putih lebih rendah resikonya terkena kanker
perut dan usus besar. Untuk memastikan bahwa anda akan mendapatkan hasil yang maksimal, peneliti dari Penn State Unipersity merekomendasikan untuk membiarkan
dulu potongan atau tumbukan bawang selama paling sedikit 10 menit, memberi
Universitas Sumatera Utara
waktu bawang itu membentuk kandungan-kandungan yang membantu memerangi kanker
http:forumsains.com , 2008.
2 Bawang putih dan permasalahan wanita Bawang putih jika selama kehamilan mengurangi resiko komplikasi
kehamilan pre-eclampsia. Bawang putih juga memberikan penawar untuk metritis inflamasi untuk uterus. Inflamasi terjadi akibat kekejangan yang dirasai oleh wanita
yang pada kebiasaannya adalah ketegangan otot akibat pengosongan uterus semasa kedatangan haid. Uterus boleh menjadi seperti terbakar . Bawang yang mengandungi
faktor penggalak thiamin didapati telah mengatasi permasalahan muntah dan loya yang dialami oleh bakal-bakal ibu Yacob, 2008.
3 Bawang putih sebagai anti platlet Mekanisme antiplatelet bawang putih jauh lebih mapan daripada perusahaan
efek biologi lainnya. Ekstrak air bawang putih menghambat agregasi platelet diinduksi oleh ADP, kolagen, arakidonat, epinefrin dan kalsium ionofor A23187
secara dosis-tergantung. Ditemukan bahwa bawang putih mengurangi pembentukan tromboksan, menghambat aktivitas fosfolipase dan produk lipoxygenase dibentuk
pada trombosit. Efek ini dapat menjelaskan, sebagian, penghambatan agregasi trombosit. Selanjutnya, karena bawang putih juga efektif dalam menghambat agregasi
diinduksi oleh kalsium ionofor A23187 mungkin menyarankan bahwa efek antiaggregasi
mungkin berhubungan
dengan intraplatelet
mobilisasi kalsium.Penghambatan epinefrin-agregasi diinduksi oleh ekstrak bawang putih
mungkin menyarankan bahwa mungkin akan menghambat penyerapan kalsium ke dalam platelet sehingga menurunkan konsentrasi kalsium sitosol.
Dalam kaitan dengan mekanisme tertentu tindakan antiplatelet ajoene merupakan konstituen dari minyak atsiri bawang putih, beberapa saran telah dibuat.
Ajoene menghambat metabolisme asam arakidonat oleh siklooksigenase dan jalur
Universitas Sumatera Utara
lipoxygenase , sehingga menghambat sintesis tromboksan A2 dan 12-HETE. Efek antiaggregatori dari ajoene juga mungkin kausal berkaitan dengan interaksi langsung
dengan reseptor fibrinogen diduga GPIIb IIa. Studi-studi dari Jamaluddin et al. 1988 menunjukkan bahwa berinteraksi
ajoene dengan hemoprotein dimurnikan terlibat dalam aktivasi platelet. Ajoene memodifikasi pengikatan hemoprotein dengan ligan dianggap fisiologis relevan
sebagai efektor.Allicin menghambat agregasi trombosit manusia in vitro tanpa mempengaruhi siklooksigenase atau kegiatan sintase tromboksan atau siklik adenosin
monofosfat AMP tingkat. Allicin juga menghambat agregasi trombosit tetapi tidak mengubah aktivitas sintase prostasiklin vaskuler. Namun, menghambat ionofor
A23187-merangsang neutrofil melepaskan enzim manusia lisosomal. Jadi bawang putih tampaknya yang memiliki komponen yang mungkin memberi efek mereka pada
berbagai tahapan yang terlibat dalam proses agregasi trombosit Benerjee dan Maulik, 2002.
4 Bawang putih dan diabetes mellitus Walaupun mekanisme yang tepat dari bawang putih sebagai agen diabetes
measih belum jelas tetapi studi in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa bawang putih bertindak sebagai secretagogue insulin pada tikus diabetes. Augusti Sheela
juga mengusulkan bahwa efek antioksidan dari sulfoxidesistein S-alil produk yang diisolasi dari bawang putih memberi kontribusi yang menguntungkan pada diabetes.
Mekanisme lain yang diusulkan adalah insulin cadangan dari grup sulphydryl. Allicin jika dikombinasikan dengan senyawa seperti sistein dapat meningkatkan insulin
serum Benerjee dan Maulik, 2002.
5 Bawang putih dan anemia Bawang putih juga menjadi penawar kepada pesakit-pesakit yang menderita
kerana anemia. Anemia bermakna keadaan badan yang tidak boleh mengahasilkan
Universitas Sumatera Utara
hemoglobin yang secukupnya. Anemia boleh terhasil daripada ketidakcukupan protein, iodin, kobalt, kuprum vitamin C atau sebahagian vitamin B. Namun ke
semua nutrien ini boleh didapati daripada bawang putih. Terdapat beberapa faktor yang boleh menjadikan bawang putih sebagai makanan yang baik untuk pesakit-
pesakit anemia dan antaranya ialah bawang putih meningkatkan penyerapan vitamin B, terutamanya vitamin B-1. Bawang putih mengandugi kuprum yang diperlukan
untuk asimilasi zat besi. Selain itu ia diperlukan untuk penyerapan dan penggunaan vitamin C daripada makanan lain. Vitamin C meningkatkan asimilasi zat besi
daripada makanan. Oleh itu, dengan mengamalkan bawang putih dalam makanan seharian, secara tidak langsung akan menghindarkan seseorang itu daripada mendapat
penyakit anemia. Pesakit-pesakit yang sudah lama menderita pula secara tidak langsung akan mendapat rawatan dan mempunyai harapan untuk sembuh Yacob,
2008. 6 Bawang putih pada lipid
Efek protektif bawang putih pada artheriosklerosis telah dikaitkan dengan kemampuan untuk mengurangi kadar lemak di dinding arteri. Bawang putih
menyebabkan efek artherogenik preventif dan antiartherosklerotik menyebabkan regeresi langsung pada dinding arteri. Bawang putih menekan kegiatan enzim
lipogenik dan kolestrogenik di hati seperti enzim malat, asam lemak sintase, glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 3-hidroksi-3-metil-glutaryl-KoA HMG CoA reduktase.
Bawang putih juga meningkatkan ekskresi kolestrol dengan meningkatkan ekskresi asam steroid netral setelah mengkonsumsi bawang putih. LDL yang diisolasi dari
subjek manusia yang diberi ekstrak bawang putih tua dan ekstrak air bawang putih ditemukan secara signifikan lebih rentan terhadap oksidasi. Data menunjukkan
dengan menekan oksidasi LDL mungkin menjadi mekanisme yang kuat dalam menyumbang dalam proses artehroskelerosis. Allicin awalnya diidentifikasi sebagai
senyawa aktif yang bertanggungjawab untuk efek antisklerosis, namun baru- baru ini
Universitas Sumatera Utara
studi in vitro menunjukan bahwa senyawa organo sulfur larut dalam air, terutama sistein S-alil SAC yang hadir dalam ekstrak bawang yang tua dan dialil-disulfida
yang hadir dalam minyak bawnag putih merupakan inhibitor yang poten terhadap sintesa kolestrol Benerjee dan Maulik, 2002.
Sekitar 4 dari seluruh pasien dengan penyakit kardiovaskuler dan 30 pasien sakit jantung yang mengambil herbal suplemen mengambil bawang putih Yeh
et al, 2006. Pada awal tahun 1920-an dan 1930-an Rahman 2001, Sclesinger 1926 dan Taubman 1934, menyatakan banyak penelitian melaporkan efek yang
menguntungkan terhadap kardiovaskular. Bawang putih dilaporkan dapat membuang oksidan, meningkatkan superoksida dismutase, katalase, peroksidase glutation dan
glutathione tingkat serta menghambat peroksidasi lipid dan prostaglandin inflamasi. Bawang putih juga mengurangi sintesis kolestrol dengan menghambat 3-hydoxy-3-
methylglutaryl-KoA. Bawang putih juga terbukti menghambat oksidasi LDL, agregasi platelet, plak arteriosklerosis, homosistein menurun, tekanan darah dan
meningkatkan sirkulasi mikro yang penting pada diabetes di mana perubahan mikrovaskular ini dapat memberi risiko pada peningkatan penyakit jantung dan
demensia Bongiorno, Fratellone, LoGiudice, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Ekstrak Bawang putih Allium sativium
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 3.1.: Gambar kerangka konsep 3.2. Variabel penelitian
3.2.1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan bawang putih Allium sativum yang telah diekstrak dengan larutan etanol.
3.2.2. Variabel tergantung
Variabel yang tergantung dalam penelitian ini merupakan pengaruh pada mencit diabetes yang diinduksi Alloxan di mana parameternya adalah kadar kolesterol
darah. Kadar kolesterol darah
mencit diabetik yang
diinduksi
Alloxan.
Universitas Sumatera Utara