Senyawa Pb umumnya masuk ke dalam tubuh melalui jalur pernafasan dan atau penetrasi melalui kulit. Penyerapan lewat kulit ini dapat terjadi karena senyawa
ini dapat larut dalam minyak dan lemak. Senyawa seperti tetraetil-Pb dapat menyebabkan keracunan akut pada sistem saraf pusat meskipun prosesnya terjadi
dalam waktu cukup panjang dengan kecepatan penyerapan yang kecil. Pada pengamatan yang dilakukan terhadap para pekerja yang bekerja
menangani senyawa Pb, tidak ditemukan keracunan kronis yang berat. Pada keracunan plumbum kronis yang ringan dapat ditemukan gejala berupa insomnia dan
beberapa macam gangguan tidur lainnya, sedangkan gejala pada kasus keracunan akut ringan adalah menurunnya tekanan darah dan berat badan. Keracunan akut yang
cukup berat dapat mengakibatkan koma bahkan kematian. Meskipun jumlah Pb yang diserap tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata
mampu menjadi sangat berbahaya. Hal ini disebabkan senyawa-senyawa Pb dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ tubuh Palar, 2008.
2.1.6.1. Efek Pb pada Darah
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk oleh logam Fe besi dengan gugus haeme dan globin. Sintesis dari kompleks
tersebut melibatkan dua macam enzim, yaitu enzim ALAD Amino Levulinic Acid Dehidrase atau asam levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD
adalah golongan enzim sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesis dan selama sirkulasi sel darah merah berlangsung. Adapun enzim
ferrokhelatase termasuk pada golongan enzim mitokondria. Enzim ferrokhelatase ini akan bereaksi aktif pada akhir proses sintesa, yaitu mengkatalis pembentukan
kompleks khelat haemoglobin Palar, 2008. Sintesis haemoglobin dapat diawali dari peristiwa bereaksinya succinyl co-A
dengan glycin yang akan membentuk senyawa ALA d-Amino Levulinic Acid atau asam amino levulinat yang dikatalis oleh ALA-sintese. Selanjutnya ALA mengalami
Universitas Sumatera Utara
dehidrasi menjadi porphobilinogen oleh enzim ALAD ALAD dehidratase. Setelah melewati beberapa tahapan reaksi, senyawa porphobilinogen tersebut mengalami
perubahan bentuk lagi menjadi protophorpirin-IX yang selanjutnya diubah menjadi haeme. Haeme akan bereaksi dengan globin dan ion logam Fe
2+
dan dengan bantuan enzim ferrokhelatase akan membentuk khelat haemoglobin Palar, 2008.
Senyawa Pb yang terdapat dalam tubuh akan mengikat gugus aktif dari enzim ALAD. Ikatan yang terbentuk antara logam Pb dengan ALAD akan mengakibatkan
pembentukan intermediet porphobilinogen dan kelanjutan dari proses ini tidak dapat berlangsung terputus.
Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi dari logam Pb dapat menimbulkan hal-hal berikut:
1. Meningkatkan kadar ALA dalam darah dan urine. 2. Meningkatkan kadar protophorpirin dalam sel darah merah.
3. Memperpendek umur sel darah merah. 4. Menurunkan jumlah sel darah merah.
5. Menurunkan kadar retikulosit sel-sel darah merah yang masih muda 6. Meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah
Palar, 2008.
2.1.6.2. Efek Pb pada Sistem Saraf