Dari hasil perhitungan di atas, dibutuhkan jumlah sampel sebanyak sembilan ekor mencit pada tiap kelompok sehingga total jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah sebanyak 27 ekor mencit dengan perincian sebagai berikut : 1. K = kelompok kontrol yang diberikan aquadest sebanyak sembilan ekor
mencit selama delapan minggu. 2. P1 = kelompok perlakuan Pb asetat 100mgkgBBhari sebanyak sembilan
ekor mencit selama delapan minggu 3. P2 = kelompok perlakuan Pb asetat 100mgkgBBhari dan madu 0,04 ml20
grBBhari sebanyak sembilan ekor selama delapan minggu.
4.5. Pelaksanaan Penelitian
4.5.1. Penentuan Dosis Plumbum dan Dosis Madu
Pada penelitian ini, dosis Pb asetat yang diberikan adalah 100 mg kg BB hari Pangestuti, 2011. Pb asetat yang digunakan dalam bentuk serbuk yang
dilarutkan dengan aquades kemudian dimasukkan langsung ke lambung mencit dengan menggunakan jarum gavage per oral.
Madu yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu murni yang terstandar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI dengan nama dagang
madu ‘Clover Honey’. Dosis madu yang diberikan adalah 0,04 ml20 grBBhari yang kemudian diencerkan dengan aquadest menjadi volume 0,2 ml merujuk pada
penelitian sebelumnya oleh Dewi 2010.
4.5.2. Pemeliharaan Hewan Coba
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan Mus musculus berumur 8-11 minggu dengan berat badan 25-35 gr. Kebersihan
Universitas Sumatera Utara
kandang selalu dijaga setiap hari agar mencit terhindar dari infeksi akibat kotorannya sendiri. Suhu kandang dijaga agar tetap dalam suhu ruangan dan pencahayaan
ruangan menggunakan cahaya lampu dan sinar matahari secara tidak langsung. Makanan yang diberikan berupa pelet dan jagung halus. Makanan dan minuman
diberikan secukupnya dalam wadah terpisah dan diganti setiap hari. Plumbum asetat dan madu diberikan pada mencit dengan menggunakan jarum gavage per oral.
4.5.3. Persiapan Hewan Coba
Masing–masing kelompok percobaan disiapkan dalam kandang yang terpisah. Mencit dipilih dan dipisahkan secara random dalam keadaan baik, dan
disiapkan untuk beradaptasi selama dua minggu sebelum dilakukan penelitian. Sebelum perlakuan, berat badan setiap mencit diukur dan diamati kesehatannya
secara fisik gerakan, berat badan, makan, dan minum. Jika ada mencit yang sakit pada saat adaptasi ini, maka diganti dengan mencit yang baru dengan kriteria sama
dan diambil secara acak Anggraini, 2008.
4.5.4. Perlakuan Hewan Percobaan
Setelah semua perlakuan selesai pada akhir minggu ke-8 , hewan percobaan pada tiap kelompok K, P1, dan P2 dikorbankan dengan cara dislokasi leher.
Selanjutnya, dilakukan pembedahan dengan cara mencit diletakkan pada bak bedah dengan keempat anggota gerak terfiksasi. Skrotum dibuka dengan gunting hingga
tampak testis. Testis diangkat dengan memotong duktus epididimis. Setelah dikeluarkan, testis dibersihkan dari jaringan ikat dan lemak Pangestuti, 2011.
4.5.5. Pembuatan Sediaan Histologi