Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Definisi Operasional

Gambar 3.2. Kerangka Teori tentang Pengaruh Pemberian Madu terhadap Kerusakan Organ Reproduksi akibat Pb garis putus-putus berarti menghambat

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas : Pemberian Pb asetat 100mgkgBBhari dan pemberian Pb asetat 100mgkgBBhari + Madu 0,04 mL20 gram BBhari. 2. Variabel Bergantung : Gambaran histologi testis mencit.

3.3.2. Definisi Operasional

a. Plumbum adalah nama ilmiah logam timbal yang termasuk dalam kelompok logam golongan IV-A tabel periodik unsur kimia dan disimbolkan dengan Pb Palar, 2008. b. Pb Asetat adalah persenyawaan antara logam plumbum dengan asam asetat CH 3 -COO-Pb-OOCH 3 yang merupakan salah satu bahan pengkilap dan tahan api Palar, 2008. c. Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku nektar bunga Sarwono, 2001. Universitas Sumatera Utara d. Pemberian Pb asetat : Pb asetat yang akan diberikan pada mencit dengan dosis 100mgkgBBhari, dengan menggunakan jarum gavage peroral. e. Pemberian Pb asetat dan madu : Pb asetat 100mgkgBBhari diberikan terlebih dahulu dan diikuti pemberian madu 0,04 ml 20 grBBhari, dengan menggunakan jarum gavage peroral. Penggunaan madu untuk pencegahan penyakit pada manusia adalah 1-2 kalihari 1 sendok makan Suranto, 2007. Dosis dikonversikan dengan table konversi Ngatidjan sehingga ditemukan dosis yang sesuai untuk mencit Mus musculus. f. Gambaran histologi testis : gambaran mikroskopis yang diamati meliputi diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus. Dengan menggunakan mikroskop sitogenetik pembesaran 10x merk Carl Zeiss, pengukuran diameter dan tebal epitel tubulus seminiferus dilakukan dengan mengukur jarak terdekat antara dua titik bersebrangan pada garis tengahnya. Kedua titik tersebut berada pada batas antara membran basalis dengan sel spermatogenik. Pengukuran tebal epitel tubulus seminiferus juga dimulai dari titik tersebut sampai ke permukaan lumen. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan mikrometer μm Suntoro, 1983 dalam Pangestuti, 2011. Rata-rata diameter tubulus seminiferus pada manusia adalah kira-kira 150-250 μm dengan panjang 30-70 cm.

3.4. Hipotesis