antara debitur dan kreditur yang diliputi asas-asas umum dari hukum perjanjian, tetapi juga hubungan kepercayaan yang diliputi asas kepercayaan. Hubungan
kepercayaan ini lebih lanjut dikatakannya juga bersifat sebagai hubungan kepercayaan yang membebankan kewajiban-kewajiban kepercayaan fiduciary
obligations kepada bank terhadap nasabahnya.
99
4. Prinsip Kerahasiaan Confidential Principle
Prinsip kerahasiaan adalah prinsip yang mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan erat dengan keuangan dan
lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentinga bank sendiri karena bank
memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.
100
Ketentuan tentang kerahasiaan bank di Indonesia sekarang ini merupakan bagian dari ketentuan UU No.7 tahun 1992 sebagaimana yang telah
diubah oleh UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 40 sampai dengan Pasal 45. Walaupun demikian pemberian data dan informasi kepada pihak lain
dimungkinkan yaitu berdasarkan Pasal 41, 42, 43 dan Pasal 44 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan.
Kerahasiaan bank ini dimulai dari adanya hubungan hukum antara bank dan nasabahnya, dimana hubungan hukum tersebut dikenal dengan hubungan
99
Sutan Remy Sjahdeni, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,
Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993, hal. 167- 168.
100
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kontraktual. Hubungan hukum antara nasabah dengan bank terjadi setelah kedua belah pihak menandatangani perjanjian. Dengan adanya persetujuan dari
nasabah ini berarti nasabah telah menyetujui isi serta maksud perjanjian dengan demikian berlaku Pacta Sun Servanda, yaitu perjanjian tersebut mengikat
kedua belah pihak sebagai undang-undang seperti yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata. Hubungan kontraktual antara bank dengan para nasabahnya juga
dapat dikatakan merupakan suatu kontrak campuran. Ia menampakkan ciri-ciri perjanjian pemberian kuasa lastgeving, sebagaimana diatur dalam Pasal 1792
KUHPerdata. Tampil pula dalam bentuknya sebagai perjanjian penitipan barang misalnya Pasal 1694 KUHPerdata. Untuk sebahagian terbesar muncul sebagai
perjanjian pinjam meminjam yang diatur oleh Pasal 1754 KUHPerdata dan dapat pula sebagai perjanjian untuk melakukan pekerjaan memberikan jasa-jasa
tertentu misal Pasal 1601 KUHPerdata. Hubungan kontraktual dengan bank maka pada dasarnya terciptalah hubungan kontraktual antara mereka.
101
Berdasarkan hubungan kontraktual tersebut maka dalam kepentingan perlindungan konsumen perlu dijelaskan tanggung jawab hukum yang dipikul
oleh kedua belah pihak. Dengan demikian harus terbentuk semangat saling mempercayai, sehingga terwujud suatu praktek perbankan yang sehat.
101
Agustinus Sayur Matua Purba, Menjaga Kerahasiaan Bank Sebagai Wujud Perlindungan Nasabah
, Tesis S2 Ilmu Hukum, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2004., dalam http:repository.usu.ac.idbitsream1234567895167109E02212.pdf
., diakses tanggal 29 Desember 2011., hal.65-68.
Universitas Sumatera Utara
Konsep rahasia bank bermula timbul dari tujuan untuk melindungi nasabah yang bersangkutan. Hal ini nyata terlihat ketika Court of Appeal
Inggeris secara bulat memutuskan pendiriannya dalam kasus Tournier v. National Provincial and Union Bank England
tahun 1942, suatu putusan pengadilan yang kemudian menjadi leading case yang menyangkut ketentuan
rahasia bank di Inggeris dan kemudian menjadi acuan oleh pengadilan- pengadilan negara-negara lain yang menganut common law system. Bahkan 60
tahun sebelum putusan Tournier tersebut, yaitu dalam perkara Foster v. The bank of London
tahun 1862, juri telah berpendapat bahwa terdapat kewajiban bagi bank untuk tidak boleh mengungkapkan keadaan keuangan nasabah bank
yang bersangkutan kepada pihak lain, namun pada waktu itu pendirian tersebut belum memperoleh afirmasi dari putusan-putusan pengadilan berikutnya.
102
Berdasarkan kasus di atas, dapat dilihat bahwa alasan yang dapat dikemukakan mengapa rahasia bank perlu ada dalam menjaga kerahasiaan
sebagai wujud perlindungan nasabah, yaitu:
103
Pertama, untuk meyakinkan dan menenangkan nasabah ketika ia menyerahkan keterangan pribadinya yang bersifat rahasia kepada bank yang
mempunyai hubungan kontraktual dengannya. Penyerahan keterangan dan dokumen yang bersifat rahasia ini sudah tentu untuk keuntungan kedua belah
102
Sutan Remy Sjahdeni, Rahasia Bank Berbagai Masalah Di Sekitarnya, Jurnal Hukum Bisnis, Vol.8, hal.8
103
Agustinus Sayur Matua Purba, Op.Cit., lebih lanjut lihat dalam Yunus Hussein, Rahasia Bank Privasi Versus Kepentingan Umum
, Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003, hal. 20-21.
Universitas Sumatera Utara
pihak. Bank tidak dapat menjalankan usahanya apabila nasabah tidak memberikan dan menyediakan berbagai keterangan yang diperlukan.
Kedua, agar nasabah mau menyimpan uangnya di bank, maka rahasia pribadi tentang penyimpan dan simpanannya harus dirahasiakan.
Ketiga, pengaturan rahasia bank di dalam undang-undang suatu negara biasanya di dasarkan pada pola berfikir dikotomis, yaitu adanya
negarapemerintah yang berkuasa di satu pihak dan adanya rakyat yang tunduk pada pemerintah atau negara tersebut. Pengaturan tersebut terutama
dimaksudkan untuk membatasi campur tangan negarapemerintah pada kehidupan pribadi privacy masyarakatrakyat.
Keterikatan bank terhadap ketentuan atau kewajiban merahasiakan keadaan keuangan nasabahnya menunjukkan bahwa hubungan antara nasabah
penyimpan dana dilandasi oleh kerahasiaan. Oleh karena itu, hubungan antara bank dan nasabah penyimpan adalah hubungan kerahasiaan.
104
5. Prinsip Good Corporate Governance