bank sentral akan mampu memperoleh informasi lapangan langsung dari lembaga-lembaga keuangan yang diawasi . Informasi ini butuhkan untuk
membuat keputusan yang tepat apakah suatu lembaga keuangan perlu di selamatkan.
51
2. Fungsi Bank Indonesia sebagai “Lender of The Last Resort”
Kebijakan lender of last resort LLR yang baik terbukti sebagai salah satu alat efektif dalam pencegahan dan penanganan krisis. Sejalan dengan itu,
BI telah merumuskan secara lebih jelas kebijakan the lender of last resort LLR dalam kerangka JPSK untuk dalam kondisi normal dan darurat krisis
mengacu pada best practices. Pada prinsipnya, LLR untuk dalam kondisi normal hanya diberikan kepada bank yang illikuid tetapi solven yang
memiliki agunan likuid dan bernilai tinggi. Sedangkan dalam pemberian LLR untuk kondisi krisis, potensi dampak sistemik menjadi faktor pertimbangan
utama, dengan tetap mensyaratkan solvensi dan agunan.
52
51
Darmin Nasution, Ada Tiga Alasan bank Indonesia Sebagai Regulator Sistemik, Info bank, 23 januari 2010.
Untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang berdampak sistemik, Bank Indonesia sebagai lender
of last resort dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat kepada Bank
Umum yang pendanaannya menjadi beban Pemerintah berdasarkan Undang- undang No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah
52
http:www.bi.go.idwebidPerbankanStabilitas+Sistem+KeuanganManajemen+KrisisJari ng+Pengaman+Sistem+Keuangan
, diakses tanggal 25 Oktober 2011.
Universitas Sumatera Utara
dengan Undang-undang No 3 Tahun 2004 .
53
B. Peran Bank Indonesia dalam Perbankan Syariah
Sebagai peraturan pelaksanaan fungsi lender of the last resort, telah diberlakukan Peraturan Menteri
Keuangan PMK Nomor 136PMK.052005 tanggal 30 Desember 2005 dan Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor 812006 tanggal 3 Januari 2006.
Pendanaan FPD bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
Sejalan dengan tugas pokok dan peran Bank Indonesia serta arahan umum kebijakan di bidang perbankan pada awal tahun 2010, pelaksanaan kebijakan di
bidang perbankan syariah selain mengacu pada kebijakan umum di bidang perbankan juga memperhatikan arahan dan kebijakan khusus terkait dengan
perbankan syariah yang merupakan sub sektor perbankan yang masih perlu di dorong agar dapat tumbuh lebih cepat dimana peran dan kontribusinya
diharapkan dalam mencapai sasaran kebijakan di bidang perbankan dan kebijakan Bank Indonesia secara umum dapat lebih besar.
Secara umum Bank Indonesia telah menetapkan sejumlah arah kebijakan di bidang perbankan dengan pendekatan insentif dan disinsentif. Hal ini antara lain
mencakup peningkatan ketahanan sistem perbankan yang perlu ditempuh melalui penguatan pengaturan, pemantapan sistem pengawasa bank, penataan kembali
53
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pengendalian moneter, Bank Indonesia juga mempunyai fungsi lender of the last resort, yang memungkinkan Bank Indonesia membantu kesulitan
pendanaan jangka pendek yang dihadapi bank. Lebih lanjut lihat Pasal 11 UU No.03 tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
tingkat kompetisi di Industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan. Selanjutnya, untuk meningkatkan peranan perbankan syariah terhadap
perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya sejumlah kegiatan yang merupakan implementasi arah kebijakan tahun 2010 di bidang perbankan syariah
yang dilaksanakan Bank Indonesia, khususnya Direktorat Perbankan Syariah dengan mencakup berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, pengaturan dan
pengembangan, perijinan, dan pengawasan perbankan syariah. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan sebagai satu kesatuan dalam upaya mengembangkan
perbankan syariah yang efisien, prudent dan sejalan dengan prinsip syariah.
54
1. Penelitian dalam Rangka Regulasi dan Pengembangan Produk