tingkat kompetisi di Industri perbankan Indonesia, serta pendalaman pasar keuangan. Selanjutnya, untuk meningkatkan peranan perbankan syariah terhadap
perekonomian nasional dan penguatan ketahanannya sejumlah kegiatan yang merupakan implementasi arah kebijakan tahun 2010 di bidang perbankan syariah
yang dilaksanakan Bank Indonesia, khususnya Direktorat Perbankan Syariah dengan mencakup berbagai kegiatan dalam bidang penelitian, pengaturan dan
pengembangan, perijinan, dan pengawasan perbankan syariah. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan sebagai satu kesatuan dalam upaya mengembangkan
perbankan syariah yang efisien, prudent dan sejalan dengan prinsip syariah.
54
1. Penelitian dalam Rangka Regulasi dan Pengembangan Produk
Sebagai pemegang otoritas pengawas bank-bank di Indonesia, Bank Indonesia secara intensif sejak tahun 2002 hingga sekarang terus melakukan
regulasi terhadap aktivitas perbankan syariah di Indonesia. Pada tahun 2007- 2008, Bank Indonesia mencanangkan program akselerasi pengembangan dan
pertumbuhannya. Dalam jangka pendek, hingga akhir 2008 Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kuantitatif aset perbankan syariah yang cukup
besar, yaitu dapat mencapai minimal 5 dari seluruh aset perbankan nasional. Untuk itulah akselerasi pertumbuhan tersebut perlu didukung oleh
suatu kebijakan akselerasi yang tepat yang tidak hanya melibatkan Bank
54
Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2011, http:www.bi.go.idNRrdonlyresBFDA4428-A55F-4300-9C23-
2DFFB5AE766622019OutlookPerbankanSyariah2011.pdf , diakses tanggal 15 Oktober 2011.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dan pemerintah saja, tetapi juga komponen masyarakat lainnya seperti lembaga-lembaga pendidikan dan perguruan tinggi sebagai penyedia
sumber daya insani.
55
Melihat pesatnya pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia, Bank Indonesia telah pula merumuskan paradigma kebijakan yang akan
ditempuh. Adapun paradigma kebijakan tersebut yaitu:
56
Pertama, market driven, di mana bank Indonesia bersama stakeholder yang lain akan melakukan public education kepada masyarakat untuk
mendukung proses positioning. Hal ini terjadi karena industri perbankan syariah tiumbuh seagai realisasi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan
jasa pelayanan keuangan dan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah. Kedua, yaitu fair treatment, yang artinya pengembangan kerangka
ketentuan maupun upaya bagi penyempurnaan infrastruktur industri dilakukan berdasarkan konsep perlakuan yang sama, yang mengakomodasi
ciri-ciri operasional khusus perbankan syariah, serta penyusunan program pengembangan yang disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan industri.
Ketiga, gradual and sustainnable approach, yaitu program pengembangan perankan dapat dipandang sebagai suatu upaya transformasi
suatu industri yang dilakukan menurut fokus dan prioritas dalam suatu tahapan yang terstruktur dan berkesinambungan.
55
Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah, Teori, kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia,
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010, hal.59.
56
Ibid., hal.60
Universitas Sumatera Utara
Keempat, yaitu comply to shariah principles, yang artinya kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah yang merupakan suatu argumen utama
keberadaan industri perbankan syariah. Adapun implementasi kepatuhan terhadap prinsip syariah merupakan upaya untuk menginkorporasi nilai-nilai
syariah, baik dalam skema transaksi keuangan sampai kepada implementasinya dalam mengelola usaha yang tercermin dalam corporate
governance industri perbankan syariah yang baik.
Selanjutnya, sejalan dengan paradigma kebijakan perbankan syariah kegiatan pengaturan pada tahun 2010 masih merupakan kelanjutan dari
penyusunan dan penyempurnaan ketentuan yan telah menjadi amanat UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Beberapa ketentuan yang
telah disusun pada taun 2010 merupakan petunjuk pelaksanaan dari pengaturan perbankan syariah yang telah disusun pada tahun 2009 yaitu
Peraturan BI mengenai Uji Kemampuan dan Kepatutan Fit and Proper Test bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah serta Peraturan BI mengenai
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Selain itu, terdapat beberapa ketentuan yang akan
dikeluarkan untuk mengakomodasi perkembangan yang terjadi sesuai dengan kondisi perbankan syariah, antara lain berupa ketentuan-ketentuan yang telah
berlaku yaitu ketentuan mengenai restrukturisasi pembiayaan bagi bank syariah dan unit usaha syariah, dan kualitas aktiva bagi Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah dan ketentuan baru bagi perbankan syariah yaitu Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia mengenai Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan Unit Usaha Syariah.
Adapun beberapa ketentuan yang telah diterbitkan dalam rangka petunjuk pelaksanaan Peraturan Bank indonesia sebelumnya antara lain
adalah:
57
a. Surat Edaran BI No.126DPbs tanggal 28 maret 2010 perihal Uji
Kemampuan dan kepatutan Fit and Proper Test Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
b. Surat Edaran BI No.1213DPbs tanggal 30 April 2010 perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum Syariah dan unit Usaha Syariah.
c. Penyempurnaan atas Ketentuan mengenai Restrukturisasi Pembiayaan
Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. d.
Ketentuan mengenai Kualitas Aktiva bagi Bak Umum Syariah dan unit Usaha Syariah serta Kualitas bagi Bank Pembiayaan rakyat Syariah.
e. Menyusun Ketentuan mengenai manajemen resiko bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Disamping mengeluarkan ketentuan-ketentuan di atas, Bank Indonesia
juga melakukan penyusunan ketentuan dalam rangka petunjuk pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku bagi Perbankan Syariah pada periode
57
Ibid., hal.18-23
Universitas Sumatera Utara
mendatang yang akan tetap berpedoman pada Undang-undang Perbankan Syariah dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Selain regulasi terhadap perbankan syariah, Bank Indonesia juga mempunyai tanggung jawab dalam mendukung upaya inovasi produk yang
dapat meningkatkan daya saing perbankan syariah baik secara domestik, regional maupun kompetisi global di era pasar bebas dengan antisipasi
berbagai peluang dan tantangannya ke depan, Bank Indonesia pada tahun 2010 telah melakukan kajian pemetaan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI dan identifikasi kebutuhan pasar perbankan syariah.
58
2. Pengawasan Bank Indonesia Terhadap Perbankan Syariah