Kualitas Pembiayaan pada Bank Syariah yang Dapat Direstrukturisasi

PBI No. 572003 tentang KAP Bagi Bank Syariah; d PBI No. 592003, tentang PPAP Bagi Bank Syariah; e PAPSI 2003.

3. Kualitas Pembiayaan pada Bank Syariah yang Dapat Direstrukturisasi

Keberlangsungan usaha suatu bank yang didominasi oleh aktivitas pembiayaan dipengaruhi oleh kualitas pembiayaan yang merupakan sumber utama bank dalam menghasilkan pendapatan dan sumber dana untuk ekspansi usaha yang berkesinambungan. Pengelolaan bank yang optimal dalam aktivitas pembiayaan dapat meminimalisasi potensi kerugian yang akan terjadi. Pengelolaan tersebut antara lain dilakukan melalui restrukturisasi pembiayaan terhadap nasabah yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh PBI No.139?PBI2011. Adapun ketentuan tersebut diatur di dalam Pasal 5 yang menyatakan: 1 Restrukturisasi pembiayaan hanya dapat dilakukan untuk nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran; dan b. Nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi. 2 Restrukturisasi untuk pembiayaan konsumtif hanya dapat dilakukan untuk nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Nasabah mengalami penurunan b. Terdapat sumber pembayaran angsuran yang jelas dari nasabah dan mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi. 3 Restrukturisasi pembiayaan wajib didukung dengan analisis dan bukti- bukti yang memadai serta di dokumentasikan dengan baik. Selanjutnya Pasal 6 menyatakan: Universitas Sumatera Utara 1 Restrukturisasi untuk Pembiayaan dengan kualitas lancar atau dalam perhatian khusus, hanya dapat dilakukan 1 satu kali. 2 Pembatasan restrukturisasi pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, tidak berlaku untuk restrukturisasi berupa persyaratan kembali reconditioning dalam hal terjadi perubahan nisbah danatau perubahan proyeksi bagi hasil pada pembiayaan mudharabah atau musyarakah. Pada regulasi restrukturisasi pembiayaan ini, BI mewajibkan seluruh perbankan syariah memiliki kebijakan dan Standard Operating Procedure SOP tertulis mengenai restrukturisasi pembiayaan yang harus disetujui komisaris dan menetapkan jumlah maksimal pelaksanaan restrukturisasi atas pembiayaan yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet. Kebijakan dan SOP restrukturisasi pembiayaan ini merupakan bagian dari kebijakan manajemen risiko bank di mana penyusunannya harus dilakukan koordinatif dengan dewan pengawas syariah DPS. 85 B. POLA RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH. Restukturisasi pembiayaan kini dapat dilakukan sebagai upaya bank membantu nasabah dalam menyelesaikan kewajiban melalui rescheduling, reconditioning, dan restructuring. Dengan rescheduling, bank dapat melakukan perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya. 1. Rescheduling Penjadwalan Kembali 85 Lebih lanjut lihat ketentuan Pasal 10 PBI No.139PBI2011 tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syari’ah dan Unit Usaha Syari’ah. Universitas Sumatera Utara Rescheduling penjadwalan kembali yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya. 86 Rescheduling dikatakan juga merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh bank untuk menangani kredit bermasalah ddngan membuat penjadwalan kembali. 87 Penjadwalan kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok ditambah margin dengan jadwal yang telah diperjanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan nasabah dapat membayar kembali kewajibannya. 88 Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain, perpanjangan jangka waktu pembiayaan, jadwal angsuran bulanan dirubah menjadi triwulan dan memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan lebih lama. 89

2. Reconditioning Persyaratan Kembali