81 respon terhadap pendapat anak tunagrahita. Respon yang diberikan guru
yaitu dengan membetulkan atau melengkapi jika anak tunagrahita kurang lengkap dalam menyampaikan pendapat.
Guru memberikan motivasi dan memberikan bimbingan secara individu kepada anak tunagrahita. Motivasi diberikan ketika anak
tunagrahita mendapatkan nilai rendah. Guru memotivasi anak tunagrahita dengan memberikan semangat dan nasehat agar anak tunagrahita belajar
dengan rajin sehingga nantinya bisa membaca tanpa dibantu guru. Tujuan guru memberikan motivasi yaitu agar anak tunagrahita tidak minder
dengan teman-temannya. Guru
melakukan pembimbingan
ketika anak
tunagrahita mengalami masalah dalam pembelajaran. Bimbingan dilakukan ketika
anak tunagrahita menunjukkan kesulitannya dalam membaca maupun mengerjakan tugas. Ketika anak tunagrahita maju mengerjakan soal
matematika, guru membimbing sampai anak tunagrahita mendapatkan jawaban yang tepat. Begitu pula ketika siswa maju membacakan karangan
miliknya, guru berada di samping anak tunagrahita untuk membimbing anak tunagrahita membaca.
E. Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian, perangkat rencana pembelajaran yang digunakan guru kelas di sekolah inklusif yaitu masih menggunakan
rencana pelaksanaan pembelajaran RPP reguler yang diperuntukkan
82 untuk seluruh siswa. Guru belum menggunakan rencana pembelajaran
khusus atau yang biasa di sebut program pembelajaran individual PPI. Temuan ini tidak sependapat dengan Mumpuniarti 2007: 77 yang
menyatakan bahwa idealnya semua anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tunagrahita dilayani dengan program pembelajaran individual PPI,
karena pada dasarnya setiap anak tunagrahita memiliki kebutuhan pendidikan yang berbeda secara individual.
Perencanaan pembelajaran untuk anak tunagrahita masih menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP reguler. Dalam
pelaksanaannya guru melakukan penyesuaian terhadap materi yang diajarkan, yaitu dengan mengurangi materi. Pengurangan materi tersebut
tidak tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan yang tercantum dalam RPP merupakan tujuan umum yang diperuntukkan bagi
semua siswa di kelas V. Guru tidak mengharuskan anak tunagrahita untuk mencapai tujuan yang tercantum dalam RPP.
Rencana pelaksanaan pembelajaran reguler yang digunakan guru kurang memberikan gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan
guru dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak tunagrahita di sekolah inklusif. Dalam rencana pembelajaran sebaiknya terdapat komponen yang
meliputi deskripsi tingkat kemampuan anak, tujuan umum dan tujuan khusus, keterlibatan anak tunagrahita, alokasi waktu setiap program, dan
kriteria ketercapaian tujuan. Guru sebaiknya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih rinci untuk anak tunagrahita, agar
83 guru memiliki gambaran yang jelas dalam melaksanakan pembelajaran
bagi anak tunagrahita di sekolah inklusif.
2. Manajemen Kelas
Berdasarkan hasil penelitian, manajemen kelas yang dilakukan guru kelas di sekolah inklusif yaitu dengan cara guru menggunakan waktu
secara efisien dan bersikap tanggap dalam memberikan bantuan. Temuan ini mendukung pendapat Larrivee Smith, 2009: 124 yang menyatakan
bahwa hal yang perlu dilakukan guru agar anak tunagrahita dapat berhasil di kelas inklusi yaitu guru menggunakan waktu pembelajaran secara
efisien dan guru bersikap tanggap dalam memberikan bantuan kepada anak tunagrahita.
Guru menggunakan waktu secara efisien terlihat ketika guru memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu. Pembelajaran dimulai
pulul 07.00 dan diakhiri pukul 12.45. Guru memulai pembelajaran tepat waktu bertujuan agar siswa tidak berbuat gaduh. Temuan ini mendukung
pendapat Mujis dan David 2008: 117 yang menyatakan bahwa manajemen kelas erat kaitannya dengan cara mengatasi perilaku buruk
siswa. Penggunaan waktu secara efisien juga dilakukan guru dengan
menggunakan waktu secara singkat ketika melakukan perpindahan aktivitas. Guru memberikan aba-aba saat pergantian aktivitas dan
menerapkan prosedur pergantian aktivitas. Guru memberikan aba-aba ketika pergantian aktivitas dengan bertanya pelajaran selanjutnya serta
84 menyampaikan bahwa pelajaran sudah selesai dan akan berganti pelajaran
selanjutnya. Prosedur yang diterapkan guru yaitu menyuruh siswa mengumpulkan buku yang telah digunakan kemudian mengambil buku
yang akan digunakan, menyuruh siswa duduk dengan posisi yang baik, dan aturan diperbolehkan maupun tidak diperbolehkannya membuka buku
ketika ada tugas. Temuan ini mendukung pendapat Mujis dan David 2008: 123 bahwa transisi atau peralihan perlu dilakukan secepat dan
selancar mungkin, guru dapat menetapkan prosedur untuk peralihan
pelajaran.
Guru menunjukkan kesiapannya untuk memberikan bantuan kepada anak tunagrahita dengan sering duduk di dekat anak tunagrahita
ketika anak tunagrahita kesulitan. Tujuan guru sering duduk di dekat anak tunagrahita yaitu agar anak tunagrahita merasa termotivasi untuk tetap
mengikuti pembelajaran.Temuan ini mendukung pendapat Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 92 bahwa guru bersikap tanggap dalam memberikan
bantuan kepada siswa dapat dilakukan dengan cara guru duduk di dekat siswa dan menunjukkan kesiapannya dalam membantu siswa. Guru
bertanya mengenai kesulitan yang dialami anak tunagrahita, setelah itu guru dapat memberikan bantuan yang tepat.
3. Pemberian Umpan Balik