Modifikasi Pembelajaran Tinjauan Tentang Pembelajaran Anak Tunagrahita

34 umpan balik positif atas sikap maupun jawaban anak tunagrahita dan umpan balik berupa bantuan ketika anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

4. Modifikasi Pembelajaran

Menurut Larrivee dalam Smith, 2009: 124 modifikasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru kelas di sekolah inklusif yaitu dengan memberikan tugas-tugas pada tingkat kesulitan yang layak bagi anak tunagrahita. Menurut Nunung Apriyanto 2012: 84 modifikasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran anak tunagrahita yaitu modifikasi alokasi waktu, modifikasi materi, dan modifikasi proses belajar mengajar. a. Modifikasi alokasi waktu Modifikasi waktu disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. Misalnya pokok bahasan tertentu alokasi waktunya selama 6 jam, namun untuk anak tunagrahita dapat dimodifikasi menjadi 18 jam atau lebih Nunung Apriyanto, 2012: 84. Smith 2009: 128 menyatakan bahwa sekolah inklusif harus memberikan anak tunagrahita „rumah‟ di kelas reguler, bahkan jika siswa tersebut harus diberikan pengajaran dalam waktu yang lama di luar jam pelajaran. Menurut Elly Sari Melinda 2013: 103 mungkin waktu akan lebih lama digunakan karena guru harus melakukan pengulangan dan lebih banyak melakukan bimbingan individual. b. Modifikasi materi 35 Modifikasi materi untuk anak tunagrahita dapat dilakukan dengan cara materi dikurangi atau diturunkan tingkat kesulitannya atau dihilangkan bagian tertentu Nunung Apriyanto, 2012: 85. Menurut Mumpuniarti 2007: 75 rambu-rambu yang digunakan dalam memberikan materi untuk anak tunagrahita yaitu: a Materi yang disajikan harus mendukung tercapainya tujuan khusus yang telah ditetapkan. b Materi yang disajikan harus berada dalam batas kemampuan siswa untuk mempelajarinya. c Materi yang disajikan harus bermanfaat bagi kehidupan siswa. d Materi harus disusun dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dan dari yang konkret ke abstrak. Kemis dan Ati Rosnawati 2013: 26 menyatakan bahwa bahan yang akan diajarkan pada anak tunagrahita perlu dipecah menjadi bagian kecil dan ditata secara berurutan, selain itu setiap bagian bahan ajar diajarkan satu demi satu dan dilakukan secara berulang-ulang. c. Modifikasi proses belajar mengajar Modifikasi proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan kognitif yang dimiliki oleh anak tunagrahita. Menurut Mumpuniarti 2007: 76 pemilihan dan pengembangan strategi merupakan satu rangkaian dalam mengembangkan pembelajaran. Strategi yang dipilih harusnya berfokus pada siswa agar memudahkan siswa belajar. Menurut Suparti 2010: 96 suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan anak tunagrahita diperlukan media serta strategi yang disesuaikan dengan karakteristik 36 dan kebutuhan anak. Media yang digunakan hendaknya bersifat konkrit agar memudahkan siswa dalam pembelajaran. Menurut Mujis dan David 2008: 254 untuk anak tunagrahita penggunaan gambar-gambar lebih tepat dibanding pengarahan verbal, tugas-tugas dipecah menjadi langkah-langkah kecil dan dimulai dari tugas yang mudah ke tugas yang sukar, serta belajar harus berlangsung dalam sesi-sesi pendek. Menurut Nur‟aeni 1997: 108 hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan anak tunagrahita yaitu a setiap hal harus terus diulang-ulang; b tugas-tugas harus singkat dan sederhana; c menggunakan kalimat yang sederhana; d menggunakan media dalam menyampaikan materi; e mengajarkan sesuatu harus dipotong atau dipecah menjadi bagian kecil agar mudah ditangkap anak; f mendorong anak untuk bertanya dan mengulang. Pembelajaran anak tunagrahita juga dapat dilakukan dengan menggunakan strategi tutor sebaya. Menurut Sunardi dan Sunaryo 2007: 73 keuntungan menggunakan strategi tutor sebaya yaitu anak dapat berkembang sesuai kecepatannya sendiri, derajat keterlibatan tinggi, lebih interaktif dan komunikatif, dapat mempercepat proses penguasaan keterampilan tertentu, dan mampu memberikan panutan yang positif. Menurut Soetjipto Murtaldo, 2006: 20 dengan tutor sebaya siswa belajar dengan kondisi lebih baik karena perhatian dan bantuan dari teman-teman ditujukan kepada anak tunagrahita tersebut sehingga mendorong semangat baru untuk dapat menguasai materi. 37 Dari uraian di atas, modifikasi pembelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu modifikasi alokasi waktu, modifikasi materi, dan modifikasi proses pembelajaran. Modifikasi pembelajaran penting dilakukan guru di sekolah inklusif agar anak tunagrahita dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

5. Suasana Pembelajaran yang Kondusif