25 Menurut Mohammad Efendi 2006: 98 beberapa masalah yang
dialami anak tunagrahita yaitu 1 memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir abstrak, 2 mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi,
3 kemampuan sosialnya terbatas, 4 tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit, 5 kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang
dihadapi, dan 6 kemampuan membaca, menulis, dan berhitung tidak lebih dari anak reguler setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar.
Berdasarkan penjelasan di atas, masalah-masalah yang dihadapi oleh anak tunagrahita yaitu masalah belajar, masalah gangguan bicara dan
bahasa, masalah penyesuaian diri, dan masalah kepribadian. Masalah yang dihadapi anak tunagrahita dalam penelitian ini yaitu masalah belajar. Anak
tunagrahita sulit berpikir secara abstrak dan mengalami kesulitan dalam bidang akademik seperti membaca, menulis, berhitung dan pelajaran lain
yang memerlukan pemikiran. Anak tunagrahita hanya mampu belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Oleh karena itu, guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas inklusif hendaknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita.
5. Kebutuhan Anak Tunagrahita dalam Pembelajaran
Menurut Smith 2009: 119 beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penempatan pendidikan dan program yang layak untuk anak
tunagrahita yaitu a kemampuan kognitif, b kemampuan berbahasa, dan c kemampuan sosial.
a. Kemampuan Kognitif Cognitive Abilities
26 Pertimbangan dasar yang harus diperhatikan guru mengenai cara
belajar anak tunagrahita yaitu: 1 anak tunagrahita membutuhkan lebih banyak waktu dalam mempelajari pelajaran, 2 anak tunagrahita tidak
dapat memahami sejauh pemahaman siswa lain dalam beberapa pelajaran, namun mampu menguasai pelajaran sesuai dengan tingkat
kemampuan mereka, 3 anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak, sehingga pengajaran
memakai materi yang bersifat konkret serta contoh-contoh yang jelas Smith, 2009: 119.
b. Kemampuan Berbahasa Language Abilities
Anak tunagrahita mengembangkan bahasa sesuai dengan pola orang lain, namun jumlah dan tingkat perkembangan yang dicapai lebih
lambat. Perkembangan bahasa yang lebih lambat ini menjadi sumber kesulitan akademisnya Smith, 2009: 120. Menurut Sutjihati Somantri
2007: 106 anak tunagrahita membutuhkan kata-kata konkret yang sering didengarnya.
Menurut Endang Rochyadi dan Zaenal Alimin 2005: 120 kebutuhan anak tunagrahita dalam mengembangkan keterampilan
berbahasa berkaitan dengan 1 pengembangan tata bunyi huruf atau kata dan kosakata, 2 pengembangan struktur kalimat yang mencakup:
jumlah kata dalam kalimat yaitu paling banyak tiga kata, kata yang dimuat dalam kalimat adalah kata dasar dan menggunakan kalimat
tunggal, 3 penggunaan tanda baca seperti titik, koma, tanda tanya,
27 tanda seru, dan 4 pengembangan keterampilan menyimak baik dalam
konteks pembicaraan maupun di dalam memahami isi bacaan. c.
Kemampuan Sosial Social Abilities Menurut Mumpuniarti 2000: 86, kebutuhan sosial anak
tunagrahita yaitu kebutuhan untuk berkelompok, mengungkapkan diri, memiliki perasaan, keinginan-keinginan untuk mengungkapkan ide dan
gagasan walau kurang berarti, ingin pengakuan sebagai anggota keluarga, dapat pengakuan di depan teman-temannya, dan kedudukan
dalam kelompok. Menurut Turner Smith, 2009: 121 anak tunagrahita memiliki kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain,
kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan label negatif, kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial, dan kebutuhan
untuk menghilangkan kebosanan. Berdasarkan uraian di atas, kebutuhan anak tunagrahita meliputi a
kemampuan kognitif, yaitu anak tunagrahita membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari pelajaran, hanya dapat memahami pelajaran
sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki, dan membutuhkan contoh yang jelas dalam mengajarkan materi yang abstrak; b kemampuan berbahasa,
yaitu anak tunagrahita membutuhkan kata-kata yang sering didengarnya; dan c kemampuan sosial, yaitu kebutuhan anak tunagrahita untuk
berkelompok, mengungkapkan diri, mengungkapkan ide dan gagasan, pengakuan di depan teman-temannya, dan kedudukan dalam kelompok.
Kebutuhan anak tunagrahita yang meliputi kebutuhan dalam bidang
28 kognitif, bahasa, dan sosial tersebut harus dipenuhi oleh guru agar anak
tunagrahita mendapatkan penempatan yang tepat dalam mengikuti pembelajaran di sekolah inklusif.
C. Tinjauan Tentang Pembelajaran Anak Tunagrahita