Subtitusi Obat ARV Dokumen Umum

41 neuropati, TDF dapat menggantikan AZT karena anemia, atau NVP menggantikan EFV karena toksisitas SSP atau kehamilan. Bila toksisitas yang mengancam jiwa muncul, semua obat ARV harus dihentikan segera hingga secara klinis sembuh. Pada saat pasien sembuh maka dimulai dengan paduan terapi ARV yang lain. Tabel 20. Substitusi Obat ARV Individual pada Kejadian Toksisitas dan Intoleransi Obat ARV Toksisitas yang Sering Terjadi Anjuran Substitusi AZT Anemia berat atau netropenia Intoleransi GI yang persisten TDF d4T Asidosis laktat Lipoatrofi sindrom metabolik, neuropati perifer TDF, AZT TDF Toksisitas renal disfungsi tubuler AZT EFV Toksisitas SSP persisten dan berat NVP. Jika NVP tidak dapat diberikan karena adanya riwayat hepatotoksik atau hipersensitifitas berat, dapat di pertimbangkan disubstitusi dengan PI Potensi teratogenik pada kehamilan trimester pertama atau perempuan tanpa kontrasepsi yang memadai NVP Hepatitis EFV. Jika EFV tidak dapat diberikan karena tetap menyebabkan hepatotoksikt, dapat di pertimbangkan disubstitusi dengan PI Reaksi hipersensitif tidak berat derajat 1- 2 Jika memburuk dengan diteruskannya NVP, substitusi dengan EFV. Jika tetap memberikan reaksi hipersensitivitas, dapat di pertimbangkan disubstitusi dengan PI Ruam kulit berat yang mengancam jiwa Stevens-Johnson syndrome Hentikan NVP dahulu, lalu NRTI dihentikan 7 hari kemudian. Substitusi dengan PI

C. Interaksi Obat

Pasien dengan HIV atau AIDS sering mengalami keadaan atau infeksi lain yang memerlukan terapi dengan obat-obatan atau zat lain bersamaan dengan obat ARV-nya. Hal yang sering terjadi dan terlupakan adalah bahwa ada kemungkinan terjadinya interaksi antar obat atau zat yang digunakan yang bisa memberikan efek berupa perubahan kadar masing-masing obat atau zat dalam darah. Secara definisi, Interaksi obat adalah perubahan dalam kadar atau lamanya aksi satu obat oleh karena adanya zat lain termasuk obat, makanan dan alcohol sebelum atau bersamaan dengan obat tersebut. 42 Interaksi obat dapat memberikan dampak baik berupa kegagalan pengobatan karena dosis terapeutik yang suboptimal dan atau sebaliknya dapat terjadi efek yang menguntungkan. Lopinavirritonavir merupkan contoh interaksi obat yang menguntungkan dimana ritonavir digunakan untuk memperbaiki profile dari lopinavir. Secara umum, interaksi obat terjadi mulai dari tahap absorpsi misal ddI dari golongan NRTI dibuat dalam bentuk alkali karena tidak dapat diserap pada keadaan pH rendah, tahap metabolism oleh sitokrom P450 misal Obat yang digunakan dalam pengobatan HIV dan penyakit terkait HIV, mayoritas dari obat-obat tersebut dimetabolisme di hati melalui sitokrom P 450, misal antara Rifampisin dengan PI atau NNRTI atau antara PI dengan NNRTI, distribusi yang dipengaruhi oleh protein yang mengikat obat pada keadaan hipoprotein obat bebasfree drug akan beredar dalam kadar yang lebih tinggi sehingga efek samping akan lebih sering timbul pada kondisi hipoprotein dan tahap ekskresi. Berbagai interaksi obat ARV dengan obat lain selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 11.