Diare kronik Dokumen Umum
53
Gejala-gejala Derajat Dehidrasi
Minimal atau tidak ada 3 kehilangan berat
badan Ringan ke sedang
3 –9 kehilangan berat
badan Berat
9 kehilangan berat badan
Status Mental Baik; waspada
Normal, lelah atau gelisah, mudah tersinggung
Apatis, lesu, tidak sadarkan diri
Haus Minum normal; mungkin
menolak cairan Haus; selalu ingin minum
Jarang minum; tidak bisa minum
Detak Jantung Normal
Normal ke meningkat Takikardi; bradikardi dalam
kasus yang parah Kualitas denyut
nadi Normal
Normal ke menurun Lemah, halus, atau tidak
teraba Pernafasan
Normal Normal; cepat
Dalam Mata
Normal Sedikit cekung
Sangat cekung Air mata
Ada Menurun
Tidak ada Mulut dan lidah
Lembab Kering
Sangat Kering Lipatan Kulit
Cepat pulih Pulih dalam 2 seconds
Pulih lebih dari 2 seconds Pemulihan
Kapiler Normal
Berkepanjangan Berkepanjangan; minimal
Ekstrimitas Hangat
Dingin Dingin; panas-dingin; sianotik
Urin Normal ke berkurang
Berkurang Minimal
[c] Penanganan dehidrasi lihat tabel di bawah.
Derajat Dehidrasi
Terapi Dehidrasi Penggantian
Kehilangan yang Berlangsung
Nutrisi
Minimal atau tidak ada
Tidak Ada 10 kg BB.: 60-120 mL
solusi rehidrasi oral CRO untuk setiap buang air besar
diare atau episode muntah 10 kg BB:
120-240 mL CRO untuk setiap buang air besar diare
atau episode muntah Lanjutkan menyusui atau
lanjutkan dengan diet normal sesuai dengan usia
setelah rehidrasi awal, termasuk asupan kalori
yang memadai untuk pemeliharaan
Ringan ke sedang
Oralit, 50-100 mLkg BB selama 3-4 jam
Sama Sama
Berat RL atau saline normal IV
bolus dengan dosis 20 mLkg BB hingga perfusi
dan status mental mengalami perbaikan,
kemudian berikan 100 mLkg BB CRO selama 4
jam atau dekstrosa 5 ½ saline normal intravena
sebanyak dua kali dari tingkat cairan untuk
pemeliharaan Sama: apabila tidak bisa
minum, berikan melalui saluran nasogastrik atau
berikan 5 dekstrosa ¼ saline normal dengan 20
mEqL Kalium klorida intravena
Sama
[d] Tanda peritonitis adalah adanya keluhan nyeri abdomen, pada
pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan, nyeri lepas pada semua abdomen, adanya chess board phenomen.
[e] Pada USG, bila peritonitis disebabkan oleh TB maka dijumpai gambaran
pembesaran kelenjar para aorta, asites, penebalan mukosa usus besar.
[f] Pengobatan TB: menggunakan OAT kategori 1 dengan paduan
2HREZ4HR [g] Pemeriksaan lab untuk kasus diare, selain dilakukan untuk mendapatkan
parasit, perlu dilakukan pemeriksaan BTA dengan menggunakan sample tinja.
[h] Quinolon diberikan bila pasien belum pernah mendapat antibiotik sebelumnya. Jika pasien pernah mendapat antibiotik berulang untuk episode
diare maka pilihan pertama adalah eritromisin, dengan pertimbangan
54
bahwa penyebabnya adalah kampilobakter atau metronidasol untuk klostridium.
Kalsium laktat 1500mghari, serat halus agar-agar dapat digunakan untuk menurunkan volume cairan diare dan menrubah konsistensi tinja
lebih padat Loperamid dapat diberikan pula jika terjadi diare massif dengan syarat
harus diikuti dengan pengobatan terhadap penyebab diare.
Tabel 24. Pengobatan diare spesifik berdasarkan kuman patogen yang umum
Penyakit Nama obat
Dosis hari Lama terapi
Salmonelosis dan sigelosis
Siprofloksasin 500mg 2 kali
7-10 hari Ofloksasin 400 mg
2 kali 7-10 hari
Kampilobakteriosis Eritromisin 500 mg
4 kali 7-10 hari
Giardiasis Metronidasol 500 mg
3 kali 5 hari
Amebiasis Metronidasol 500 mg
3 kali 5 hari
Isosporiasis Kotrimoksasol 960mg
4 kali 7hari
Strongiolidosis Tiabendasol 25 mgkg BB
3 kali 3 hari
Mycobacterium avium complex
Untuk terapi lihat Tabel 25. Diagnosis Klinis dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik
[i] Pemberian ARV mengikuti panduan pemberian ARV bersamaan infeksi
oportunistik.
Kriptosporidiosis : Saat ini tidak ada pengobatan yang efektif kecuali terapi ARV.
Yang terpenting adalah menjaga cairan dan elektrolit, dan obat antidiare seperti Loperamid dapat bermanfaat. Pada ODHA, salmonellosis, shigellosis, infeksi
Campylobacter dan isosporiasis sering kambuh. Jika terjadi kambuh setelah pemberian terapi awal antimikroba, harus diberi terapi selama 6-12 minggu.
Bila ada perbaikan kondisi pasien setelah terapi metronidasol selama 7 hari, obat perlu dilanjutkan hingga total 14 hari. Bila tidak ada perbaikan, pertimbangkan
penyakit diare kronis lain yang terkait infeksi HIV termasuk mempertimbangkan terapi ARV lihat Tabel 25. Diagnosis Klinis dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik
Terapi empiris untuk diare kronis tanpa darah
Pilihan Nama obat
Dosis hari Lama terapi
1 Siprofloksasin 500mg
2 kali 7-10 hari
Ofloksasin 400 mg 2 kali
7-10 hari 2
Metronidasol 500 mg 3 kali
7 hari 3
Eritromisin 500mg 3 kali
10 hari
55