56
[b] PCP: Biasanya terjadi secara perlahan-lahan selama minggu sampai bulan dengan batuk kering, demam dan sesak napas. Untuk diagnosis PCP
sebaiknya diagnosis klinis yang diperkuat dengan temuan pada ronsen dada lihat Tabel 25.
[c] Pemeriksaan sputum BTA diindikasikan pada pasien dengan batuk selama 2-3 minggu. Setidaknya dua pemeriksaan dahak BTA yang terpisah.
[d] TB: Tidak ada gambaran ronsen dada yang benar-benar khas TB paru. Pola klasik lebih umum terlihat pada ODHA-negatif; pola atipikal lebih umum pada
ODHA-positif. Efusi pleura merupakan gambaran yang menonjol. Pengeluaran cairan pleura dan pemeriksaan mikroskopik dari cairan pleura
dapat membantu untuk diagnosis. Terapi sesuai dengan pedoman nasional TB.
Pola Klasik Pola Atipik
Infiltrat di lobus atas Kavitas
Jaringan fibrosis paru Infiltrat intersisial terutama di zona lebih
rendah Infiltrat bilateral
Tidak ada kavitas
[e] Pneumonia bakteri: Ciri khas adalah dengan batuk produktif, dahak purulen dan demam selama 1-2 minggu. PCP muncul dengan lebih lambat dan
biasanya dengan batuk non-produktif. Gambaran khas pada ronsen dada adalah konsolidasi lobar. Penyebab paling sering pneumonia bakterial
adalah bakteri piogenik Gram-positif. Jika gambaran klinisnya menunjukkan pneumonia bakteri dan bukan PCP dapat diberikan amoksisilin 500 mg 3 kali
per hari atau eritromisin 500 mg 4 kali per hari selama 7 hari.
57
E. Gejala dan tanda neurologis
Gambar 10. Tatalaksana Gejala dan tanda neurologis
Keterangan
[a] Penyebab nyeri kepala antara lain meningitis kriptokokal, meningitis TB, toksoplasmosis serebral, meningitis kronis HIV, meningitis bakterial dan
limfoma, Penyebab sakit kepala yang tidak terkait dengan infeksi HIV termasuk
migrain, sifilis, ketegangan, sinusitis, gangguan refraksi, penyakit gigi, anemia dan hipertensi. Lain penyakit menular seperti malaria, demam tifoid,
demam dengue dan riketsia juga dapat menyebabkan sakit kepala.
[b] Pemeriksaan Neurologis
Bukti iritasi meningeal fotofobia, kaku kuduk atau tekanan intrakranial meningkat tekanan darah tinggi dan denyut nadi lambat
dalam keadaan demam
Perubahan mental Defisit neurologis fokal, termasuk parese saraf kranial, gangguan
gerak, ataksia, afasia dan kejang
[c] Toksoplasmosis untuk terapi merujuk pada Tabel Diagnosis Klinis dan
Tatalaksana Infeksi Oportunistik
[d] Meningitis kriptokokal untuk terapi merujuk pada Tabel Diagnosis Klinis
dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik
[e] Meningitis TB: OAT dengan paduan 2SHREZ7RH Meningitis bakterial
: Injeksi Ceftriaxone 2-4 g sehari intravena.
Gejala dan tanda
neurologis
[a]
Pengobatan empiris untuk meningitis
kriptokokal [d] Adakah tanda
neurologis fokal? [b]
Tanda iritasi meningeal? [b]
Tersedia pemeriksaan
CT scan? [b] Ya
Tidak
Tersedia pemeriksaan
cairan serebrospinal?
Pengobatan empiris untuk meningitis TB
[e] Ya
Bakteri, lekosit, BTA, pengecatan India,
Terapi sesua indikasi [c,d,e]
Terapi sesuai hasil pemeriksaan klinis dan
CT Terapi untuk
toksoplasmosis Ya
Tidak
Tidak Ya
Tidak
58
Tabel 25. Diagnosis Klinis dan Tatalaksana Infeksi Oportunistik
No Infeksi Oportunistik
Tampilan Klinis Diagnosis
Terapi
1. Pneumoniaa Pneumocystis jiroveci
PCP Batuk kering
Sesak nafas Demam
Keringat malam Subakut sampai 1
– 2 bulan Kelainan pada foto toraks dengan
infiltrat intersisial bilateral Terapi pilihan:
Kotrimoksasol TMP 15 mg + SMZ 75 mgkg hari dibagi dalam 4 dosis atau
Kotrimoksasol 480 mg, 2 tablet 4 kali sehari untuk BB 40 kg
dan 3 tablet 4 kali sehari untuk BB 40 kg selama 21 hari
Terapi alternatif Klindamisin 600 mg IV atau 450 mg oral 3 kali sehari +
primakuin 15 mg oral sekali sehari selama 21 hari bila pasien alergi terhadap sulfa
Untuk pasien yang parah dianjurkan pemberian prednisolon 40 mg, 2 kali sehari, dengan penurunan
dosis secara bertahap hingga 7 – 10 hari, tergantung
dari respon terhadap terapi. 2. Kandidasis
Kandidiasis oral: Bercak putih di selaput mukosa disertai
eritema di rongga mulut Tampilan klinis yang khas pada
pemeriksaan fisik Pada sediaan KOH mikroskopis
ditemukan pseudohifa Tablet Nistatin 100.000 IU, dihisap setiap 4 jam
selama 7 hari atau
Suspensi Nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7 hari
Kandidiasis esofageal: Disfagi
Disertai rasa nyeri terbakar di dada Tampilan klinis khas dan
memberikan respon baik setelah di terapi
Bila memungkinkan dapat dilakukan endoskopi
Flukonasol 200 mg per sehari selama 14 hari atau Itrakonasol 400 mg per sehari selama 14 hari atau
Ketokonasol 200 mg per sehari selama 14 hari 3. Kriptokokosis
Nyeri kepala belakang, tanda meningeal, fotofobia, kaku kuduk atau tekanan
intrakranial meningkat Demam
Peningkatan tekanan intrakranial pada punksi lumbal
Protein di cairan serebrospinal Dapat ditemukan organisme dalam
Terapi pilihan Amfoterisin B IV 0,7 mg kg hari selama 2 minggu
diikuti dengan flukonasol 400 mg perhari selama 8-10 minggu. Hati- hati akan efek samping nefrotoksik