13
Tabel 4. Protokol desensitisasi kotrimoksasol Langkah
Dosis
Hari 1 80 mg SMX + 16 mg TMP 2 ml sirup
Hari 2 160 mg SMX + 32 mg TMP 4 ml sirup
Hari 3 240 mg SMX + 48 mg TMP 6 ml sirup
Hari 4 320 mg SMX + 64 mg TMP 8 ml sirup
Hari 5 1 tablet dewasa SMX - TMP 400 mg SMX + 80 mg
TMP Hari 6
2 tablet dewasa SMX - TMP atau 1 tablet forte 800 mg SMX + 160 mg TMP
Keterangan: Setiap 5 ml sirup Kotrimoksasol mengandung 200 mg SMX +
40 mg TMP
Selain protokol desensitisasi seperti di atas, terdapat Desensitisasi cepat kotrimoksasol yang dapat dilakukan dalam waktu 5 jam dilakukan
pada pasien rawat jalan, dengan protokol sebagai berikut:
Tabel 5. Protokol desensitisasi cepat kotrimoksasol.
Waktu jam
Dosis TMPSMX Dilusi Pengenceran
0,0040,02mg 1:10.000 5mL
1 0,040,2mg
1:1.000 5 mL 2
0,42mg 1:100 5mL
3 420mg
1:10 5 mL 4
40200mg Tidak diencerkan 5mL
5 160800mg
1 tablet forte
14
4
T
ATALAKSANA
P
EMBERIAN
ARV
A. Saat Memulai Terapi ARV
Untuk memulai terapi antiretroviral perlu dilakukan pemeriksaan jumlah CD4 bila tersedia dan penentuan stadium klinis infeksi HIV-nya.
Hal tersebut adalah untuk menentukan apakah penderita sudah memenuhi syarat terapi antiretroviral atau belum. Berikut ini adalah
rekomendasi cara memulai terapi ARV pada ODHA dewasa.
a. Tidak tersedia pemeriksaan CD4 Dalam hal tidak tersedia pemeriksaan CD4, maka penentuan mulai
terapi ARV adalah didasarkan pada penilaian klinis.
b. Tersedia pemeriksaan CD4 Rekomendasi :
1. Mulai terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4 350 selmm
3
tanpa memandang stadium klinisnya. 2. Terapi ARV dianjurkan pada semua pasien dengan TB aktif, ibu
hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang jumlah CD4. Tabel 6.
Saat memulai terapi pada ODHA dewasa
Target Populasi
Stadium Klinis
Jumlah sel CD4 Rekomendasi
ODHA dewasa Stadium klinis 1
dan 2 350 selmm
3
Belum mulai terapi. Monitor gejala klinis dan
jumlah sel CD4 setiap 6- 12 bulan
350 selmm
3
Mulai terapi Stadium klinis 3
dan 4 Berapapun jumlah
sel CD4 Mulai terapi
Pasien dengan ko-infeksi TB
Apapun Stadium klinis
Berapapun jumlah sel CD4
Mulai terapi
Pasien dengan ko-infeksi
Hepatitis B Kronik aktif
Apapun Stadium klinis
Berapapun jumlah sel CD4
Mulai terapi
Ibu Hamil Apapun Stadium
klinis Berapapun jumlah
sel CD4 Mulai terapi
15
B. Memulai Terapi ARV pada Keadaan Infeksi
Oportunistik IO yang Aktif
Infeksi oportunistik dan penyakit terkait HIV lainnya yang perlu pengobatan atau diredakan sebelum terapi ARV dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini.
Tabel 7. Tatalaksana IO sebelum memulai terapi ARV Jenis Infeksi Opportunistik
Rekomendasi
Progresif Multifocal Leukoencephalopathy ,
Sarkoma Kaposi, Mikrosporidiosis, CMV, Kriptosporidiosis
ARV diberikan langsung setelah diagnosis infeksi ditegakkan
Tuberkulosis, PCP, Kriptokokosis, MAC ARV diberikan setidaknya 2 minggu
setelah pasien mendapatkan pengobatan infeksi opportunistik
C. Paduan ARV Lini Pertama yang Dianjurkan
Pemerintah menetapkan
paduan yang
digunakan dalam
pengobatan ARV berdasarkan pada 5 aspek yaitu: • Efektivitas
• Efek samping toksisitas • Interaksi obat
• Kepatuhan • Harga obat
Prinsip dalam pemberian ARV adalah 1. Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis obat yang terserap dan
berada dalam dosis terapeutik. Prinsip tersebut untuk menjamin efektivitas penggunaan obat.
2. Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan mendekatkan akses pelayanan ARV .
3. Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV dengan menerapkan manajemen logistik yang baik.
1. Anjuran Pemilihan Obat ARV Lini Pertama
Paduan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk lini pertama adalah:
2 NRTI + 1 NNRTI