Modul Pencegahan Positif 2 BAGIAN KEDUA

28 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

C. Modul Pencegahan Positif 2

membUka statUs hiV Modul ini berisikan diskusi tentang masalah membuka status HIV. Bagi orang yang terinfeksi HIV, membuka status HIV adalah haknya dan harus dihargai. Ia perlu mempertimbangkan mengapa harus membuka status, apa manfaatnya, kepada siapa, kapan dan bagaimana caranya. Membuka status HIV merupakan bagian penting dalam kehidupan orang yang terinfeksi HIV dalam rangka meningkatkan hidup dengan HIV yang lebih sehat, bahagia dan tenang. Bagi mereka yang memutuskan untuk tidak membuka statusnya atau belum siap, sangatlah penting untuk melindungi kesehatan dan pasangan seksnya atau teman sesama menyuntik napza. Tujuan Sesi: Melalui modul ini diharapkan orang yang terinfeksi HIV : 1. Memperoleh kesempatan berbagi pengalaman dan saling belajar tentang tantangan yang mungkin dihadapi terkait membuka status HIV 2. Mendiskusikan pentingnya mengapa orang yang terinfeksi HIV perlu mempertimbangkan membuka status HIV, kepada siapa membukanya, serta cara melakukannya sehingga membuat dirinya merasa aman dan terjamin. Alat dan Bahan: 1. Lembar kertas Flipchart 2. Spidol berwarna warna Biru, Hijau dan Hitam 3. Lembar fakta dan informasi tentang 4. Membuka Status HIV Waktu: 120 menit Isi Modul: 1. Alasan pentingnya mempertimbangkan membuka status HIV 2. Kepada siapa membuka status HIV 3. Cara membuka status HIV 4. Bermain peran Metode: Curah pendapat, diskusi, bermain peran. 29 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif Proses Kegiatan: kegiatan 1: aLasan membUka statUs hiV 1. Fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa dalam kegiatan ini akan dibahas alasan pentingnya seorang yang terinfeksi HIV mempertimbangkan membuka status HIV nya. 2. Peserta dibagi ke dalam kelompok kecil 5 orang dan mereka akan membuat gambar orang yang terinfeksi HIV berukuran kecil yang diberi nama di tengah-tengah lembar kertas lipchart. Kualitas gambar tidak perlu bagus karena yang penting adalah diskusinya, dan nama yang diberikan pada gambar jangan sama dengan nama orang yang terinfeksi HIV yang ada dalam kelompok atau komunitas. 3. Setiap kelompok akan mendiskusikan ”Mengapa begitu penting bagi orang yang terinfeksi HIV memberi tahu orang lain bahwa dirinya terinfeksi HIV?”, menulis pada bagian bawah lembar lipchart hasil diskusi di bawah judul ”Alasan Pentingnya membuka status HIV bagi orang yang terinfeksi HIV”. 4. Hasil diskusi dipresentasikan dalam kelompok besar. kegiatan 2: kePada siaPa membUka statUs hiV 1. Fasilitator menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini peserta akan berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapi dalam membuka status HIV, mengenali orang- orang yang berada dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang perlu dan penting diberi tahu. 2. Setiap kelompok membuat peta lingkungan di sekitar orang terinfeksi HIV dengan cara membuat tiga lingkaran pada gambar orang yang terinfeksi HIV Lihat contoh gambar di bawah. Lingkaran dalam menandai orang-orang dalam kehidupan sehari-hari yang penting diberi tahu tentang status HIV, lingkaran tengah untuk orang yang perlu diberi tahu tentang status HIV, dan lingkaran luar untuk orang yang tidak penting dan tidak perlu diberi tahu. 3. Peserta kemudian mengenali dan menuliskan orang-orang tersebut bukan nama misalnya Istri, suami, anak, adik, kakak, sahabat akrab dan lain-lain dalam lingkaran yang sesuai. Sebaiknya menggunakan warna yang berbeda untuk setiap lingkaran. 4. Peserta akan berdiskusi tentang orang-orang yang dirasakan paling sulit untuk diberi tahu dan mengapa demikian. 5. Hasil diskusi dibagi kepada kelompok lain dan diakhiri dengan suatu permainan yang bertujuan untuk melepaskan ketegangan emosi yang mungkin muncul dalam kegiatan ini. Contoh Peta Orang terinfeksi HIV dan lingkungan orang lain dalam kehidupannya. 30 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif Lingkaran Dalam  Lingkaran Luar Lingkaran Tengah kegiatan 3: bagaimana membUka statUs hiV dan bermain Peran. 1. Fasilitator menjelaskan bahwa dalam kegiatan ini peserta akan berdiskusi bagaimana cara memberi tahu status HIV kepada orang lain dan berlatih melalui kegiatan bermain peran dengan menggunakan skenario yang mereka susun sendiri. 2. Peserta kembali ke dalam kelompoknya berdiskusi dan menentukan orang yang mana dalam gambar peta orang terinfeksi HIV dan lingkungannya, yang dianggap paling sulit untuk diberi tahu status HIV. Mereka akan memikirkan suatu situasi yang umumnya ditemui dalam kehidupan nyata orang yang terinfeksi HIV saat membuka status HIV, kemudian mengembangkan suatu skenario singkat untuk dapat diperagakan dalam kegiatan bermain peran. 3. Fasilitator menyarankan peserta agar dalam pengembangan skenario memikirkan hal-hal apa saja yang mungkin akan terjadi dalam seluruh tahapan: sebelum, selama dan setelah membuka status HIV. Skenario yang telah dikembangkan akan dimainkan dalam kelompok setelah ditetapkan para pemerannya. Fasilitator mengingatkan masing-masing kelompok agar memberi kesempatan kepada anggotanya untuk mencoba bermain peran. 4. Seusai bermain peran, peserta berdiskusi dalam kelompoknya dan berbagi pengalaman dengan kelompok lainnya dalam diskusi kelompok besar. 31 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif Kegiatan-kegiatan dalam modul membuka status HIV diakhiri dengan suatu rangkuman oleh fasilitator dan evaluasi mengenai pembelajaran apa yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan tersebut. Peserta akan memperoleh lembar informasi tentang membuka status HIV sebagai materi bacaan yang dapat dibawa pulang. CATATAN UNTUK FASILITATOR: • Ingatkan bahwa dalam diskusi peserta tidak diwajibkan untuk membuka status HIV nya bila ia merasa belum siap dan tidak nyaman. • Tekankan bahwa walaupun seorang tidak membuka status HIV nya, ia tetap harus memperhatikan kesehatan diri dan pasangannya terkait dengan penularan HIV, IMS dan infeksi lainnya. • Fasilitator perlu menjelaskan bahwa setiap orang mungkin akan berbeda dalam hal pengenalan orang yang akan diberi tahu, namun dalam kegiatan ini yang terpenting adalah mereka dapat belajar dan menerapkannya sendiri sesuai dengan situasinya masing-masing. • Dalam kegiatan bermain peran peserta bisa sangat emosional karena dalam kehidupan nyata ia mempunyai kesulitan membuka status HIV. Fasilitator diharapkan siap untuk memberi dukungan. • Bila peserta merasa sangat tidak nyaman untuk bermain peran, pilihan solusinya adalah fasilitator dan rekannya akan memainkan skenario yang telah mereka kembangkan atau peserta mendiskusikan skenario mereka. 32 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

D. Modul Pencegahan Positif 3