PENDAHULUAN Pedoman dan Modul Pencegahan Positif (Positive Prevention)

1 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

I. PENDAHULUAN

z Pemahaman istilah Pencegahan Positif Positive Prevention di Indonesia maupun dunia bervariasi dan masih terus diperdebatkan serta masih sedikit melibatkan orang yang terinfeksi HIV dalam diskusi-diskusi. z Saat ini perhatian masih terlalu menekankan pada tes HIV melalui program VCT yang meluas hampir ke seluruh wilayah di Indonesia, dan masih sedikit perhatian diberikan pada layanan kesehatan yang menekankan kebutuhan orang yang terinfeksi HIV dalam pencegahan. z Kegiatan pencegahan bagi orang yang terinfeksi HIV sudah dilakukan semenjak munculnya komunitas orang yang terinfeksi HIV di Indonesia di samping kegiatan saling mendukung sesama orang yang terinfeksi HIV, antara lain kegiatan yang berkaitan dengan perubahan pola hidup yang lebih sehat dan kegiatan yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari berbagai infeksi. z Kegiatan pencegahan positif juga dilakukan oleh para petugas kesehatan walaupun pada umumnya masih melihat orang yang terinfeksi HIV sebagai pasien dan sedikit melibatkan mereka secara aktif dalam merumuskan strategi pencegahan. z Pencegahan positif bukanlah semata-mata isu pencegahan penularan HIV, melainkan juga menyangkut isu pengobatan, dukungan dan perawatan dengan pusat perhatian yang ditujukan kepada kebutuhan orang yang terinfeksi HIV dan keterlibatan aktif dalam perencanaan strategi penanggulangan HIV. z Agar orang dengan HIV dapat terlibat secara aktif ia harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan martabatnya dihargai sebagai manusia selayaknya sama seperti orang yang tidak terinfeksi HIV tanpa stigma dan diskriminasi. z Pencegahan Positif sebagai suatu strategi program penanggulangan HIV di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2008 dengan suatu lokakarya yang berusaha menyatukan pemahaman tentang konsep pencegahan positif, penyusunan strategi dan implementasi program, serta pelatihan bagi manajer program, konselor, manajer kasus dan komunitas. Sayangnya cakupan jangkauan layanannya masih terbatas. z Isu Pencegahan Positif telah dimasukkan ke dalam modul nasional pelatihan konseling dan tes HIV sukarela VCT edisi 2010 dengan sertiikasi Kemenkes RI. z Pada tahun 2011 terbentuk tim kolaborasi jaringan komunitas yang mendorong agar adanya keterlibatan aktif dari orang yang terinfeksi HIV dalam merancang strategi Pencegahan Positif. Tim kolaborasi yang terdiri dari perwakilan Yayasan Tegak Tegar, Yayasan Spiritia, Yayasan 2 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif Karisma, Jaringan Orang Terinfeksi HIV Jothi, GWL-INA dan OPSI bertujuan menyusun sebuah panduan Pencegahan Positif yang dapat digunakan oleh komunitas. z Buku Pedoman Sehat dan Bermartabat dengan Pencegahan terdiri atas 2 dua bagian yaitu bagian pertama merupakan pedoman praktis untuk memahami beberapa pengertian dasar pencegahan positif serta informasi penting yang dapat dijadikan panduan dalam menyusun strategi program dan kegiatan-kegiatan pencegahan positif bagi komunitas. Bagian kedua merupakan modul pencegahan positif yang dapat digunakan dan diadaptasi untuk kegiatan diskusi kelompok di masing-masing komunitas. Modul ini mencakup 4 empat isu penting dalam pencegahan positif yaitu Pilihan pencegahan HIV dan infeksi lain, Membuka Status HIV, Kepatuhan minum obat, dan Penerimaan dan penolakan lingkungan. Dalam modul ini juga terdapat penjelasan tentang bagaimana memfasilitasi pertemuan diskusi pencegahan positif dalam kelompok dampingan di masing-masing komunitas. Setiap modul dilengkapi dengan 3 tiga formulir sebagai materi untuk pengaturan administrasi penyelenggaraan kegiatan diskusi dan sebagai alat pengumpulan data untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan. Selain itu setiap modul dilengkapi dengan lembar informasi yang dapat digandakan dan dibagi kepada peserta pertemuan diskusi. Sangat diharapkan modul-modul pencegahan positif ini dijadikan referensi untuk pengembangan modul yang lebih spesiik sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing komunitas. 3 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

II. BAGIAN PERTAMA