Prinsip Panduan Umum Pencegahan Positif

10 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif yang konkordan pasangan dimana keduanya terinfeksi HIV tidak melakukan pencegahan seperti misalnya mengabaikan seks aman. i. Tantangan yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan yang kurang memperhatikan kualitas seperti misalnya pencegahan umum universal precaution belum maksimal dilaksanakan. Konidensialitas yang dapat dibagi menurut kebutuhan dan kesepakatan dan informed consent persetujuan setelah mendapatkan penjelasan kurang diperhatikan atau bahkan tidak dilaksanakan. Di samping itu masih adanya pembebanan ganda double burden baik Odha dan konselor. j. Tantangan yang berkaitan dengan masalah diri pribadi Odha seperti misalnya pengingkaran status diri sebagai Odha membuatnya mengabaikan upaya pencegahan positif, hilangnya kepatuhan menjalankan pola hidup sehat maupun kesadaran diri untuk peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. k. Tantangan yang berkaitan dengan dukungan, misalnya dukungan pemerintah yang sangat lambat atas modul yang telah ada, sistem perawatan dukungan dan pengobatan CST setelah VCT yang belum mendukung proses penerimaan diri dengan pesan-pesan yang positif, dan tidak ada dukungan berdasarkan kebutuhan spesiik Odha GWL atau Odha Pekerja Seks, sehingga pesan-pesan pencegahan positif tidak mengenai sasaran komunitas tertentu. l. Tantangan yang berkaitan dengan dukungan kepada orang yang terinfeksi HIV seperti misalnya dukungan psikososial dari lingkungan masih sangat minim pendidikan, masyarakat dll m. Tantangan lainnya adalah persepsi pemahaman tentang pencegahan positif yang bervariasi sehingga agak sulit untuk disosialisasikan dan diterapkan.

H. Prinsip Panduan Umum Pencegahan Positif

1. Pencegahan Positif didasarkan pada perspektif dan realita orang yang terinfeksi HIV. 2. Pencegahan positif seharusnya mengakui bahwa orang yang terinfeksi HIV mempunyai hak seksualitas, oleh karena itu dibutuhkan informasi yang rinci tentang seksualitas. 3. Pencegahan Positif difokuskan pada komunikasi, informasi, dukungan dan perubahan kebijakan, tanpa stigmatisasi dan diskriminasi. 4. Pencegahan Positif membutuhkan keterlibatan dan partisipasi bermakna orang yang terinfeksi HIV. Ini dapat dilakukan dengan memberi dukungan dan dorongan agar mereka turut mendiskusikan, menentukan dan memutuskan setiap komponen program dan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya. Oleh karena itu perlu menjalin jejaring dan kemitraan dengan pemerintah maupun lembaga penyedia pelayanan. 11 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif 5. Pencegahan Positif harus memasukkan organisasi layanan HIV, kelompok dukungan dan LSM ke dalam program penanggulangan HIV. Dalam hal ini sangatlah penting untuk menyediakan informasi tentang seks aman, infeksi ulang, pilihan kesehatan produksi, dampak pengobatan ARV, menyuntik yang aman tersedia pada setiap organisasi pelayanan HIV termasuk rumah sakit, PKM, klinik KB, LSM dan kelompok dukungan. 6. Pencegahan Positif menjunjung hak asasi manusia, termasuk hak hidup sehat, hak seksualitas, privasi, konfidensialitas, informed consent dan bebas dari diskriminasi. Di samping itu juga memenuhi kewajiban dan tanggung jawab untuk tidak menularkan HIV. 7. Pencegahan Positif mengakui penularan HIV diperbesar oleh ketidaksetaraan gender, posisi tawar, seksualitas, pendidikan, tidak tahu status HIV dan tingkat ekonomi. 8. Pencegahan Positif menuntut tanggung jawab bersama dalam upaya menurunkan tingkat penularan. Keterbukaan, informasi dan komunikasi tentang seksualitas dan hubungan seks bisa menjadi cara untuk menurunkan penyebaran HIV lebih lanjut kepada pasangan atau orang lain. 9. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. I. Peran yang dapat dilakukan oleh pemerintah, penyedia layanan, masyarakat dan komunitas dalam Pencegahan Positif Dalam rangka mencapai suatu pencegahan positif yang berlangsung dengan lancar, maka diharapkan setiap pihak untuk berperan. 1. Peran yang dapat dilakukan oleh Pemerintah • Dalam menyusun kebijakan dan SOP yang terkait dengan pencegahan positif, perwakilan dari masing-masing komunitas dilibatkan dengan penuh dan bukan sekedar dimintakan pendapatnya. • Adanya Regulasi yang mendukung penyelenggaraan pencegahan positif dan memperkuat berbagai jalinan kerja sama lintas sektor. • Menjamin keberlanjutan pendanaan. • Adanya pemantauan pelaksanaan pencegahan positif oleh Komunitas. 2. Peran yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan • Sesuai dengan target sasaran • Adanya lembaga pemantauan terhadap layanan, pemutakhiran, layanan yang berkesinambungan. • Ruang lingkup layanan melibatkan semua unsur • Layanan menjadi fasilitator terlaksananya pencegahan positif. • Layanan yang bersifat komprehensif dengan kemudahan akses 12 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif • Adanya tenaga ahli yang fokus dan memahami PP serta melibatkan orang yang terinfeksi HIV dalam memberi layanan 3. Peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan komunitas • Melakukan sosialisasi di KDS untuk meningkatkan keterampilan hidupkualitas hidup, kemandirian komunitas. Harapannya dari komunitas untuk komunitas sehingga PP dapat di aplikasikan secara berkelanjutan sehingga dapat memutus mata rantai penularan. • Turut mengembangkan KIE yang benar dan tepat sehingga meningkatkan mobilisasi komunitas. • Membangun kesadaran diri sendiri untuk mempunyai prilaku yang bertanggung jawab. • Turut melakukan pemantauan dan mengawasi sistem yang telah ada untuk menunjang peran komunitas dalam PP. • Melaksanakan serta menyosialisasikan dan informasi • Melaksanakan hak dan kewajiban terkait PP. 13 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

III. BAGIAN KEDUA

modUL Pencegahan Positif

A. Bagaimana Memfasilitasi Modul Pencegahan Positif: Panduan Umum Fasilitator

1. Memfasilitasi Sesi

Sebelum menggunakan pedoman fasilitator ini, para fasilitator sebaya harus dilatih tentang topik yang dicakup dalam modul-modul “Pencegahan Positif untuk Komunitas”. Pedoman fasilitator ini memberi ide dan latihan bagaimana memfasilitasi modul pencegahan positif bagi kelompok dukungan sebaya orang yang terinfeksi HIV dengan cara yang partisipatoris. Informasi yang terdapat dalam masing-masing modul mencakup sejumlah butir-butir penting untuk diingat berkaitan dengan memfasilitasi secara partisipatoris. Fasilitator sebaya harus membaca informasi ini sebelum setiap modul di pakai. Tujuannya adalah untuk menyegarkan kembali ingatan.

2. Memulai Sesi

Pada saat peserta berdatangan, minta mereka mengisi lembar formulir biodata mereka, gunakan formulir A: ‘Formulir Keikutsertaan Peserta. Sangatlah penting menjelaskan kepada mereka bahwa: • Formulir ini sangat konidensial; peserta tidak perlu mencantumkan nama mereka. • Formulir ini akan membantu fasilitator dalam mengetahui tentang berapa banyak jumlah peserta, latar belakang mereka dan sebagai dokumentasi modul-modul apa saja yang sudah pernah mereka ikuti.

3. Menyambut Peserta

Mulailah sesi diskusi pencegahan positif bagi komunitas dengan sapaan penyambutan kepada peserta. Agar peserta lebih banyak berbicara, lakukan penyambutan ini dengan singkat saja namun cukup hangat, misalnya: • Selamat datang semuanya, terima kasih sudah mau hadir. • Hari ini kita akan berbicara tentang kesehatan orang dengan HIV.