3
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
II. BAGIAN PERTAMA
Pedoman Pencegahan Positif
A. Pengertian Pencegahan Positif
Pada akhir tahun 1990an saat dampak terapi ARV menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi HIV bisa hidup lebih sehat dan lama, maka Pencegahan Positif menjadi perhatian. Pemahaman tentang
Pencegahan positif bervariasi berdasarkan wilayah, profesi dan komunitas. Berbagai negara di dunia memahami pencegahan positif dari berbagai sudut pandang, misalnya hubungan antara
tes HIV maupun tes IMS dengan pencegahan infeksi terutama infeksi oportunistik, penggunaan kondom dan membuka status HIV kepada pasangan seks, hubungan antara tes HIV dengan akses
terapi ARV dan layanan kesehatan lainnya, kepatuhan berobat, pola hidup sehat, perubahan perilaku yang lebih aman, pencegahan infeksi baru HIV, advokasi dan lain-lain. Nampaknya
setiap orang, komunitas maupun negara bisa membuat deinisi Pencegahan Positif yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian apapun deinisi
yang dikembangkan inti pemahaman Pencegahan Positif diartikan sebagai upaya menyatukan pencegahan, pengobatan, dukungan dan perawatan agar kesehatan dan kualitas hidup orang
yang terinfeksi HIV menjadi lebih baik.
Bagi komunitas orang yang terinfeksi HIV dan komunitas lain yang peduli terhadap kerentanan terinfeksi HIV, pengertian Pencegahan Positif mungkin lebih cocok dengan memberi penekanan
pada upaya untuk mendorong orang yang terinfeksi HIV agar mempunyai rasa percaya diri lebih tinggi dan bertanggung jawab sehingga ia mampu melaksanakan pencegahan dan meningkatkan
kualitas hidupnya. Hal ini mungkin berbeda bagi orang yang berkecimpung dalam pemberian layanan terkait upaya penanggulangan AID, yang memberi penekanan yang banyak pada aspek
pemanfaatan maksimal pelayanan. Perbedaan sudut pandang yang berbeda bisa menimbulkan perdebatan mengenai pengertian pencegahan positif dan aktivitas upaya pencegahan. Komunitas
orang yang terinfeksi HIV sangat peka akan hal kerancuan pemahaman pencegahan positif dan menekankan isu pemberdayaan dan martabat orang yang terinfeksi HIV daripada memandang
orang yang terinfeksi HIV semata-mata sebagai pasien yang selalu disibukkan dengan urusan perawatan kesehatan sehingga kenyataan bahwa mereka adalah manusia yang mempunyai
martabat sama seperti orang lain yang tidak terinfeksi HIV.
Pada tanggal 19 September 2011 di Jakarta dilakukan lokakarya komunitas tentang pencegahan positif, yang dihadiri oleh berbagai jaringan komunitas dan salah satu topik yang dibahas
adalah pemahaman tentang pencegahan positif. Lokakarya tersebut mengusulkan pemahaman
4
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
pencegahan positif beberapa butir di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Pencegahan positif seharusnya merupakan strategi untuk mempromosikan tanggung jawab
bersama untuk menghindari mencegah penularan HIV. 2. Pencegahan positif merupakan peningkatan kualitas hidup dan kesadaran dalam berprilaku
positif. 3. Pencegahan positif merupakan kemampuan komunitas untuk meningkatkan nilai-nilai positif
dalam melakukan semua aspek kehidupan. 4. Istilah yang diusulkan adalah:
• Pemberdayaan Positif, • Pencegahan yang sehat,
• Perubahan Positif dan Kesadaran positif.
Pada tanggal 3 Oktober 2011 dalam Pertemuan Nasional AIDS ke 4, di Yogyakarta dilakukan sosialisasi rancangan pedoman pencegahan positif yang diajukan oleh tim kolaborasi jaringan
komunitas. Kegiatan sosialisasi Pencegahan Positif dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai jaringan komunitas, daerah, organisasi, LSM, lembaga donor dan
pemerintah. Hasil sosialisasi tersebut memperoleh masukkan untuk deinisi pencegahan positif dengan memperhatikan beberapa elemen antara lain:
• Pencegahan dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab terhadap perilaku yang
berisiko dan bukan semata-mata merupakan tanggung jawab orang yang terinfeksi HIV. Bagi orang yang terinfeksi HIV perlu adanya upaya penguatan atas otoritas tubuh Self Esteem nya
agar bisa bertanggung jawab atas tubuhnya sendiri
• Penjagaan diri orang dengan HIV untuk tidak menularkan virus kepada orang lain terutama
pasangan seksnya dengan pola hidup sehat sehingga terjadi peningkatan mutu hidup dan mutu kesehatan masyarakat
• Pencegahan reinfeksi HIV maupun infeksi lain sehingga orang yang telah positif memiliki
kualitas hidup yang lebih baik dan terhindar dari AIDS
• Peningkatan pemberdayaan Odha sehingga dirinya nyaman dengan diri dan statusnya serta
nyaman berhubungan sosial dengan orang lain
• Upaya pencegahan memerlukan keterlibatan semua pihak Pemerintah, penyedia layanan,
Odha, LSM dan keluarga serta pihak lainnya. Ada berbagai istilah yang muncul dan diusulkan dari komunitas orang yang terinfeksi HIV maupun
komunitas lain yang peduli dengan permasalahan pencegahan bagi Odha seperti misalnya: 1. Pemberdayaan positif
2. Pencegahan yang sehat 3. Perubahan Positif dan Kesadaran positif
4. Sehat, bermartabat dengan pencegahan
5
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
B. Tujuan dan Sasaran Pedoman Pencegahan Positif Tujuan