Membuat Aturan Main Menyiapkan Diri Menjadi Fasilitator Sebaya

14 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif • Selamat datang Dalam pertemuan hari ini kita banyak bertukar pikiran.

4. Perkenalan Peserta

Perkenalan peserta dilakukan agar peserta satu sama yang lain saling kenal sehingga suasana menjadi cair dan tidak ada kekakuan maupun ketegangan antar peserta dan fasilitator. Bila peserta sudah saling mengenal kegiatan ini tidak perlu dilakukan dan dapat digantikan dengan kegiatan permainan yang memecah suasana kekakuan atau membangkitkan semangat. Perkenalan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu adalah dengan meminta peserta berdiri dalam lingkaran kemudian memperkenalkan nama dan apa yang paling disukai serta yang tidak disukai. Contoh : Nama saya Minah, paling suka jalan ke Mall dan paling tidak suka bau asap rokok. Perkenalan dapat dimulai dari fasilitator kemudian berikutnya mengikuti arah putaran jam bergantian peserta memperkenalkan diri. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan membuat bola dari kertas koran yang dibulatkan dan diikat karet kemudian bola tersebut dilemparkan fasilitator setelah memperkenalkan dirinya kepada salah satu peserta. Peserta yang menerima bola tersebut kemudian memperkenalkan dirinya dan setelah itu melemparkan bola ke peserta berikutnya, begitu selanjutnya hingga semua peserta memperoleh kesempatan memperkenalkan dirinya.

5. Membuat Aturan Main

Sangatlah penting bagi para peserta untuk saling menghargai, menahan diri dan tertib selama sesi diskusi berlangsung. Oleh karena itu ada baiknya pada awal pertemuan sudah dapat disepakati beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama sesi berlangsung. Bila kelompok yang hadir dalam pertemuan ini adalah kelompok yang sebelumnya sudah pernah bertemu, maka kegiatan membuat aturan main tidak perlu dilakukan akan tetapi fasilitator cukup mengingatkan kempali apa yang telah disepakati. Sebelum memulai kegiatan ini siapkan kertas lipchart dan spidol berwarna. Perkirakan jumlah lembar lipchart dan spidol secukupnya sesuai dengan jumlah sub kelompok dan peserta. Jelaskan kepada peserta tujuan kegiatan ini kemudian bagi peserta ke dalam 2-3 kelompok kecil dan minta agar masing-masing kelompok membuat butir-butir tentang hal yang boleh dan hal yang tidak boleh dilakukan selama sesi pertemuan berlangsung. Berikan waktu yang cukup kepada peserta untuk melaksanakan kegiatan ini, dan setelah selesai minta masing- masing kelompok berbagi hasil diskusi mereka kepada kelompok besar. Setelah semua kelompok berbagi buatlah kesepakatan bersama tentang aturan main selama pertemuan berlangsung dan tempelkan pada tembok agar terlihat dan terbaca oleh semua peserta. Tetapkan pula dan sepakati bersama sanksi atas pelalanggaran yang terjadi. Sebaiknya sanksi bersifat mendidik dan menghibur. 15 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif

6. Menyiapkan Diri Menjadi Fasilitator Sebaya

Dalam panduan fasilitator ini, istilah ‘fasilitator sebaya’ diartikan sebagai seorang yang hidup dengan HIV dan berperan memimpin sesi pertemuan kelompok orang yang terinfeksi HIV. Fasilitator sebaya dan peserta mungkin saja juga bisa berasal dari populasi khusus misalnya orang yang terpinggirkan dan secara khusus rentan terinfeksi HIV, seperti misalnya LSL laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain, pekerja seks dan penasun. Peran fasilitator sebaya bukanlah sebagai ahli atau orang yang tahu segalanya tentang pencegahan bagi orang yang terinfeksi HIV. Oleh karena itu sebaiknya fasilitator sebaya tidak mengarang informasi karena khawatir akan di cap bodoh atau kurang kompeten. Bila ia tidak tahu jawaban atas suatu pertanyaan, ia dapat mengatakan : “Maaf, saya tidak tahu” atau menanyakan kepada hadirin siapa yang bisa menjawabnya, atau menjanjikan akan mencari jawabannya dan melaporkannya kemudian dalam pertemuan berikutnya. Peran fasilitator sebaya adalah untuk membantu orang lain belajar tentang dirinya sendiri dalam lingkungan dan situasi yang nyaman, aman dan mendukung, di mana mereka dapat berbagi pengalaman mereka, mengajukan pertanyaan dan merasa nyaman dengan informasi baru yang mereka peroleh. Menjadi fasilitator sebaya juga mencakup belajar tentang diri sendiri. Perlu diingat bahwa setiap orang dengan sikap dan nilai nya dapat mempengaruhi orang lain dan ini bisa bersifat mendukung atau bahkan menjerumuskan. Jadi fasilitator sebaya harus berwaspada bagaimana pandangan dan perasaannya dapat mempengaruhi bagaimana dirinya dalam menyampaikan informasi. Hal ini dapat juga berpengaruh bagaimana peserta akan merasakannya. Seorang fasilitator dapat mempersiapkan diri sebelum memulai sesi dengan menanyakan pada diri sendiri pertanyaan yang sama diajukan kepada peserta lihat kotak di sebelah. Seorang fasilitator sebaya penting memperhatikan masalah dan pertanyaan peserta dan mengajak mereka untuk membahasnya dengan cara yang tidak menghakimi kemudian mencari jalan keluar yang sesuai dengan pola kehidupan mereka. Jadi fasilitator sebaya BUKAN memberi solusi terhadap masalah melainkan memfasilitasikannya. Menjadi seorang fasilitator sebaya juga mencakup bagaimana memahami peserta Lihat Contoh pertanyaan yang dapat membantu fasilitator menyadari dirinya • Mengapa begitu penting membicarakan isu seks bagi orang yang terinfeksi HIV? • Apakah saya merasa nyaman mendiskusikan masalah seks? • Bagaimana peraaan saya tentang status HIV saya? • Bagaimana peraaan saya tentang Seksualitas saya sendiri? • Bagaimana perasaan saya tentang seks di luar nikah? • Bagaimana perasaan saya tentang masalah yang mempengaruhi kehidupan populasi yang paling berisiko seperti pekerja seks, LSL dan Penasun? 16 Pedoman dan Modul Pencegahan Positif kotak di sebelah. Bila fasilitator sebaya mempunyai cukup informasi tentang peserta maka ia dapat memulai sesi dengan tepat. Akan tetapi bila berhadapan dengan orang yang begitu memegang teguh pandangan budayanya mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membahas masalah tertentu. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bila berhadapan dengan orang yang tidak mempunyai banyak informasi tentang HIV, di mana fasilitator sebaya perlu melakukan sedikit kegiatan ekstra sebelum memulai sesi diskusi, mis. menjelaskan penularan HIV.

7. Menyiapkan Tempat dan Materi Diskusi