16
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
kotak di sebelah. Bila fasilitator sebaya mempunyai cukup informasi tentang
peserta maka ia dapat memulai sesi dengan tepat. Akan tetapi bila berhadapan
dengan orang yang begitu memegang teguh pandangan budayanya mungkin
membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membahas masalah tertentu. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah bila berhadapan dengan orang yang tidak
mempunyai banyak informasi tentang HIV, di mana fasilitator sebaya perlu melakukan
sedikit kegiatan ekstra sebelum memulai sesi diskusi, mis. menjelaskan penularan
HIV.
7. Menyiapkan Tempat dan Materi Diskusi
Sesi akan berjalan dengan sangat baik bila dilakukan di tempat yang aman dan nyaman dengan kriteria sebagai berikut:
• Lingkungan yang terjamin kerahasiaannya di mana tidak ada orang yang bisa melihat
atau mendengarkan kegiatan yang sedang berlangsung.
• Lingkungan yang sehat di mana ada cukup cahaya dan sirkulasi udara yang baik. • Tempat yang cukup luas bagi peserta untuk melakukan kegiatan kelompok besar maupun
kecil.
• Tempat yang cukup luas bagi peserta untuk bergerak hilir-mudik saat melakukan kegiatan
ice-breakers atau energizers. Peralatan yang dibutuhkan dalam modul-modul pencegahan positif pada umumnya sama
seperti yang dipakai dalam suatu pelatihan, antara lain:
• Kertas ukuran besar dan kecil. • Spidol dengan berbagai warna.
• Paku payung atau lakbanisolasi tape untuk menempel kertas di dinding terutama lakban
yang tidak merusak tembok. Fasilitas peralatan teknologi canggih lainnya seperti LCD projector beserta laptopnya dan
OHP dapat dipergunakan hanya bila tersedia dan tidak terlalu repot mengopersikannya.
8. Bekerja dengan Kelompok Sebaya
Sesi pelatihan dirancang untuk mendorong peserta agar dapat:
• Berbagi pendapat, ide dan kepedulian dengan sesama peserta lainnya dalam suasana
yang mendukung.
• Membahas masalah secara lebih rinci untuk kepentingan mereka sendiri dan
Contoh pertanyaan yang dapat membantu fasilitator lebih mengenal peserta
• Apa jenis kelamin, usia, latarbelakang budaya dan pendidikan peserta?
• Asal peserta Pedesaan atau perkotaan? • Seberapa jauh pengetahuan mereka
tentang pencegahan HIV? • Bagaimana sikap mereka terhadap seks?
• Apakah mereka mempunyai hambatan budaya atau agama dalam mendiskusikan
topik-topik tersebut?
17
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
mempertimbangkan jalan keluar apa yang tersedia. Pengalaman menunjukkan bahwa bila orang yang terinfeksi HIV berbagi pengalaman dan
secara bersama memikirkan jalan keluarnya, maka ini akan membuat mereka lebih berdaya, khususnya bagi mereka yang mempunyai keterbatasan untuk membahasnya dengan orang
lain secara bebas dan membuka diri. Secara lebih khusus, hal ini dapat membantu mereka membuat keputusan yang positif tentang perilaku seksual mereka atau perilaku lain yang
berisiko.
Sehubungan dengan hal tersebut, sesi diskusi yang bersifat partisipatoris biasanya paling ampuh kalau dilakukan dalam kelompok sebaya karena setiap orang yang berada dalam
kelompok bukan saja orang yang terinfeksi HIV tetapi mungkin juga misalnya sama-sama pekerja seks, LSL, atau penasun.
Kelompok sebaya biasanya ampuh kalau jumlah pesertanya sedikit sekitar 5-6 orang, namun umumnya dalam pertemuan kelompok orang yang terinfeksi HIV biasanya jumlah peserta
rata-rata sekitar 15-20 orang. Ada baiknya dalam kegiatan-kegiatan peserta dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil dan dalam membagi kelompok fasilitator sebaya memperhatikan
komposisi menurut jenis kelamin laki-laki atau perempuan dan bila memungkinkan yang seusia muda atau lanjut. Ini penting karena sesi yang dijalankan dapat mengarah ke hal
yang sangat pribadi, misalnya seorang
perempuan muda akan merasa kurang
nyaman bila berbicara di hadapan laki-laki
lanjut usia. Fasilitator sebaya dalam hal
ini harus menyadari k e m u n g k i n a n
masalah yang muncul karena adanya
perbedaan latar belakang peserta,
menyiapkan diri sebelumnya, dan
bersikap bijaksana. Misalnya pada akhir
suatu kegiatan saat memberi komentar
atau masukkan, ada baiknya fasilitator
sebaya memberi kesempatan pertama
kepada kelompok perempuan lajang.
Bekerja dengan kelompok yang beragam pesertanya Bila ada kelompok yang beragam fasilitator sebaya sebaiknya
menempatkan peserta dalam kelompok dengan pertimbangan hal yang paling menguntungkan mereka. Bagaimana Anda membagi 10
orang peserta yang terinfeksi HIV ke dalam 2 kelompok?
• 3 perempuan menikah • 2 Perempuan lajang
• 1 laki-laki lajang yg pernah berhubunbgan seks dgn perempuan • 2 LSL
• 2 LSL yang sudah punya pasangan Tidak ada jawaban yang benar atau salah karena setiap komposisi
yang diciptakan berdasarkan jenis kelamin, seksualitas atau status sudah pernah atau belum berhubungan seks mempunyai untung
rugi masing-masing. Yang penting adalah membuat peserta nyaman, terutama saat mendiskusikan topik yang sensitif. Jadi fasilitator
sebaya perlu mempertanyakan pada dirinya apakah bijaksana bagi dia dan peserta lainnya bila menempatkan seorang laki-laki lajang
yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki dan tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan ke dalam kelompok semua
laki-laki.
18
Pedoman dan Modul Pencegahan Positif
Hal ini disebabkan karena umumnya mereka adalah kelompok yang sering dan mudah terintimidasi sehingga sulit dalam mengemukakan pendapatnya.
9. Melakukan Kegiatan ”Orang Seperti Kita”