1
Sekretariat Perizinan Penelitian Asing Kementerian Riset Dan Teknologi
DIREKTORI PENELITIAN ASING DI INDONESIA
2010
BAB I PETA PENELITIAN INDONESIA 2010
A. Negara Asal Peneliti Asing Country of Origins
Dalam tahun 2010 terdapat 553 peneliti asing yang telah diberikan Surat Izin Penelitian SIP melakukan penelitian di berbagai daerah di Indonesia. Jumalah terseut
terdiri dari 492 izin penelitian baru dan 61 izin perpanjangan. Mayoritas peneliti tersebut berkewarganegaraan atau berasal dari Negara-negara maju yang menguasai iptek dan
mengalokasikan dana riset yang besar dalam APBN mereka. Dalam tahun 2010 tersebut secara berturt-turut AS, Jepang, Perancis, Inggeris, dan Jerman menempati peringkat lima
besar kemudian diikuti Belanda, Austraia. RRC, Italia dan Kanada menempati peringkat 10 besar. Jepang yang selama sepuluh tahun terakhir selalu menempati posisi teratas,
pada tahun 2010 tergeser oleh Amerika Serikat sedangkan Belanda, Australia, Jerman dan Ingeris selalu menempati posisi peringkat lima besar selama sepuluh tahun terakhir. RRC
merupakan Negara pendatang baru Asia yang mampu menembus posisi sepuluh besar. Berdasarkan kewarganegaraan, terdapat 33 negara asal country of origin peneliti asing
yang melakukan kegiatan penelitian di Indonesia. Gambar 1 di bawah ini menggambarkan komposisi 10 besar negara asal peneliti asing tersebut. Data selengkapnya tentang negara-
negara asal peneliti asing dapat dilihat pada lampiran I.
2
Sekretariat Perizinan Penelitian Asing Kementerian Riset Dan Teknologi
DIREKTORI PENELITIAN ASING DI INDONESIA
2010
Fluktuasi kedatangan peneliti asing yang proposalnya telah disetujui oleh Tim Koordinasi Pemberian izin Penelitian TKPIPA Ristek dapat dilihat pada Gambar 2 di
bawah ini. Berdasarkan grafik tersebut, Bulan Juni merupakan puncak tertinggi dimana jumlah peneliti asing yang akan memulai penelitiannya di Indonesia. Pada bulan tersebut
jumlahnya mencapai 120 orang peneliti.
B. Bidang Penelitian Disciplines
Selama tahun 2010 terdapat 60 disiplin ilmu dan cabang-cabang disiplin ilmu yang diminati dan diteliti oleh peneliti asing di Indonesia. Secara garis besarnya berbaga disiplin
ilmu yang diteliti tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut: a Ilmu Hayati Life Sciences; b Ilmu Kebumian Earth Sciences; dan c Ilmu Sosial
dan Kemanusian Social Sciences and Humanity.
Beberapa bidang penelitian yang dapat dikelompokkan ke dalam bidang Ilmu Hayati Life Sciences antara lain sebagai berikut: a Biologi dan cabang-cabang disiplin
ilmu lainnya seperti Biologi Kelautan, Mikrobiologi, Botani, Zoologi, Primatologi, Patologi, perikanan, dan Kehutanan serta Ekologi. Prosentasi penelitian di bidang Keanekaragaman
Hayati tersebut mencapai 45 dan menempati peringkat tertinggi pada tahun 2010 dan tertinggi selama 10 tahun terakhir. Jika kita analisis dengan seksama, maka besarnya
minat para peneliti asing yang melakukan penelitian di bidang keanekaragaman hayati Biodiversity sangat erat dengan potensi sumber daya alam dan kekayaan keanekaragaman
hayati yang dimiliki Indonesia. Indonesia merupakan negara tropis yang terletak di garis katulistiwa yang sangat kaya dengan flora dan fauna. Bahkan sebagaian flora dan fauna
merupakan species endemic khas yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Negara kita menempati peringkat kedua setelah Brasil sebagai negara mega biodiversity dunia
2010
3
Sekretariat Perizinan Penelitian Asing Kementerian Riset Dan Teknologi
DIREKTORI PENELITIAN ASING DI INDONESIA
2010
bahkan menurut beberapa ilmuwan Biologi seperti Dr. Campbell Owen Webb dari Harvard University, menempatkan Indonesia sebagai negara mega biodiversity peringkat pertama
bila keanekaragaman hayati habitat laut marine biodiversity juga diperhitungkan di samping keanekaragaman hayati daratan terrestrial biodiversity. Gambar 3 di bawah ini
menggambarkan komposisi 10 besar disiplin ilmu yang diteliti peneliti asing di Indonesia dalam tahun 2010.
Berdasarkan data yang ada dapat kita simpulkan bahwa kegiatan penelitian pada disiplin Ilmu-Ilmu Hayati Life Sciences mengalami kecenderungan peningkatan yang
sangat signifinan dibandingkan dengan Ilmu-Ilmu Sosial Social Sciences dan disiplin ilmu lainnya. Hal ini disebabkan oleh dua factor yang mendorong minat para ilmuwan
asing untuk meneliti disiplin Ilmu – Ilmu Hayati, yaitu:
1 Potensi sumber daya alam dan kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki
Indonesia di mana negara ini menempati peringkat kedua setelah Brasil sebagai negara yang paling kaya keaanekaragaman hayatinya mega biodiversity;
2 Tradisi keilmuan, khususnya ilmu pengetahuan alam, setidaknya sudah dimulai
sejak masa penjajahan Belanda yang dikelola secara nasional oleh Natuur Wetenschappelijke Road Voor Nederlands-Indie Dewan Ilmu pengetahuan Alam
Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1928. Bahkan pada akhir abad ke- 18 J.C. Rademacher telah mendirikan Bataviaasch Genootschap voor Kunsten en
Wetenschappen atau Perhimpunan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia. Kemudian pada tahun 1938 juga didirikan Organisatie voor Natuur Wetenschapp 9
Organisasi Ilmu Pengetahuan Alam. Keberadaan ornagisasi ilmiah tersebut sangat menonjol di dunia internasional sehingga pada tahun 1928 dipercaya sebagai
penyelenggara Paciic Sciences Congress IV.
4
Sekretariat Perizinan Penelitian Asing Kementerian Riset Dan Teknologi
DIREKTORI PENELITIAN ASING DI INDONESIA
2010
Disiplin ilmu-ilmu kebumian Earth Sciences yang terdiri dari Geologi 10; Oseanografi 9; Paleoklimatologi 9 dan Geodinamika, Geografi dan Paleoseismologi
masing-masing 1 menempati peringkat kedua mencapai 32 dari jumlah 493 peneliti asing sebagai dissiplin ilmu yang paling banyak diminati oleh para peneliti asing selama
tahun 2010. Sebagai negara yang secara geografik terletak di lingkaran lempeng Asia dan Austronesia dan memiliki banyak gunung api yang masih aktif, pasca peristiwa gempa
bumi besar yang berskala 9,6 Richter dan diikuti oleh Tsunami besar pada penghujung tahun 2004, menjadikan Indonesia semakin terkenal dan menambah daya tarik bagi
para peneliti di bidang ilmu kebumian Earth Sciences untuk meneliti di Indonesia. Indonesia merupakan laboratorium alam bagi para peneliti di bidang ilmu tersebut.
Jumlah penelitian di bidang ilmu kebumian tersebut pada tahun 2010 telah menggeser jumlah bidang penelitian di bidang Ilmu – Ilmu Sosial dan Kemanusiaan yang menempati
peringkat kedua selama 10 tahun terakhir.
C. Mitra Kerja Penelitian Research Counterpart