Aspek Kevalidan berdasarkan Validitas Isi Pembahasan

57 Tabel 6. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Dosen Ahli dan Guru Kelas Nomor Butir Kriteria Penilaian Penilaian dan Komentar Dosen Ahli I Musthofa, M.Sc. Dosen Ahli II Fitriana Yuli.S, M.Si. Guru Kelas Suratmi, S.Pd.

A. Aspek Kevalidan berdasarkan Validitas Isi

1 Kesesuaian indikator dengan KD .Valid Valid Valid 2 Ketercakupan materi .Valid Valid Valid 3 Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran .Valid Valid Valid 4 Keruntutan materi dengan tingkat pengetahuan siswa .Valid Valid Valid 5 Kebenaran konsep .Valid Valid Valid

A. Aspek Kevalidan berdasarkan Validitas Konstruk

6 Orientasi pada pendekatan problem based learning .Valid Valid ciri mendasar berbasis PBL lebih ditonjolkan Valid 7 Kesesuaian konteks pembelajaran dengan kebutuhan dan keadaan siswa .Valid Valid dicoba cari yang dekat dengan keadaan siswa Valid siswa memperoleh pengalaman baru 8 Ketepatan media sehingga siswa dapat belajar secara .Valid Valid diperjelas mana yang untuk individu dan kelompok serta perhatikan waktu Valid media membantu siswa memahami konsep 58 mandiri dan berkelompok 9 Kesesuaian dengan strategi pembelajaran problem based learning .Valid Valid langkah-langkah PBL diperjelas Valid CatatanSaran Istilah transversal perlu diperjelas atau didefinisikan dan alat peraga perlu disetting supaya mudah membuat sudut yang pas missal 70, 60, dan seterusnya Karena materi baru, definisi perlu dijelaskan dan bedakan istilah jumlah dan banyaknya. LKS disusun dengan tampilan yang menarik dan sudah sesuai dengan pembelajaran saintifik. Kesimpulan Layak digunakan dengan revisi. Layak digunakan dengan revisi. Layak digunakan tanpa revisi. Berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli dan guru kelas, media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga layak digunakan dengan beberapa revisi. Hal ini berarti bahwa Media Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Problem Based Learning pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa Kelas VII SMP dinyatakan valid dan dapat digunakan dengan beberapa perbaikan dan perubahan yang disarankan.

3. Revisi Media Pembelajaran

Tahapan selanjutnya setelah validasi dengan dosen ahli dan guru kelas adalah memperbaiki media pembelajaran sesuai saran, masukan, dan pendapat dari validator. Berikut beberapa perbaikan yang dilakukan: a Memperbaiki kembali beberapa penulisan yang masih salah ketik dan kata-kata yang kurang tepat. b Karena materi baru, perlu ditambah dengan definisi garis transversal. 59 Sebelum revisi Belum ada definisi tentang garis transversal. Sesudah revisi c Membedakan istilah “jumlah” dan “banyaknya”, sehingga pada kegiatan-1 di LKS, kata “jumlah” diganti dengan “banyaknya” agar tidak timbul salah penafsiran. Sebelum revisi Sesudah revisi d Untuk kegiatan-kegiatan yang di LKS, diperjelas antara kegiatan untuk diskusi kekompok dan kegiatan individu. 60 Sebelum revisi Sesudah revisi 61 e Langkah-langkah pendekatan problem based learning lebih ditonjolkan PBL. Sebelum revisi Sesudah revisi 62

4. Hasil Uji Coba Media Pembelajaran dan Tes Hasil Belajar

Aktivitas yang dilakukan pada implementasi yaitu uji coba media pembelajaran dan tes hasil belajar untuk melihat hasil belajar siswa. Berikut hasil dari aktivitas tersebut.

a. Hasil Uji Coba Media Pembelajaran

Media pembelajaran diujicobakan di SMPN 1 Mlati, Sleman. Uji coba dilakukan kepada 32 siswa kelas VII. Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dibantu peneliti menggunakan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Peneliti berperan sebagai observer yang bertugas mencatat kejadian saat pembelajaran pada lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk evaluasi proses pembelajaran, sebagai pertimbangan pembelajaran selanjutnya. Peneliti juga membantu guru dalam pembelajaran, seperti membagikan lembar soal dan menemani siswa dalam diskusi. Media pembelajaran digunakan secara berkelompok, sehingga mendorong siswa untuk berdiskusi dengan temannya. Setelah memahami materi yang diberikan, siswa diminta untuk mengerjakan uji pemahaman yang berupa latihan 63 soal untuk memperdalam pemahaman siswa, uji pemahaman ini dikerjakan secara individu, namun tidak menutup kemungkinan ketika mengerjakan soal uji pemahaman, antar siswa akan saling bertukar pendapat dan berdiskusi tentang cara menyelesaikan soal uji pemahaman tersebut. Dilihat pada saat proses pembelajaran, siswa tertarik dengan media pembelajaran yang digunakan, terbukti dengan semangat dan antusias siswa dalam diskusi kelompok. Selain itu pada saat refleksi siswa dapat menyimpulkan dengan baik tentang apa yang telah dipelajari. Media pembelajaran diujicobakan di SMPN 1 Mlati dalam 3 pertemuan sesuai dengan yang direncanakan yaitu pertemuan pertama pada tanggal 4 April 2017, pertemuan kedua pada tanggal 5 April 2017, dan pertemuan ketiga pada tanggal 11 April 2017. Deskripsi pelaksanaan uji coba media pembelajaran pada setiap pertemuan kurang lebih sebagai berikut sesuai dengan hasil observasi selama pembelajaran: 1. Pertemuan Pertama Pada pertemuan pertama, siswa belajar tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang terjadi selama pembelajaran: a Pembelajaran diawali dengan mengulang kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya mengenai pengertian garis, sudut, dua garis sejajar, dua garis tidak sejajar, sudut penyiku, sudut pelurus, dan sudut bertolak belakang. Pada kegiatan apersepsi ini, ada 3 siswa yang masih bingung tentang sudut penyiku dan sudut pelurus. Untuk itu, guru menjelaskan kembali dengan memberikan contoh sudut penyiku dan sudut pelurus yang digambar di papan tulis. Siswa tersebut diberi 64 pertanyaan tentang sudut penyiku dan sudut pelurus, dan siswa tersebut dapat menjawabnya dengan benar. b Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang definisi garis transversal kepada siswa. c Guru mengenalkan tentang media pembelajaran yang akan digunakan, bagaimana cara pengerjaan LKS dan bagaimana cara menggunakan alat peraga bingkai garis dan sudut. d Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kelompok dibagi dengan memperhatikan kesetaraan gender untuk berdiskusi tentang permasalahan-1 yang diberikan pada LKS-1. Pada saat pembagian kelompok, guru sedikit kesulitan karena beberapa siswa ingin membentuk kelompok sendiri. Namun, guru menasehati siswa bahwa kita harus menghargai sesama teman, sehingga kita juga dapat bekerja sama dengan siapapun dan saling membantu satu sama lain. Akhirnya, siswa pun mengikuti nasehat guru, pembagian kelompok dilakukan guru secara acak. e Guru meminta semua kelompok untuk berdiskusi tentang permasalahan-1. Kelompok 1 dan 6 bertanya kepada guru tentang apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan-1. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca lagi petunjuk yang ada di LKS-1, untuk menyelesaikan permasalahan-1, siswa harus mengikuti langkah-langkah kegiatan pada LKS-1 untuk menemukan konsep tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal. 65 f Pada saat siswa mengerjakan kegiatan-1, ada pertanyaan yang muncul dari kelompok- 3 yaitu “apakah setiap siswa boleh membuat model yang berbeda-beda? Atau setiap kelompok harus sama?”, lalu guru menanggapi pertanyaan kelompok- 3 dengan memberi jawaban bahwa setiap siswa boleh memodelkan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dengan model yang berbeda dari siswa lain, meskipun dalam satu kelompok, jadi satu kelompok modelnya tidak harus sama setiap siswa boleh bergantian melakukan percobaan sendiri sesuai keinginan mereka. Dilihat dari kegiatan-1, siswa sangat antusias menggunakan alat peraga untuk memodelkan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal, mereka terlihat lebih aktif dalam belajar. g Selesai mengerjakan kegiatan-1, dilanjutkan kegiatan-2 dan kegiatan-3, pada kegiatan ini sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakannya dengan baik. Meskipun ada beberapa siswa yang masih bertanya dan masih perlu dibimbing dalam pengerjaannya. Siswa tersebut masih ragu menuliskan jawaban di LKS, padahal ketika ditanya oleh guru, mereka dapat menjawab pertanyaan secara lisan dengan baik. h Ketika siswa sudah selesai mengerjakan kegiatan-1, kegiatan-2, dan kegiatan-3, siswa kembali ke permasalahan-1 dan menyelesaikan permasalahan-1 sesuai dengan apa yang telah ditemukan pada kegiatan diskusi sebelumnya. i Setelah selesai berdiskusi, salah satu kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, guru memberi kesempatan kepada kelompok yang bersedia menyampaikan hasil diskusinya, dan kelompok-1 terpilih untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Karena tidak ada tanggapan dari kelompok 66 lain, setelah selesai presentasi, dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan secara bersama-sama dengan guru kelas. j Aktivitas dilanjutkan dengan uji pemahaman tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal yang dikerjakan secara individu, aktivitas ini tetap memungkinkan siswa untuk saling bertukar pendapat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Karena waktu yang terbatas, pembahasan soal uji pemahaman akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya. k Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa melakukan refleksi tentang apa yang telah dipelajari pada pertemuan ini yaitu hubungan antar sudut yang terbentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal. Dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada pertemuan pertama, uji coba media pembelajaran berjalan dengan baik, meskipun di awal ada siswa yang masih bingung tentang cara pengerjaan LKS, guru mengingatkan kembali kepada siswa untuk membaca petunjuk yang ada di LKS dengan cermat, sehingga siswa dapat mengerjakan LKS dengan baik. Selain itu pendampingan guru selama diskusi juga berjalan dengan baik, guru cepat tanggap ketika membantu siswa jika siswa ada pertanyaan atau membutuhkan bantuan. Siswa aktif dalam diskusi dan terlihat senang menggunakan media pembelajaran yang diberikan. Namun, kurangnya waktu membuat pembahasan soal uji pemahaman dilakukan pada pertemuan kedua, sehingga untuk alokasi waktu lebih diperhatikan sebagai perbaikan pada pertemuan kedua. 67 2. Pertemuan Kedua Pada pertemuan kedua, siswa belajar tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang terjadi selama pembelajaran: a Pembelajaran diawali dengan sedikit mengulas kembali materi sebelumnya mengenai hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal. b Pembahasan soal uji pemahaman pada pertemuan sebelumnya, perwakilan siswa menuliskan hasil jawabannya di papan tulis. Dilihat dari jawaban siswa, siswa sudah dapat menjawab soal uji pemahaman dengan benar, meskipun demikian guru meminta siswa untuk menuliskan alasan di setiap jawaban soal uji pemahaman, misalnya alasan mengapa dua sudut mempunyai besar sudut yang sama, alasan yang ditulis siswa dikaitkan dengan hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh satu garis transversal c Guru menjelaskan kepada siswa bahwa materi yang akan dipelajari berhubungan dengan materi sebelumnya, yang membedakan dengan materi sebelumnya adalah dua garis transversal sejajar yang memotong dua garis yang sejajar. Untuk mempelajari materi ini, siswa menggunakan LKS dan alat peraga yang dibagikan. d Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok diskusi seperti pada pertemuan sebelumnya dengan anggota kelompok yang sama. e Guru meminta siswa untuk berdiskusi tentang permasalahan-2 yang diberikan pada LKS-2. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, siswa mengikuti langkah- 68 langkah kegiatan pada LKS-2 untuk memahami konsep hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar. f Kegiatan-1 pada LKS-2 hampir sama dengan kegiatan-1 pada LKS-1, bedanya pada kegiatan ini garis transversal yang memotong dua garis sejajar sebanyak 2 garis. Pada kegiatan-1, semua kelompok dapat mengerjakannya dengan baik. g Mulai pada kegiatan-2, ada siswa dari kelompok-4 yang menanyakan tentang cara pengerjaannya. Kemudian guru meminta siswa untuk membaca lagi perintah yang ada pada kegiatan-2 dan mencoba untuk mengerjakannya kembali. h Selesai mengerjakan kegiatan-2, dilanjutkan kegiatan-3, pada kegiatan-3 sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakannya dengan baik, mereka juga dapat mengukur masing-masing sudut dengan cepat menggunakan konsep materi yang telah dipelajari di LKS-1 pada pertemuan sebelumnya. i Setelah kegiatan-1, kegiatan-2, dan kegiatan-3 selesai dikerjakan, siswa kembali ke permasalahan-2 dan menyelesaikannya sesuai konsep yang telah mereka temukan pada kegiatan sebelumnya. j Aktivitas selanjutnya yaitu presentasi perwakilan kelompok di depan kelas yang diwakili oleh kelompok-2. Karena tidak ada tanggapan dari kelompok lain, kegiatan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan bersama guru kelas. k Kegiatan pembelajaran diteruskan dengan pengerjaan soal uji pemahaman yang dikerjakan secara individu tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar. 69 l Setelah siswa selesai mengerjakan soal uji pemahaman, perwakilan siswa mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Dilihat dari jawaban siswa, siswa sudah dapat mengerjakan soal uji pemahaman dengan baik dan jawaban juga sudah disertai alasan yang tepat. m Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini yaitu hubungan antar sudut yang terbentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar. Dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada pertemuan kedua, uji coba media pembelajaran kedua berjalan dengan baik, meskipun ada siswa yang masih bingung dengan pengerjaan LKS-2 pada kegiatan-2 karena kegiatan-2 pada LKS-2 berbeda dengan LKS-1, namun guru mengingatkan kembali kepada siswa untuk selalu membaca petunjuk pengerjaan LKS dengan cermat sehingga mereka dapat memahaminya dengan baik. Pendampingan guru dalam diskusi juga berjalan dengan baik seperti pertemuan sebelumnya. Siswa aktif dalam diskusi dan terlihat semangat dalam belajar, sebagian besar siswa juga dapat mengerjakan soal uji pemahaman dengan baik. Alokasi waktu juga lebih baik, semua kegiatan dapat dilakukan sesuai rencana termasuk pembahasan soal uji pemahaman. 3. Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga, siswa belajar tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar sebarang dan tidak berhimpit. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang terjadi selama pembelajaran: 70 a Pembelajaran diawali dengan mengulas kembali materi yang telah dipelajari yaitu tentang hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang sejajar. b Guru bertanya kepada siswa tentang bagaimana hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar sebarang dan tidak berhimpit. c Untuk mempelajari materi ini, siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing- masing seperti pada pertemuan sebelumnya menggunakan LKS dan alat peraga yang dibagikan. d Siswa diberikan permasalahan-3 pada LKS-3 yang harus diselesaikan. Untuk menyelesaikannya, siswa harus mengikuti langkah-langkah kegiatan pada LKS-3 untuk memahami konsep hubungan antar sudut yang terbentuk sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar sebarang dan tidak berhimpit. e Pada saat mengerjakan LKS-3, sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan dengan baik. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan pada LKS-3 hampir sama dengan kegiatan-kegiatan pada LKS-2 sehingga siswa sudah tidak kesulitan lagi dalam mengerjakannya, siswa juga semakin paham terhadap materi yang diajarkan. f Setelah semua kegiatan pada LKS-3 telah dikerjakan, siswa kembali ke permasalahan-3 dan menyelesaikannya sesuai dengan apa yang telah dipelajari pada kegiatan-kegiatan di LKS-3. g Perwakilan kelompok yaitu kelompok-5 mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, selesai presentasi muncul pertanyaan dari kelompok-7 yaitu 71 “bagaimana pasangan-pasangan sudut yang terbentuk oleh masing-masing garis transversal itu dapat berbeda?”. Kemudian kelompok-5 langsung menanggapi bahwa pasangan-pasangan sudut yang terbentuk oleh masing-masing garis transversal itu memiliki ukuran sudut yang berbeda karena garis transversal yang memotong kedua garis sejajar tersebut tidak sejajar. h Guru memberikan kesempatan kelompok lain jika ada yang ingin menanggapi jawaban dari kelompok-5. Dari kelompok-8 menanggapi bahwa jawaban kelompok-5 juga sependapat dengan kelompok 8, disusul kelompok lain yang mengatakan setuju dengan kelompok-8. i Guru menegaskan kembali mengenai jawaban dari kelompok-5, dan memberi penjelasan lagi tentang hubungan antar sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal tidak sejajar tersebut, dilanjutkan penarikan kesimpulan bersama siswa. Kegiatan presentasi pada pertemuan ke-3 berjalan dengan baik dan aktif dibanding dengan kegiatan presentasi pada pertemuan sebelumnya, hal ini dikarenakan ada tanya jawab dan tanggapan dari kelompok lain yang membuat mereka untuk saling berdiskusi dan bertukar pendapat. j Aktivitas dilanjutkan dengan pengerjaan soal uji pemahaman yang dikerjakan secara individu. Ssetelah siswa selesai mengerjakan, dilakukan pembahasan soal uji pemahaman. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil jawabannya secara lisan, kemudian dibahas secara bersama-sama dengan guru. Dilihat dari hasil jawaban siswa, terlihat siswa sudah memahami materi yang dipelajari dengan baik. 72 k Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini yaitu hubungan antar sudut yang terbentuk oleh garis sejajar yang dipotong oleh dua garis transversal yang tidak sejajar sebarang dan tidak berhimpit. Dari kegiatan-kegiatan yang terjadi pada pertemuan ketiga, uji coba media pembelajaran berjalan dengan baik, siswa sudah dapat mengerjakan LKS dengan lancar. Kegiatan diskusi dinilai paling baik disbanding dengan pertemuan sebelumnya, karena pada saat kegiatan presentasi, adanya pertanyaan dan tanggapan dari antar kelompok membuat kegiatan diskusi semakin hidup. Siswa sangat aktif dan semangat dalam belajar, sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal uji pemahaman dengan baik. Pendampingan guru tetap dilakukan dengan baik dan alokasi waktu juga berjalan sesuai rencana.

b. Hasil Tes Hasil Belajar

Setelah uji coba media pembelajaran dilaksanakan, untuk mengetahui efektifitas media pembelajaran yang dikembangkan, dilaksanakan tes hasil belajar siswa. Tes hasil belajar dilaksanakan setelah pertemuan ketiga, pada hari Rabu, 12 April 2017. Berikut hasil tes hasil belajar yang telah dilakukan: Tabel 7. Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Keterangan Hasil KKM=70 Mean Nilai Rata-rata 90,38 Median Nilai Tengah 98 Modus Nilai yang Sering Muncul 100 Simpangan Baku Standar Deviasi 14,10 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 46 Siswa yang tidak tuntas 3 siswa Siswa yang tuntas 29 siswa 73 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dari 32 siswa kelas VII B, SMPN 1 Mlati, diperoleh siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa. Sehingga persentase ketuntasan belajar siswa P dapat dicari dengan rumus: � = � � � � � � � ��� � � � = 9 = 9 ,6 Media pemebelajaran dinyatakan efektif jika presentase ketuntasan belajar siswa yang didapat minimal sebesar 70. Dari perhitungan mencari nilai P di atas, didapat presentase ketuntasan belajar siswa P sebesar 90,62. Dengan demikian media pembelajaran matematika yang diuji cobakan di SMPN 1 Mlati dinyatakan efektif. Untuk daftar nilai siswa dari dari hasil tes hasil hasil belajar secara lengkap disajikan pada lampiran D.4.

5. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru setelah Digunakan dan

Hasil Wawancara Guru dan Siswa Media pembelajaran yang telah digunakan, dapat dikatakan praktis jika media pembelajaran tersebut memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui kepraktisan media pembelajaran tersebut, dapat diketahui dari hasil penilaian media pembelajaran yang telah digunakan oleh guru yaitu dengan mengisi lembar penilaian media pembelajaran sesuai dengan penilaian guru, selain itu juga dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai media pembelajaran yang digunakan.

a. Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Guru setelah Digunakan

Hasil penilaian media pembelajaran oleh guru setelah media pembelajaran digunakan, disajikan pada lampiran D.2. Dilihat dari aspek keterbantuan pada butir 74 4 dan 8, media pembelajaran yang disusun dapat membantu guru dalam mengajarkan materi garis dan sudut mengenai hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Dilihat dari aspek kemudahan pada butir 3, 5, 7, dan 9, media pembelajaran yang disusun memudahkan guru untuk memfasilitasi siswa belajar materi yang diajarkan serta siswa juga mudah dalam menggunakannya. Dilihat dari aspek kemenarikan pada butir 4, media pembelajaran yang disusun membuat siswa semakin tertarik dalam mempelajari materi yang dipelajari. Dilihat dari aspek pendekatan Problem Based Learning pada butir 1, 2, dan 10, media pembelajaran yang disusun membuat siswa dapat belajar dari masalah yang disajikan, mendorong siswa lebih aktif, dan mampu belajar secara berkelompok.

b. Hasil Wawancara Guru

Wawancara guru dilakukan dengan guru kelas yaitu Ibu Suratmi, S.Pd. yang dilakukan secara individu oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan media pembelajaran yang telah digunakan, diantaranya kesan dan pesan menggunakan media pembelajaran, ada atau tidaknya kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran, saran atau kritik untuk perbaikan media pembelajaran yang telah digunakan, serta ada atau tidaknya rencana untuk menggunakan kembali media pembelajaran dan mengembangkan media pembelajaran di materi yang lain. Hasil wawancara guru ini disajikan di lampiran D.3, namun secara keseluruhan dari hasil wawancara guru, media pembelajaran yang dikembangkan sangat membantu guru dalam mengajarkan materi garis dan 75 sudut KD.3.13 dan KD.4.13. Hal ini terlihat dari semangat siswa dalam belajar sehingga siswa lebih aktif dan paham dengan apa yang diajarkan.

c. Hasil Wawancara Siswa

Wawancara dengan siswa dilakukan secara individu oleh peneliti. Ada 5 siswa yang dipilih secara acak untuk diwawancarai, pertanyaan yang diajukan yaitu tentang bagaimana kesan pesan selama belajar dengan menggunakan media pembelajaran LKS dan alat peraga. Dari hasil wawancara siswa yang disajikan pada lampiran D.3, siswa sangat senang dan tertarik menggunakan media pembelajaran yang disediakan, siswa lebih antusias dan semangat belajar sehingga mereka tidak bosan dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dalam diskusi untuk belajar tentang materi yang diajarkan, hal ini terlihat ketika siswa mereka memainkan alat peraga yang disediakan dan melakukan lebih dari 3x percobaan dalam setiap kelompok. Mereka antusias untuk membuat model yang berbeda-beda dan menganalisisnya secara berulang-ulang meskipun yang ditulis di LKS hanya analisis dari satu model. Siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan menggunakan media yang dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian oleh guru serta hasil wawancara dengan guru dan siswa dapat diketahui bahwa media pembelajaran yang digunakan dapat membantu dan memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang dikembangkan sangat menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam pembelajaran. Guru dan siswa juga tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas. Guru sangat terbantu terbantu dalam mengajarkan materi dan siswa juga mudah dalam 76 memahami materi yang diajarkan, sehingga media pembelajaran tersebut dapat dikatakan praktis.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga berbasis pendekatan problem based learning PBL pada materi garis dan sudut untuk siswa kelas VII SMP yang akan diketahui kualitasnya dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Pengembangan media pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan Plomp yang terdiri dari fase investigasi awal preliminary investigation, fase desain design, fase realisasi atau konstruksi realization or construction, fase tes, evaluasi, dan revisi test, evaluation, and revision, dan fase implementasi implementation. Pada fase investigasi awal preliminary investigation, peneliti melakukan analisis dan mencari informasi untuk mengidentifikasi masalah yang nantinya akan dicari solusi unruk menyelesaikan masalah tersebut. Fase investigasi awal preliminary investigation telah dilakukan di awal penelitian dan telah dijelaskan di BAB I dalam latar belakang masalah. Berdasarkan analisis yang dilakukan, di SMPN 1 Mlati masih jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, daya serap siswa terhadap materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 masih dibawah 50, selain itu penerapan kurikulum 2013 yang baru dilaksanakan pertama kalinya di kelas VII tahun ajaran 20162017 membutuhkan lebih banyak kegiatan diskusi untuk mendorong siswa aktif dalam proses 77 pembelajaran sesuai amanat dari kurikulum 2013. Dari identifikasi masalah ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada fase desain design, peneliti menentukan pemecahan masalah yang dikemukakan pada fase investigasi awal preliminary investigation. Pemecahan masalah yang dipilih peneliti yaitu membuat media pembelajaran matematika berupa LKS dan alat peraga yang dapat mendukung proses pembelajaran sehingga membuat siswa lebih aktif dan paham terhadap materi yang diajarkan. Pada tahap ini, peneliti merancang dan mendesain terlebih dahulu LKS dan alat peraga yang akan disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran ini sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang telah dirancang oleh peneliti dan dijelaskan di BAB II dalam tabel 1. Penjabaran Kompetensi Dasar. Pada fase realisasi atau konstruksi realization or construction, peneliti membuat media pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Membuat alat peraga dari bahan dan alat yang telah dirancang, membuat LKS dengan desain yang telah dirancang sebelumnya, dimulai dari cover LKS, layout, dan isi LKS. LKS yang dibuat dialokasikan untuk 3xpertemuan yang setiap LKSnya memuat permasalahan, kegiatan diskusi, dan soal uji pemahaman. Selain itu, peneliti juga membuat instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan. Instrument evaluasi yang dibuat yaitu lembar validasi media pembelajaran, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar soal tes hasil belajar, lembar penilaian guru, dan lembar panduan wawancara. 78 Pada fase tes, evaluasi, dan revisi test, evaluation, and revision, peneliti melakukan theoretical testing atau validasi produk untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek kevalidan. Validasi produk ini dilakukan dengan memintakan penilaian, saran, atau pendapat dari dosen ahli dan guru kelas terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Berdasarkan hasil validasi produk yang telah dilakukan, media pembelajaran yang disusun layak diujicobakan di lapangan dengan beberapa perbaikan sehingga media pembelajaran tersebut dapat dikatakan valid aspek kevalidan terpenuhi. Hasil validasi kemudian dievaluasi dan direvisi sesuai dengan penilaian, saran, atau pendapat dari dosen ahli dan guru kelas sebelum diujicobakan di lapangan. Selain itu, evaluasi juga dilakukan setelah media pembelajaran diimplementasikan di lapangan pada fase implementasi implementation. Pada fase implementasi implementation, setelah media pembelajaran direvisi, peneliti melakukan uji coba media pembelajaran di lapangan. Uji coba dilakukan di kelas VII B, SMPN 1 Mlati sebanyak 3 pertemuan dan 1 pertemuan untuk tes hasil belajar. Uji coba penggunaan LKS dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti sebagai pengamat observer. Siswa maupun guru menggunakan LKS dan alat peraga yang dikembangkan dalam proses pembelajaran. Pada awalnya masih ada beberapa siswa yang bingung dalam pengerjaan LKS, namun sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan LKS dengan baik. Guru juga tetap membimbing dan mendampingi siswa dalam berdiskusi sehingga ketika ada siswa yang kesulitan, guru dapat langsung membantu. Peneliti yang berperan sebagai observer juga ikut membantu guru dalam pendampingan diskusi siswa. Uji coba media pembelajaran 79 yang dilaksanakan pada fase implementasi ini dilakukan sebanyak 3xpertemuan. Pada saat uji coba media pembelajaran dilakukan, di awal pertemuan ada beberapa siswa yang masih bingung dalam pengerjaan LKS. Namun setelah diberi penjelasan oleh guru, siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam pengerjaan LKS. Untuk penggunaan alat peraga, guru dan siswa tidak mengalami kesulitan dalam menggunakannya, hal ini dikarenakan alat peraga disusun dengan sederhana dan mudah digunakan. Siswa justru merasa senang dan aktif dalam belajar, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan atau jenuh dalam belajar. Siswa secara aktif melakukan beberapa percobaan untuk memodelkan dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal menggunakan alat peraga bingkai garis dan sudut. Di setiap pertemuan selalu ada siswa yang bertanya tentang materi yang didiskusikan, meskipun demikian guru selalu menanggapi pertanyaan siswa dengan baik sehingga membuat siswa dapat memahami jawaban guru dengan jelas. Pendampingan guru pada setiap kelompok diskusi selalu dilakukan untuk membantu siswa jika ada pertanyaan-pertanyaan yang belum dapat mereka pahami. Dalam hal ini, peneliti sebagai pengemat observer juga membantu guru untuk pendampingan diskusi. Secara keseluruhan, pembelajaran yang dilakukan dengan media pembelajaran yang dikembangkan selama 3xpertemuan, dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar. Setelah implementasi selesai dilakukan, dilakukan empirical testing untuk mengetahui kualitas media pembelajaran dari aspek kepraktisan dan keefektifan. Untuk mengetahui kualitas dari aspek keefektifan dilakukan tes hasil belajar dengan 80 batas nilai ketuntasan minimal 70. Dari tes hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 90,62 dengan nilai rata-rata kelas mencapai lebih dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 70. Dengan demikian, media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan efektif aspek keefektifan terpenuhi. Untuk mengetahui kualitas dari aspek kepraktisan dilihat dari lembar hasil penilaian guru serta hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai media pembelajaran yang telah digunakan di dalam kelas. Berdasarkan hasil lembar penilaian oleh guru dan hasil wawancara, media pembelajaran yang digunakan dapat membantu serta mempermudah guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media pembelajaran tersebut, guru merasa terbantu ketika mengajarkan materi garis dan sudut, siswa juga lebih tertarik dalam belajar dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan, sehingga media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan praktis aspek kepraktisan terpenuhi. Berdasarkan hasil validasi, hasil uji coba media pembelajaran di sekolah, hasil tes hasil belajar, hasil penilaian oleh guru, serta hasil wawancara guru dengan siswa dapat diketahui bahwa media pembelajaran matematika yang dikembangkan berupa LKS dan alat peraga berbasis pendekatan problem based learning PBL pada materi garis dan sudut KD.3.13 dan KD.4.13 memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. 81

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP.

0 0 18

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI PERBANDINGAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 15

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK PERSAMAAN GARIS LURUS KELAS VIII SMP.

1 9 18

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI GARIS DAN SUDUT UNTUK SISWA SMP DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 325

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

3 19 411

Pengembangan perangkat pembelajaran matematika berbasis problem based learning (PBL) pada materi perbandingan dan skala untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP kelas VII.

1 24 519

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL SISWA SMP KELAS VII.

0 1 48

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN RPP DAN LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

7 48 463

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS AUTOPLAY MEDIA STUDIO MATERI GARIS DAN SUDUT SISWA KELAS VII MTs Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 33