Teori Peran KAJIAN TEORI

e. Decision making pengambil keputusan Yaitu keterlibatan suami dalam pengambilan keputusan kesehatan reproduksi yang berpihak pada istri. Dengan keterlibatan ini suami akan mengambil keputusan dalam keluarga yang berpihak kepada istri, baik melalui diskusi dengan istri maupun tidak. Keterlibatan ini dalam wilayah publik, suami menempatkan posisi yang membuatnya memiliki otoritas untuk mengambil keputusan yang juga berpihak kepada istri, mulai dari penyusunan undang- undang dan pengembangan teknologi hingga penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi. Contohnya merencanakan jumlah anak, mengasuh anak dan mendidik anak. f. Practicing keterlibatan suami dalam kontrasepsi Yaitu keterlibatan suami dalam kontrasepsi. Alat kontrasepsi dan pemakaiannya seharusnya tidak selalu ditujukan pada istri, tetapi juga pada suami. Keterlibatan ini secara psikologis tidak akan menempatkan tubuh istri sebagai obyek dari kebijakan pengembangan teknologi dan kependudukan yang diambil korporasi dan negara. Secara etis, dalam lingkup keluarga keharusan pemakaian alat kontrasepsi itu menjadi semakin kuat untuk menghindarkan istri dari IMS Infeksi Menular Seksual dan resiko pemakaian alat untuk mengendalikan kelahiran KB. Contohnya Bentuk partisipasi laki-laki suami dalam KB dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi laki- laki atau suami secara langsung sebagai peserta KB adalah keikutsertaan suami dalam menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan, seperti kondom, vasektomi kontrasepsi pria.

14. Teori Peran

commit to user Pengertian peran menurut Soerjono Soekanto 2002, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan status, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Menurut BKKBN 2007 Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya pada Keluarga Berencana KB sangat berpengaruh terhadap kesehatan. a. Peran Suami Sebagai Motivator Dalam melaksanakan Keluarga Berencana, dukungan suami sangat diperlukan. Seperti diketahui bahwa di Indonesia, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi si istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai. b. Peran suami sebagai edukator Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh perpustakaan.uns.ac.id commit to user dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita istri saja. c. Peran suami sebagai fasilitator Peran lain suami adalah memfasilitasi sebagai orang yang menyediakan fasilitas, memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga kesehatan yang sesuai. Menurut Romauli dan Vindari 2012 peran wanita adalah serangkaian perilaku yang diharapakan sesuai dengan teori posisi sosial yang diberikan kepada wanita. Peran menerangkan pada apa yang harus dilakukan wanita dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan mereka sendiri dan harapan orang lain. Dalam penelitian ini menekankan peran wanita dalam keluarga. Menurut Romauli dan Vindari 2012, peran wanita dalam keluarga antara lain: perpustakaan.uns.ac.id commit to user a. Peran wanita sebagai istri dan pendamping suami Keberhasilan suami didukung oleh dukungan dari seorang istri. Untuk itu peran wanita sebagai istri pendamping suami diantaranya memposisikan diri sebagai istri sekaligus ibu, teman, dan kekasih bagi suami. Menjadi teman diskusi seraya memberikan dukungan motivasi kepada suami. Berbagi rasa suka dan duka serta memahami keadaan keadaan, kedudukan, tugas dan tanggung jawab suami. Menjaga kesesuaian hubungan suami istri. b. Peran wanita sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anak Setelah melahirkan, wanita akan berperan sebagai ibu. Bila ibu tersebut mampau menciptakan iklim psikis yang gembira, bahagia dan bebas sehingga suasana rumah tangga menjadi semarakdan bisa memberikan rasa aman, bebas, hangat dan menyenangkan. Selain berperan sebagai ibu, wanita juga berperan dalam mendidik dan menciptakan moralitas dan akhlak yang baik bagi anak- anaknya. c. Peran wanita sebagai partner seks Tujuan berumah tangga adalah meneruskan keturunan, dengan begitu hubungan intim pasangan suami istri sudah menjadi satu kesatuan. Ada relasi seksual yang memuaskan, sehingga terjadi kehidupan seks yang perpustakaan.uns.ac.id commit to user memuaskan. Kehidupan seks yang memuaskan disebabkan karena kehidupan psikis yang stabil, imbang tanpa konflik-konflik batin yang serius. Ada kesediaan untuk memahami partnernya serta rela berkorban. d. Peran wanita sebagai pengaturpengelola rumah tangga Dalam hal ini terdapat relai-relasi formal dan semacam pembagian kerja diaman suami bertindak sebagai pencari nafkah, istri berfungsi sebgai pengurus rumah tangga tetapi seringkali juga berperan sebagai pencari nafkah. Dalam pengurusan rumah tangga hal yang sangat terpenting adalah faktor kemampuan membagi waktu dan tenaga untuk melakukan berbagai macam tugas rumah tangga. commit to user

B. Penelitian Terdahulu